Bab 2 – Buku Harian Lompatan Waktu Kamijou Touka Yang Sebenarnya Ingin Menjadi Mesra
Aku, Kamijou Touka, suka shōch [1] . Namun, jika seorang wanita berusia 28 tahun sepertiku terus-terusan meminum itu, orang mungkin akan melihatku seperti pria tua. Itu sebabnya aku berencana minum koktail lemon sour hari ini. Dengan itu, setidaknya aku seharusnya terlihat sedikit lebih feminin. Jika aku minum bir, itu masih membuatku terlihat seperti orang tua, tapi jika aku minum cassis atau Kahlúa, itu terlalu manis untukku. Jadi, aku harus puas dengan lemon sour. Shōch ubi jalar adalah yang terbaik, tapi aku tidak boleh minum itu.
Jika ada, bawahanku yang salah, tiba-tiba mengajak seorang wanita untuk minum. Aku punya kekhawatiranku sendiri, mengerti? Aku tidak punya banyak waktu untuk memperbaiki riasanku, tapi seharusnya tidak masalah, ‘kan? Tidak ada robekan di pahaku, 'kan? Aku penasaran…Aku ingin pulang dulu dan memeriksanya, dan juga memakai pakaian dalam khusus pertempuran milikku! Dan sekarang aku duduk di sini, menatap lemon sour-ku, mengkhawatirkan hal-hal yang tidak perlu seperti itu.
“Terima kasih banyak untuk hari ini, bu bos. Pekerjaanmu dalam pemeliharaan tadi terlihat sangat terampil dan menakjubkan!”
“M-Menurutmu begitu? Nah, pastikan untuk tidak main-main dengan persiapan pertemuan berikutnya, oke? Aku bertaruh pada kepribadianmu yang ramah untuk mendapatkan penilaian baik dalam pekerjaan besar ini, Shimono-kun, jadi aku berharap untuk melihat hasilnya. ”
"Apakah begitu? Terima kasih banyak!"
Kampret… Shimono Nanaya, setiap reaksinya sangat imut. Dia sangat canggung di tempat kerja, tapi kepribadiannya yang ramah dan terbuka memberinya penilaian baik dari semua mitra dan pelanggan kami. Setelah memberinya pekerjaan besar ini, aku dapat melihat kalau dia memiliki bakat untuk itu. Dan jika dia gagal, akan kupastikan untuk bertanggung jawab, karena aku adalah atasannya.
"Katakan, bu bos, bukankah kamu terlalu banyak menaruh mustard di tahu gorengmu?"
“Eh, begitukah menurutmu? Karena aku minum alkohol, sulit bagiku untuk merasakan rasa yang berbeda.”
“Ahahaha. Ah, gelasmu sudah kosong, bu bos. Apakah kamu ingin minum sesuatu lagi? ”
“Kamu tidak harus begitu perhatian, sungguh. Aku bisa memesannya sendiri. Bersikaplah biasa. Permisi, tolong lemon sour satu lagi!” Aku mengangkat tanganku, memanggil karyawan itu.
Meskipun saat itu adalah Rabu malam yang biasa, tempat itu ramai.
“Bu bos, apakah kamu tidak minum shōch malam ini? Saat dengan asisten manajer, kamu akan selalu mengatakan kalau shōch ubi jalar adalah yang terbaik, ‘kan?”
"Lupakan! Apa yang ingin kuminum adalah pilihanku sendiri!”
Aku minum lemon sour sekarang, jadi peka lah, dasar bodoh! Ahh, hanya untuk dia, aku peduli dengan penampilanku di depan orang lain, tapi kurasa itu tidak akan berhasil. Ketika aku meletakkan telapak tanganku di dahiku, menghela nafas, aku melihat Shimono-kun menatapku dengan linglung, belum lagi dengan mulut yang terbuka. Apa kau ini bocah!
“A-Apa? Apa ada sesuatu yang menempel di wajahku?”
"Aku hanya berpikir betapa cantiknya pemandangan ini."
“A… apa… apa?! Kenapa kamu mengatakan itu?! Apakah kamu bodoh?! Apakah kamu berencana untuk menggodaku, membuatku mabuk, dan kemudian menembakku di hotel cinta?! Menembakkan magnum rapid firemu ke arahku seperti pria berdarah panas?! Ah, itu sebabnya kamu begitu bersikeras aku harus minum shōch. Ya, bos Kamijou ini telah menduga itu semua, terima kasih banyak! Tapi aku minta maaf untuk mengatakan, itu kekalahanmu! Lagipula, aku sudah menduganya! Itu sebabnya kamu memujiku dengan menatap langsung ke wajahku! Kamu bodoh!"
Tentu saja, wajahku memerah setelah mendengar kata-katanya. Lagi pula, alkohol biasanya langsung memengaruhi kepalaku, aku bukan orang yang suka bicara tentang itu biasanya. Juga, ada apa dengan pria ini? Dia memiliki wajah imut seperti anjing padang rumput tapi sebenarnya adalah serigala. Mengatakan kalau seseorang cantik dengan acuh tak acuh...Apakah dia pikir aku ini wanita gampangan? Ah, aku menyukainya!
“Kamu salah, bu bos. Aku berbicara tentang kukumu, bukan wajahmu! Kamu baru saja merawat kukumu, ‘kan?”
“Kuku!!”
Jadi bukan wajahku?! Betapa inginnya dia mempermalukanku…Aku benar-benar kalah di sana. Ahh, sangat memalukan. Tapi fakta kalau dia bahkan memperhatikan kukuku seperti itu membuatku bahagia pada saat yang sama! Aku menyukainya!
"Tentu saja, wajahmu sama cantiknya."
"Aku akan membunuhmu."
Aku sangat menyukainya!
“Eeek, maafkan aku, aku tidak bermaksud menghinamu.”
Seperti yang mungkin sudah kau duga, aku, Kamijou Touka, memiliki perasaan pada bawahanku, Shimono Nanaya. Tentu saja, perasaan itu sama sekali tidak berbalas. Namun, mencoba untuk mendapatkan bawahan sebagai atasan membutuhkan keberanian yang cukup besar. Saat ini, pengakuan cinta seperti apa pun akan segera dianggap sebagai pelecehan seksual atau penyalahgunaan kekuasaan. Ya, tidak, aku hanya takut ditolak, itu saja.
Belum lagi dia tampaknya masih menaruh hati pada seorang wanita. Di pesta akhir tahun, dia memberitahuku tentang itu beberapa kali. Kalau tidak salah dia seniornya saat SMA. Heh, yang paling menyakitkan adalah aku sebenarnya adalah seniornya juga. Ketika dia bergabung dengan perusahaan kami, aku segera sadar itu, tapi aku tidak pernah membicarakannya, jadi dia mungkin sudah lupa. Meskipun aku adalah ketua OSIS…Yah, kami tidak pernah memiliki hubungan apapun meskipun begitu, jadi aku tidak bisa menyalahkannya… Meskipun itu menyakitkan bagiku.
Karena itu aku terus bersikap sangat keras padanya di tempat kerja. Itu benar, aku mencampurkan urusan pekerjaan dan pribadi. Aku tidak bisa menahannya! Aku tidak bisa jujur sama sekali! Apakah ini yang mereka sebut tsundere? Imut, ‘kan? Tidak, aku tahu, itu sama sekali tidak imut. Tapi, itulah kenapa atasan yang tidak berguna sepertiku semakin jatuh cinta pada bawahanku Shimono-kun, yang mengajakku keluar hari ini.
*
Oh tidak, aku mabuk. Kukira tiga bar terlalu banyak. Tapi, belum cukup. aku masih bisa. Aku tidak punya banyak kesempatan untuk berduaan dengan Shimono-kun seperti ini. Aku masih jauh dari selesai~!
Atau begitulah aku menyemangati diriku sendiri, tapi Shimono-kun benar-benar tampak putus asa mengajakku pulang. Kami ada pekerjaan besok? Seolah aku peduli! Jangan meremehkan Kepala Bagian Kamijou Touka ini! Jika aku tidur selama tiga jam, aku dapat memberikan kinerja terbaikku! Saat aku berusaha keras untuk menjaga langkahku agar tidak terlalu terhuyung-huyung, Shimono-kun melakukan yang terbaik untuk menopangku dan memeluk bahuku. Ahh, sangat memalukan~ Tetap saja, lengannya sebenarnya cukup berotot. Kupikir itu tidak terlihat karena pakaian yang dia kenakan. Mungkin aku harus memujinya untuk itu dengan dalih mabuk? Urk, aku terlalu malu, aku tidak bisa mengatakannya.
Malam telah berlalu cukup lama, yang membuat udara di sekitar kami terasa sangat dingin, hingga bahunya terasa hangat dan nyaman. Aroma jasnya mengingatkanku pada bar terakhir, dan itu membuatku merasa damai. Juga, Shimono-kun benar-benar pandai menjaga orang seperti ini. Jangan bilang padaku…
“Hmph, apakah kamu selalu menipu dan merayu wanitamu dengan cara ini, Shimono~?”
Aku menggembungkan pipiku ketika dia mengemukakan alasan dia tidak populer dan apalah itu. Kenyataannya, dia populer dibanding Takano-san dan Suzuki-san di kantor kami. Dia terlalu merendah, atau dia kurang menghargai dirinya sendiri secara realistis. Belum lagi dia sekarang mengubah topik, berbicara tentang seberapa populernya aku dan sebagainya.
"Tidak tertarik."
Aku tidak tertarik pada anak laki-laki lain. Kecuali Shimono-kun, aku—
"Tidak tertarik!"
Membuat seorang wanita mengatakan hal seperti itu, pria ini…
"Bagaimana denganmu?"
“Hm?”
"Aku bertanya apakah kamu tertarik pada cinta dan semacamnya."
Aku bertanya padanya! Aku benar-benar bertanya padanya! Jawab itu! Sekarang, katakan padaku jawabanmu, Shimono-kun! Hah? Mendedikasikan diri pada pekerjaannu? Aku tidak membutuhkan itu! Jawab aku dengan serius!
“Y-Yah,ada seseorang yang kukagumi saat SMA, tapi …”
Aku tercengang. Lagi-lagi itu?! Ahhh, sangat membuat frustasi! Kau bahkan tidak mengingatku, tapi kau terus berbicara tentang gadis itu! Sangat membuat frustasi…oh sangat membuat frustasi…! Kenapa aku tidak pernah bisa mendekati Shimono-kun saat SMA. Aku hanya bisa melihatnya dari jauh. Kenapa aku tidak pernah bisa jujur? Aku benci kepribadianku… Ahh, aku merasa mual… Tidak lagi…
"Apakah kamu baik-baik saja, bu bos?!"
*
Beberapa menit kemudian, aku berhasil pulih sedikit dari ingin muntah berkat Shimono-kun yang merawatku. Aku benar-benar senang aku tidak muntah tepat di depannya. Lalu, di mana ini? Sebuah kuil? Aku tidak ingat ada kuil di sekitar sini. Sebuah kuil, ya…Mungkin aku harus berdoa. Itu harusnya tidak masalah.
“Waktunya kunjungan kuil~!”
Aku menari di sepanjang tanah, berjalan ke kuil depan.
"Bu bos, jika kamu terlalu banyak bergerak, kamu akan mulai merasa sakit lagi, tahu?"
Dia benar-benar baik. Dia tidak akan bisa menyesuaikan diri dalam masyarakat ini. Nah, itu yang kusuka darinya. Bagaimanapun, waktunya untuk berdoa~ Aku mempersembahkan beberapa uang recehan, dengan dua bungkukan dan dua tepukan. Langit berbintang tampak indah malam ini, menciptakan suasana yang agak romantis. Aku mungkin tidak terlihat seperti itu, tapi aku bisa jadi gadis yang tergila-gila dengan cinta, kau tahu. Padahal, aku bertanya-tanya apa yang dia harapkan? Mungkin naik jabatan? Jika dia ingin bertemu dengan orang yang dia kagumi sekali lagi, aku mungkin akan jadi gila karena cemburu, jadi aku tidak akan memikirkannya lebih dari ini.
Aku punya satu keinginan sederhana. Aku ingin mengubah kepribadian buruk ini yang tidak memungkinkanku untuk jujur. Dan, jika para dewa bermurah hati hari ini, aku ingin kembali ke masa SMA-ku. Kemudian, aku akan mengubah kepribadianku. Aku akan mendekati Shimono-kun sendiri. Pada kenyataannya, seorang gadis mesra dan imut akan menang dari tsundere. Sekarang setelah aku berusia 28 tahun, aku akhirnya sadar itu. Itu sebabnya, tolong…beri aku kesempatan untuk mengulang semuanya.
…Fiuh, aku benar-benar mabuk, ya.
*
Keesokan harinya, saat ini sudah mencapai jam 4 sore, dan aku bersiap untuk pulang. Sebenarnya ada alasan bagus kenapa aku bersiap pulang sebelum jam kerjaku berakhir. Yaitu, aku tidak sedang di kantor, tapi di sekolah. Jam sekolah sudah berakhir untuk hari ini, jadi tentu saja aku pulang.
Pagi ini, ketika aku bangun, aku sadar kalau aku sudah melompati waktu sebelas tahun ke masa lalu. Kesadaran ini dihasilkan dari pengamatan beberapa petunjuk dan bukti di sekitarku. Itu memang mengejutkanku pada awalnya, tapi tidak sepenuhnya mustahil bagiku untuk menerimanya. Lagi pula, aku sebenarnya percaya pada fenomena supranatural seperti hantu, makhluk hidup tak dikenal, takdir, dan sejenisnya. Kenapa? Itu membuat hidup lebih romantis, ‘kan?
Jika begitu, maka lompatan waktu ini terdengar sangat mungkin. Aku masih memiliki ingatan samar tentang tadi malam. Di sebuah kuil, belum lagi kuil yang tidak kukenal. Poin itu sendiri mencurigakan. Dan, aku berharap bisa kembali ke masa SMA-ku. Keinginan itu kemungkinan besar telah terkabul. Pasti kuil itu yang mengabulkan permintaanku. Harusnya begitu. Ah, romantis sekali. Terima kasih Dewa. Cinta, aku mencintaimu.
Karena aku diberikan hadiah yang begitu romantis, kali ini aku pasti akan melakukan apa yang kukatakan, dan dengan agresif mendekati Shimono-kun. Dengan pemikiran itu, aku segera memasukkan buku-buku sekolah dan alat tulis ke dalam tasku, bersiap. Shimono-kun yang berusia 16 tahun seharusnya berada di lantai di bawah lantai ini. Sebelum dia pulang, aku akan menemuinya dan mengajaknya pulang bersamaku. Tanpa pertemuan di antara kami, tidak ada yang akan dimulai.
“Hei, Touka! Orang ini punya urusan denganmu!”
Tiba-tiba, seorang teman sekelas laki-laki memanggilku. Dia terlihat seperti orang yang suka pesta. Siapa dia? Aku bahkan tidak ingat namanya. Saat SMA, aku benar-benar fokus pada tugas OSIS dan ujian masukku, dan aku tidak benar-benar tertarik pada anak laki-laki selain Shimono-kun.
Ketika aku melihat ke arah sumber suara, aku melihat orang-orang berkumpul di sebelah pintu. Bersama dengan anak laki-laki itu berdiri seorang gal (aku ingat namanya, kalau tidak salah Sanada-san), juga seorang anak laki-laki imut yang bahunya meringkuk. Tidak seperti dasi merahku, dia memakai dasi biru, menandakan kalau dia adalah anak tahun pertama. Aku merasa seperti pernah melihatnya sebelumnya......Tunggu, tunggu.
Aku membeku. Itu adalah Shimono-kun. Tidak diragukan lagi, itu Shimono Nanaya-kun SMA. Sangat imuti. Super duper imut! Oh sial, apakah aku benar-benar memiliki kecenderungan shotacon ? Tidak, tenanglah diriku. Aku kelas dua SMA sekarang, hanya ada celah satu tahun antara aku dan Shimono-kun, sama seperti dulu. Agar orang-orang di sekitarku tidak menyadari kegembiraanku, aku dengan hati-hati berdiri, berusaha mengendalikan diri. Dengan tas di tangan, aku berjalan ke arahnya.
Semua orang menatapku seperti orang gila. Tenang. Tenang, Touka. Ini adalah kesempatan terbaik yang pernah kau dapatkan. Aku berencana untuk mendekatinya, namun dia sendiri datang ke sini untuk menemuiku. Tapi, kenapa dia malah datang ke sini? Kita tidak pernah bertemu selama SMA. Sebenarnya, ada satu kali , tapi itu belum terjadi saat ini. Peristiwa ini tidak pernah terjadi dalam sejarah yang kutahu. Mungkin itu pengaruh lompatan waktuku?
Oh tidak, sekarang aku benar-benar tegang. Kau harus berbicara dengannya, Touka! Dengan tenang, dan dengan ekspresi santai. Berbicara dengan alami!
“U-U-Um! Aku tahun pertama, namaku Shimono Nanaya! Kamijou-senpai, maukah kamu berteman denganku?!”
Waktu berhenti. Bukan hanya kakiku, waktu itu sendiri terhenti. Tidak ada lagi ruang kosong di otakku. Aku terdiam, bergerak seperti orang yang berjalan dalam tidur. Namun, aku hampir tidak berhasil menghilangkan kebingungan dan kekacauan pikiranku dan bangun dari status tidurku. Cukup. Aku bahkan tidak punya waktu untuk berpikir. Yang paling penting adalah menjalin hubungan, apa pun itu. Itu yang paling harus diprioritaskan. Sampai pelanggan menandatangani kontrak, tidak ada yang selesai. Tapi, saat aku sedang mempersiapkan mental, dua orang di sebelah Shimono-kun terlalu berisik, aku tidak bisa fokus sama sekali. Jangan menghalangi sekarang, oke?
“Hei, diamlah.” aku mendesak mereka untuk tutup mulut.
"Ya! Aku minta maaf!"
Untuk beberapa alasan, Shimono-kun yang meminta maaf. Bukan itu maksudku.
“Bukan kamu, tapi mereka berdua. Aku benar-benar berharap kalian bisa berhenti bertingkah begitu bersemangat tentang sesuatu yang bukan urusan kalian.”
Jangan berani-beraninya kalian menggertak Shimono-kun SMA-ku yang imut. Dengan jantung berdebar, aku angkat bicara.
“Shimono Nanaya-kun. Sebagai perayaan pertemanan kita, bagaimana kalau kita pulang bersama?”
Baiklah, aku berhasil mengatakannya! Bagus sekali, Touka! Yes! Kelas jadi ribut karena suatu alasan, tapi aku bahkan tidak peduli tentang itu. Saatnya! Sekarang Operasi Kembali Menjadi Gadis Mesra-ku dalam kecepatan penuh!
*
Bang— Bang—
Hari kedua setelah melompati waktu kembali ke masa lalu—
Bang— Bang—
Di hari keduaku, semuanya berakhir—
Bang— Bang—
Tidak, ini bahkan lebih buruk. Aku sejak awal seharusnya tidak melompati waktu ke masa lalu.
Bang—
"Berhenti! Kepalamu akan retak! Kamu tidak bisa membuka mesin penjual otomatis dengan keahlianmu saja!”
Saat aku sibuk membenturkan kepalaku ke mesin penjual otomatis, Shimono-kun dengan paksa menarikku menjauh darinya, menahanku. Tidak mungkin. Tidak mungkin. Shimono-kun juga melompat ke waktu ini?! Bagaimana itu bisa terjadi?! Jika ini adalah cerita fiksi, aku akan segera memberikan keluhan kepada pencipta aslinya. Bagaimana aku bisa memperbaiki kesalahanku jika kami berdua melakukan perjalanan kembali ke masa lalu?! Ini tidak ada artinya lagi!
Tidak, itu bahkan bukan masalah terbesar. Kemarin, aku bertindak dengan asumsi kalau Shimono-kun tidak melakukan perjalanan kembali ke masa lalu. Bawahanku sendiri melihatku bertingkah mesra dan genit padanya. Harakiri . Biarkan aku memotong perutku, dan mati karena malu! Ahhhh, sangat memalukan! Apakah kau bercanda?! Kau Dewa yang kuberi doa, segera turun ke sini! Apa yang kau pikirkan?! Apakah ini hanya sebuah kesalahan? Sebuah kesalahan?! Jika begitu, beri tahu atasanmu! Bawa mereka ke sini agar mereka bisa bertanggung jawab! Lagi pula, siapa yang lebih superior dari dewa manapun? Amaterasu? Zeus? Seolah aku peduli! Bawa mereka semua ke sini! Kembalikan masa mudaku sialan! Gaaaah!
"Um, apakah bu bos yang kemarin hanya akting?"
Kami sedang duduk di bangku dekat mesin penjual otomatis, dan tepat saat mentalku sudah tenang, Shimono-kun menanyakan pertanyaan itu padaku. Pria ini…apakah kau serius menanyakan itu padaku?! Juga, kaulah yang mencariku lebih dulu, ‘kan?! Itu benar, kenapa dia mendekatiku setelah melompati waktunya?
“Aku tahu kita berasal dari sekolah yang sama, tapi sepertinya kamu tidak mengingatku, jadi kupikir sebaiknya aku mencoba keberuntunganku kali ini dan berusaha agar kamu mengingatku.” Shimono-kun menjawab pertanyaanku dengan ekspresi bermasalahnya yang biasa.
Benarkah? Jadi dia mengingatku? Yah, bagaimanapun juga, aku adalah ketua OSIS, jadi aku yakin dia akan ingat. Tetap saja, huh. Jadi dia sangat ingin aku mengingatnya? Huh~ aku masih bisa melakukan ini! Aku masih punya kesempatan, 'kan?! Satu kesempatan terakhir saat ini! Setidaknya, sepertinya Shimono-kun tidak membenciku. Sejujurnya, aku takut pada saat dia baru saja tahu kalau aku adalah atasannya yang menakutkan dan mengerikan, tapi bukankah ini sepertinya dia berpikiran positif tentangku?!
Jika begitu, maka selama aku menambahkan alasan cerdas agar dia tidak menganggapku seperti wanita penguntit yang menyeramkan, aku bisa terus maju. Lagipula, aku cukup pandai membuat alasan mendadak.
“Begitu…Jadi itu sebabnya kamu bersikap begitu baik padaku.”
“I-Itu benar! Ya, begitulah! Tentu saja! Apa aku terlihat seperti tipe orang yang akan bertingkah mesra seperti itu?”
"Tidak, itu tidak terlihat sepertimu."
“Benar, benar! Itu sebabnya, lupakan saja semua yang sudah terjadi. Oke?"
Kerja bagus diriku, aku berhasil melewati rintangan ini.
“Haaa… Ketua yang lembut itu sangat imut…”
Apa, serius?! Jadi kerja kerasku ini sebenarnya ada nilainya?! Ahh, aku sangat senang! Nah, itu mengubah banyak hal. Begitu aku sampai di rumah, aku harus memikirkan kembali rencana operasiku. Itu benar, jika aku berhenti berusaha sekarang, masa depan yang sama akan terjadi lagi. Sebelum senior yang terus dia bicarakan itu muncul, aku harus menjadikannya milikku. Kamijou Touka masih belum selesai bertingkah mesra!
Gruuumble~
Tapi sebelum itu, aku akan kembali ke udon yang kutinggalkan. Tidak dapat berpikir dengan perut kosong, seperti yang mereka katakan.
[1] minuman beralkohol Jepang yang dibuat dari ubi jalar, nasi, dll.
Mantap min
ReplyDeleteTerima kasih untuk babnya
ReplyDeleteDitunggu lanjutannya min
ReplyDeleteLanjut
ReplyDelete