Bab 82
"Besok ada maraton, kan?"
Di jalan pulang.
Sementara Yuzuru sedang berjalan pulang bersama Arisa, dia mengatakan itu pada Yuzuru.
Ya, besok adalah hari ketika anak laki-laki harus berlari sepuluh kilometer dan anak perempuan harus berlari tujuh kilometer.
Dan bagi Yuzuru, ini juga merupakan hari “persaingan” dengan Soichiro dan Hijiri.
”Arisa … sepertinya kamu tidak terlalu menyukainya?”
"Um.... tidak, bukannya aku membencinya."
Ketika Yuzuru bertanya, Arisa terkekeh.
Beberapa orang pandai lari jarak jauh, tapi kau tidak sering mendengar orang yang menyukai lari jarak jauh.
Yuzuru juga tidak ingin lari jika tidak perlu.
Arisa merasakan hal yang sama.
“Lagipula, ada perbedaan antara berlari untuk latihan dengan keinginan sendiri dan dipaksa berlari untuk acara sekolah…”
“Itu benar… Setidaknya, kita akan diberi penghargaan atas kerja keras kita.”
Selain itu, pada hari maraton, sekolah hanya setengah hari.
Jadi itu semacam hadiah.
Namun…, jika ditanya apakah mereka ingin keluar dan bersenang-senang setelah berlari sepuluh kilometer, itu agak rumit.
Sebaliknya, seseorang ingin beristirahat dan bersantai di rumah.
“… Hadiah, ya?”
"Ada apa?"
Arisa sepertinya sedang memikirkan sesuatu.
Pipinya… tampak sedikit memerah.
“Um…besok, setelah maraton…”
"Iya?"
“Apa tidak apa-apa jika aku mampir ke rumahmu…?”
“Tentu, tidak apa-apa. Lagipula aku tidak punya shift kerja paruh waktu besok.”
Adapun Yuzuru, dia akan menyambut baik kesempatan untuk bergaul dengan Arisa.
Namun…, dapat diasumsikan kalau tubuhnya memang akan kelelahan, sehingga dia tidak dapat melakukan sesuatu yang intens.
“Maksudmu untuk bermain game atau semacamnya?”
"Itu sebenarnya bukan hadiah, kan?"
“Yah, itu benar.”
Itulah yang selalu dilakukan Arisa dan Yuzuru di hari libur mereka.
Bukannya mereka tidak suka, malah mereka menikmatinya… Tapi apakah itu memotivasi mereka untuk berlari jarak jauh sepuluh kilometer (atau tujuh kilometer) tidak sepenuhnya pasti.
"Jadi apa yang ingin kamu lakukan?"
“Itu, yah… Um..”
Setelah beberapa saat hening, Arisa berkata dengan suara pelan,
“Pijatan, mungkin?”
"…Pijatan?"
Ketika Yuzuru mau tidak mau bertanya balik... Wajah Arisa memerah dan dia mulai putus asa mencoba menjelaskan.
“Ah, tidak.., aku tidak bermaksud aneh-aneh. Kamu tahu ..., kita melakukannya sebelumnya setelah festival olahraga. Rasanya cukup enak, jadi…”
"Ah, ... itu benar, kita pernah melakukannya."
Yuzuru juga ingat apa yang terjadi beberapa waktu lalu.
Pada saat itu, ... Arisa sangat berkilau.
Dan setelah mengingat banyak hal berbahaya, Yuzuru dengan paksa menghapus ingatan itu dari pikirannya.
“Dan tentu saja, aku tidak akan hanya membuat Yuzuru-san memijatku. Aku juga bisa… Yah, aku tidak tahu apakah aku pandai dalam hal itu, tapi setidaknya aku bisa menepuk bahumu… Bagaimana?”
"…Aku mengerti."
Jika kau mendapatkan pijatan di tempat lain, kau akan dikenakan biaya beberapa ribu yen selama satu jam.
Artinya, cukup banyak uang yang dikeluarkan… Singkatnya, begitulah.
Ada perbedaan perasaan antara memijat diri sendiri dan dipijatan oleh orang lain.
Selain itu…
“Ya, tidak apa-apa. Pijatan terdengar menyenangkan.”
Dia bisa menyentuh Arisa dengan sah.
Itulah yang Yuzuru pikirkan ketika dia menjawab.
Yuzuru juga seorang anak SMA yang sehat dan ingin menyentuh tubuh gadis yang dicintainya dengan segala cara.
…Tentu saja, bukanlah ide yang baik untuk menyentuh payudara seorang gadis, jadi menahan diri adalah suatu keharusan.
"Begitu ... Itu bagus."
Arisa, di sisi lain, tampaknya agak lega.
Yuzuru bukan pembaca pikiran, jadi dia tidak tahu persis apa yang Arisa rasakan…
(Mungkin, Arisa juga …)
Apa dia memiliki motif tersembunyi, ingin menyentuh atau disentuh oleh Yuzuru?
Yuzuru tiba-tiba bertanya-tanya.
Tapi hal seperti itu tidak mungkin bagi Arisa.
Atau begitulah pikirnya. Tapi meskipun Yuzuru dan Arisa tidak saling mengungkapkan perasaan mereka, mereka berdua sudah saling mencintai.
Tidak mengherankan jika Arisa memiliki sesuatu yang mirip dengan keinginan yang Yuzuru miliki untuk Arisa.
(Aku harus berhati-hati tentang banyak hal.)
Seharusnya tidak ada kesalahan.
Setidaknya Yuzuru harus tidak goyah.
Yuzuru mengepalkan tinjunya dan mengambil keputusan.
“Ah, ngomong-ngomong… bolehkah aku meminjam kamar mandimu….? Aku akan membawa baju ganti dan handuk.”
Saat Yuzuru membuat persiapan aneh dalam pikirannya, Arisa bertanya pada Yuzuru.
Memikirkannya, tubuh mereka akan berkeringat setelah berlari.
Memijat tubuh satu sama lain sesudahnya ...
(… Itu adalah apa yang aku inginkan.)
Bau badan dan keringat Arisa benar-benar bisa diterima.
Yuzuru berkata dalam hati berpikir jika Arisa mendengarnya, dia mungkin akan meninju wajahnya dengan kepalan tangannya.
Namun, Arisa mungkin tidak akan melakukan itu.
“Oh, tentu. …Sebelum dipijat, lebih baik mandi dulu untuk melancarkan peredaran darah.”
Yuzuru menyatakan dengan masuk akal tanpa sedikit pun kekhawatiran di wajahnya.
Dan Arisa...juga mengangguk masuk akal.
“Ya, benar… Oh ya, bagaimana dengan beberapa ramuan onsen? Aku punya beberapa di rumah, aku bisa membawanya jika kamu mau. ”
[TN: Onsen – Pemandian air panas]
“Aku tidak punya garam mandi di rumah. Jadi ya, aku ingin memakainya.”
Meskipun dia tidak yakin seberapa efektif itu, bukan berarti dia tidak menyukainya. Jadi jika dia bisa membawanya, itu bagus.
“Da-dan, um, aku punya saran…”
"Apa?"
Ketika dia bertanya pada Arisa yang mengangkat suara melengking...dia menggelengkan kepalanya dari sisi ke sisi.
“…T-Tidak. Bukan apa-apa."
Kemudian dia terdiam.
Apa yang ingin dia sarankan?
Meskipun Yuzuru dalam hati memiringkan kepalanya… Dia menantikan hari maraton.
“Mengenakan baju renang dan mandi bersama memang…terlalu agresif, ya…?”
“Hm? …Apa kamu mengatakan sesuatu, Arisa?”
“Tidak, tidak ada.”
Translator: Exxod
Editor: Janaka
Up
ReplyDeleteUp
Up
wadoo arisa ternyata :v
ReplyDeleteArisaku rusak sudah :(
ReplyDeleteWah... Agresif sangat
ReplyDeleteSelalu ingat kata mahiru: "perempuan bisa menjadi malaikat dan iblis kecil di depan orang yang ia sukai"
ReplyDeleteSeperti mahiru shiina yang sekarang berubah menjadi iblis kecil :v
ReplyDeletealamak agresif sekali si arisa ini
ReplyDelete