OmiAi - Chapter 114 Bahasa Indonesia


 Bab 114


Hari pertama Golden Week.

Yuzuru mengunjungi keluarga Amagi.

"Lama tidak bertemu, Amagi-san."

Yuzuru membungkuk ringan pada Naoki Amagi, yang menyambutnya di pintu masuk.

Yuzuru mengunjungi keluarga Amagi untuk menjemput Arisa dan menyapa Naoki.

Bahkan jika Arisa adalah tunangannya, adalah hal yang masuk akal untuk menunjukkan wajah dan meminta izin selama Yuzuru menjaga putri tersayangnya.

"Ah, sudah lama sekali. Yuzuru-kun."

Naoki mengatakan itu dengan nada suara yang acuh tak acuh dan datar.

Di sebelahnya berdiri Arisa, yang membungkuk kecil pada Yuzuru.

"Baiklah .... Silakan masuk."

"Kalau begitu, dengan senang hati. Maaf mengganggu."

Yuzuru melepas sepatunya dan masuk.

Dia belum pernah ke rumah Arisa lagi sejak Arisa masuk angin.

"Yuzuru-san... ke sini."

"Ya, terima kasih."

Dia meminta Arisa untuk memandunya ke ruang tamu.

Lalu dia duduk di sofa yang telah disediakan.

"Ah... ya. Silahkan, ini dari ayah saya."

Sebenarnya, Yuzuru memberi Naoki manisan yang dia beli dengan uang yang ditransfer ayahnya kepadanya.

Naoki menerimanya tanpa ekspresi seperti biasanya.

"Terima kasih, Yuzuru-kun."

Dan dia mengatakan itu dengan suara dingin.

Pada saat yang sama, ibu angkat Arisa—Emi Amagi masuk ke ruang tamu.

Dia membawa teh untuk tiga orang di atas nampan.

"Wah ... sudah lama sekali."

"... Ya, sudah lama sekali. Saya selalu berhutang budi pada Arisa-san."

Setelah mengucapkan basa-basi seperti itu, Emi mengatur teh di atas meja.

"Terima kasih."

"Tidak apa-apa...nikmati waktumu."

Lalu dia membungkuk ringan dan meninggalkan ruangan.

Setelah melihat dia pergi, Yuzuru meminum tehnya.

Ternyata dia menggunakan daun teh yang cukup bagus.

Pertama-tama, mereka mengobrol ringan bersama Arisa ...

Kemudian Yuzuru masuk ke topik utama.

"Naoki-san. Terima kasih telah mengizinkan saya mengadakan pertunangan formal dengan Arisa-san."

Dengan mengatakan itu, Yuzuru membungkuk pada Naoki.

Hari ini, dia datang ke sini untuk menyapa setelah dia melakukan pertunangan formal dengan Arisa.

Tapi ... jika Naoki tidak memberinya izin, dia akan mengambilnya secara paksa, jadi itu hanya sekedar sanjungan.

"... Jika Arisa ingin menikah dengan Yuzuru, aku tidak punya alasan untuk menentangnya. Arisa... Terima kasih."

Naoki menjawab dengan suara dingin.

Namun, di mata Yuzuru, mulutnya sedikit mengendur.

Terdengar suara ketukan yang kuat.

Gacha! 

Pintu terbuka dengan kuat.

Yang muncul adalah seorang gadis yang tampaknya berusia sekitar dua belas atau tiga belas tahun.

Gadis itu tersenyum dengan senyum ramah dan kemudian dengan sopan membungkuk.

"Senang bertemu denganmu, aku Mei Amagi.... Aku selalu berhutang budi pada Takasegawa-senpai—Ayumi-san."

Mei Amagi.

Sepupu Arisa, dia duduk di bangku SMP tahun pertama.

Dan dia adalah kouhai dari adik perempuan Yuzuru, Ayumi Takasegawa.

"Jadi kamu adalah Mei-san ya... Yah, adikku selalu berhutang budi padamu."

Ketika Yuzuru mengulurkan tangan, dia tersenyum dan menjabat tangan Yuzuru.

"... Bagaimana? Bagaimana adikku di sekolah?"

Yuzuru memutuskan untuk mendengarkan kisah adiknya secara langsung dari juniornya.

Apakah pertanyaan ini seperti yang diharapkan, Mei menjawab tanpa berpikir.

"Semua orang, bukan hanya aku, kami sering dibantu dibantu oleh senpai. Dia adalah senpai yang sangat bisa diandalkan."

"Hee ... syukurlah. Aku pikir dia bertingkah seperti seorang ratu yang suka menyuruh-nyuruh kouhainya."

Ketika Yuzuru berkata begitu dengan niat setengah menjahilinya, Mei meremas ekspresinya sesaat.

Kemudian dia menjawab setelah berpikir sejenak.

"... Tidak mungkin senpai melakukan hal itu."

Ternyata, tidak sesuai ekspetasi Yuzuru.

Mengingat kepribadian Ayumi dan posisi Mei, tidak dapat dihindari bahwa dia akan menjadi bawahannya.

"Yah ... katakan padaku jika dia terlalu berlebihan."

Dia mungkin tidak pernah mem-bully-nya.

Yuzuru ingin percaya pada adiknya.

Yuzuru mengatakan itu karena dia khawatir dengan sepupu tunangannya ...

"Jangan khawatir.... Aku pikir aku ingin menjadi seperti Takasegawa-senpai. Itu adalah tujuanku."

Mei tersenyum.

Rupanya dia mengincar gelar “ratu” setelah Ayumi lulus.

Tampaknya dia memiliki kepribadian yang kuat, terlepas dari penampilannya dan senyumannya yang ramah.

Sama sekali tidak mirip dengan Arisa ...

Sangat mudah mengetahui kalau dia adalah sepupu Arisa, karena penampilan mereka mirip, tetapi ada kesenjangan besar antara bagian luar dan bagian dalamnya.

"... Yuzuru-san sangat mirip dengan Takasegawa-senpai."

"Hmm.... Bagian mananya?"

Ketika Yuzuru bertanya, Mei langsung memberikan tatapan yang seolah mengatakan "gawat".

Kelihatannya, perkataannya yang barusan itu, terlihat seperti kata-kata kasar darinya.

Dengan kata lain, mereka mirip dalam arti “buruk”.

"... Kupikir warna mata kalian sangat mirip."

Mei ingin mengelabuhinya.

Yuzuru menyipitkan mata birunya yang dia dapat dari gen ayahnya.

Yuzuru ingin bertanya lagi, "Bagaimana dengan sesuatu selain penampilanku?" ...

Kemudian pakaiannya ditarik oleh seseorang.

"Yuzuru-san.... Jangan terlalu menjahili Mei-chan."

Dengan mengatakan itu, Arisa menyalahkan Yuzuru.

Pada pandangan pertama, itu tampak seperti perahu penyelamat bagi Mei, tapi pada saat yang sama, Arisa tampak cemburu pada tunangannya yang berbicara dengan sepupunya.

"Itu benar, maafkan aku."

"... Tolong katakan itu pada Mei-chan, bukan aku."

Diminta oleh tunangannya, Yuzuru menoleh ke calon adik iparnya dengan ekspresi bersalah.

"Maafkan aku.... Aku akan memberitahu adikku bahwa kamu menghormatinya."

"…Terima kasih."

Tersenyum, Mei membungkuk pada Yuzuru.

Yah, tidak sopan untuk tinggal terlalu lama.

Jadi Yuzuru berdiri dan berterima kasih pada Naoki lagi.

Kemudian dia menerima tas jinjing Arisa (yang berisi perlengkapan menginap) dan menuju ke pintu depan.

"Ah…"

Kemudian, mereka bertemu dengan pemuda di sana.

Dia membuat suara kecil begitu dia melihat Yuzuru, dan kemudian mengubah ekspresinya sedikit canggung.

Sepertinya dia baru saja pulang ke rumah karena saat ini Golden Week.

"Lama tidak bertemu. Daisho-san."

"A-Ah... Yuzuru-kun. Benar, sudah lama."

Daisho menyapa Yuzuru, menanggapi dengan sopan, dengan jawaban yang hidup.

Dan setelah melihat tas Arisa yang dibawa oleh Yuzuru, dia memiliki ekspresi yang tak terlukiskan di wajahnya...

"Kalau begitu, permisi."

"Oi, Daisho."

Daisho menghilang ke belakang rumah tak mengindahkan panggilan Naoki.

Apa katamu? Naoki mengernyit.

Di sisi lain, Mei menghela nafas sedikit.

Lalu dia berkata kepada Yuzuru dan Arisa.

"Dia sedikit terluka. Tolong maafkan dia."

Yuzuru dan Arisa saling memandang...

Mereka hanya mengangkat bahu dan tidak bisa berkata apa-apa.


Translator: Exxod

Editor: Janaka


7 Comments

Previous Post Next Post


Support Us