OmiAi - Chapter 138 Bahasa Indonesia


 Bab 138 – Tarik dan ulur


Sekitar awal Juni. 

Di SMA Yuzuru bersekolah, diadakan apa yang disebut "tes kebugaran". 

Stadion/gimnasium di dekat sekolah disewa dan digunakan selama satu hari bagi semua siswa untuk mencatat hasilnya. 

… Tapi itu bukan kegiatan yang menarik. 

Jika bicara jujur, tidak ada pelajaran dan dia bisa merasakan suasana sedikit berbeda dari biasanya. 

Di atas semua itu, dia sedikit lelah karena selesai harus berolahraga. 

… Itulah sisi negatifnya. 

Untuk diketahui, itu akan menjadi tes kebugaran pertama bagi Yuzuru, karena dia tidak ikut sebab cedera tahun lalu. 

Namun, isinya sama dengan apa yang dilakukan di SD dan SMP. 

Dengan kata lain, bisa dikatakan tidak ada yang spesial untuk Yuzuru dan Arisa. 

Tapi ... 

Meski tidak ada yang spesial jika sendirian, beda cerita jika mereka adalah sepasang kekasih.

"Bekal makan siang buatanmu hari ini juga enak." 

Yuzuru berkata kepada gadis yang duduk di sebelahnya. 

Sementara itu, gadis pirang yang mengenakan pakaian olahraga merespons dengan menggerakkan sumpit dan tidak mengatakan apa-apa…

"Benarkah? Aku senang mendengarnya. Yah… , seperti biasa, tidak ada yang berubah." 

Tunangan Yuzuru, Arisa Yukishiro, menjawab dengan ekspresi yang jelas. 

Tapi kulitnya yang putih seperti porselen sedikit kemerahan, jelas menunjukan bahwa dia …  merasa malu. 

Seperti biasa, dia adalah tunangan yang mudah dimengerti. 

"Sup misonya… apakah kamu mau tambah lagi?" 

"Boleh, jika masih ada." 

Ketika Yuzuru menjawab begitu, Arisa tak menjawabnya... 

Dia dalam diam mengambil termos dan menuangkannya ke cangkir Yuzuru. 

"Silakan." 

"Terima kasih sudah menuangkannya." 

Sup miso mengandung itu banyak bahan, terutama sayuran akar. 

Rasanya seperti buatan Arisa biasanya... tapi setelah berolahraga, Yuzuru merasa itu lebih enak daripada biasanya. 

Istirahat makan siang "tes kebugaran". 

Yuzuru dan Arisa sedang makan siang bersama. 

Mereka hanya duduk di bangku kosong dan memakan bento buatan Arisa. 

Tak ada orang di sekitar mereka. 

Mereka memang memilih tempat yang seperti itu. 

"... Setelah selesai, bolah aku mampir ke rumah Yuzuru-san?" 

"Tentu saja bagaimana kalau… menginap?" 

Dia dengan senang hati menjawab pertanyaan Arisa ... dan balik menawarkan. 

Selama liburan Golden Week di bulan Mei, Arisa pernah menginap di rumah Yuzuru. 

Sebenarnya, beberapa "set tempat tinggal" saat itu masih tersimpan di rumah Yuzuru. 

Karena itu ... Dia selalu bisa tinggal jika dia mau. 

Ngomong-ngomong, Arisa menanggapi saran Yuzuru setelah berpikir sejenak. 

"Tidak... Kurasa tidak baik jika menginap sesering itu... Ah, tapi aku akan senang jika kamu bisa meminjamkanku kamar mandimu." 

"Tidak masalah.” 

Yuzuru mengerti bahwa tidak peduli seberapa dekat hubungan pertunangan, tidak baik bagi dunia untuk membuatnya sering menginap.

... Dan masih ada banyak kesempatan. 

“…”

“…”

Dalam waktu singkat, Yuzuru mendekatkan tubuhnya ke Arisa. 

Bahu, yang cukup dekat untuk bersentuhan, mendekat sampai saling bersentuhan. 

“…”

“…”

Lalu secara alami dan perlahan ... Dia memegang tangan Arisa. 

Kemudian Arisa juga balik memegangnya. 

Merasakan kelembutan dan kehangatan tangan tunangannya.

Dan…

(... Meski begitu, jangan terburu-buru, luangkan waktu, dan jangan lewatkan kesempatan ya... Secara spesifik, aku harus bagaimana?) 

Yuzuru mengingat kata-kata Hiromi, bos di tempat kerja paruh waktunya. 

Yuzuru merasa hubungannya dengan Arisa sedikit tersendat.

Selama liburan Golden Week, jarak diantara mereka memendek dan dia bisa mencium bibirnya, tapi ... dia tidak bisa bergerak maju sejak saat itu. 

Ke depannya dia merasa ada tembok besar yang menghalanginya.

(Tidak, pertama-tama, ketika aku merasa tidak sabar dengan hal semacam itu ... apakah hanya aku yang merasa tidak sabaran? Bukankah itu tidak baik?) 

Jika dia terlalu tidak sabaran, mulai  bertindak di luar kendali dan menakuti Arisa, itu akan menjadi bencana total.

Haruskah dia melanjutkan perlahan-lahan dan hati-hati ... ?

(Tapi haruskah aku memimpin sebagai seorang laki-laki? ... Aku tidak terlalu agresif, itu sebabnya Arisa merasa khawatir ...) 

Dia tidak benar-benar menganggapnya serius.

Namun, Hiromi adalah seniornya dalam hidup Yuzuru. 

Setidaknya dia sudah hidup dua kali lebih lama darinya.

Pengalamannya tidak boleh diremehkan.

Mungkin saja Arisa khawatir dengan cinta yang dia dapatkan dari Yuzuru ... Mempertimbangkan itu, Yuzuru terlalu berhati-hati dan membuat Arisa merasa gelisah. 

(I-Ini sulit sekali ...) 

Apa yang harus aku lakukan? 

Sembari berpikir... Untuk saat ini, Yuzuru meletakkan tangannya di bahu Arisa. 

Ujung bahunya terbungkus rapi di telapak tangan Yuzuru.

Kain pakaian olahraganya yang sangat tipis, terasa sedikit lembab. 

“…”

“…”

Saat Yuzuru mengusap bahunya dengan tangannya, Arisa menyandarkan tubuhnya pada Yuzuru. 

Ketika diperhatikan, kepala Arisa berada di bahu Yuzuru. 

Rambut halus berwarna rami menyentuh pipi Yuzuru. 

Sampo, antiperspiran, dan aroma samar keringat menerpa hidung Yuzuru. 

Aromanya sangat wangi. 

Yuzuru merasa keinginannya akan meledak. 

"Arisa..." 

Memanggil nama kekasihnya, memeluknya dengan erat.

Kemudian dia menyentuh wajahnya dan mencoba merampok bibirnya ... 

"Ah, itu ..." 

Tangan Arisa sedikit mendorong dada Yuzuru. 

Pergerakan Yuzuru terhenti sempurna. 

"Sa-saat ini, kita sedang di sekolah ... selain itu ini seharusnya jam pelajaran dan kita di luar ..." 

Dia menolak dengan lembut.

Yuzuru sedikit merasa sakit. 

Tapi ... 

Saat ini mereka sedang ditengah-tengah kegiatan sekolah.

Dan di bawah langit biru... ada kemungkinan dilihat oleh orang lain. 

Memikirkan itu, argumen Arisa masuk akal. 

Ini mungkin "terlalu tidak sabar" bagi Yuzuru. 

"Kamu benar. Maafkan aku..." 

Sejauh ini, tunangannya tidak membenci tindakan Yuzuru. 

Sembari berkata begitu, Yuzuru mencoba membuat jarak dari Arisa. 

Namun, Arisa mencengkram erat pakaian Yuzuru saat itu. 

Lalu menatap Yuzuru. 

Arisa berkata dengan ekspresi sedikit memerah di matanya yang berwarna giok. 

"Setelah selesai, um, mari lakukan itu ... itu sebabnya ... sampai saat itu ..." 

"Aku mengerti, mari kita tahan." 

Yuzuru sangat menantikan waktu pulang sekolah. 


Translator: Exxod

Editor: Janaka


2 Comments

Previous Post Next Post


Support Us