Bab 50
Keesokan harinya, Sabtu.
Seperti biasa, Yuzuru bersama Arisa.
“Tolong jaga aku hari ini juga”
“Tentu. Masuklah."
Yuzuru mempersilahkannya untuk masuk ke dalam.
Arisa melepas sepatunya dengan gerakan alami dan pergi ke ruang tamu.
Kemudian, seperti biasa, mereka mulai bermain game. ……
Yuzuru melihat, sepertinya Arisa kurang konsentrasi tidak sep5 biasanya.
Hari ini, Yuzuru berpikir peluangnya untuk menang sedikit lebih banyak.
Sementara Yuzuru menjadi santai setelah beberapa saat ...... Arisa tiba-tiba bertanya padanya.
“Um, Yuzuru-san?”
"Ada apa?"
"...... Bagaimana hasil tryoutmu kemarin?"
Sepertinya Arisa memiliki kecenderungan untuk mudah tertekan.
Dia tampaknya depresi karena hasil buruk kemarin.
Karena Yuzuru berada di peringkat kedua dan Ayaka berada di peringkat pertama, peringkat Arisa di sekolah tentu saja di bawah itu.
“Aku pikir aku melakukannya dengan cukup baik.”
"Bisakah kamu memperlihatkannya padaku ……?"
“Yah, tentu saja.”
Tidak ada gunanya menyembunyikannya, jadi Yuzuru memberikan Arisa berkas dari tasnya.
Kemudian Arisa melihat nilainya .......
Ekspresi wajahnya terlihat sangat rumit, seperti campuran keterkejutan, kegembiraan, dan kesedihan.
"Tempat kedua dalam peringkat sekolah, ya?"
"Yah, kurasa aku melakukannya sedikit lebih baik kali ini."
“......Ngomong-ngomong, apa kamu tahu siapa yang menduduki peringkat pertama di sekolah?
“Ayaka.”
“…… Seperti yang kuduga, seperti itu ya.”
Dia sudah menduganya.
Arisa menjawab dengan suara pelan dan sedikit tertunduk.
Kemudian Arisa diam-diam menyerahkan Yuzuru lembaran hasil tryout yang dia bawa.
Skor dan nilai rata-ratanya adalah ……
Tidak buruk sama sekali.
Berada di urutan ketiga peringkat sekolah.
Tapi ……
Tempat ketiga bukanlah peringkat yang buruk, pada kenyataannya, ini adalah peringkat yang sangat bagus.
Tapi bagi Arisa, yang selalu berada di urutan pertama dalam ujian sekolah, pasti dia merasa sangat frustasi saat disalip oleh dua siswa yang biasanya berada di bawahnya dalam tryout.
“Kupikir aku mungkin kalah dari Ayaka-san, tapi aku berharap mendapat tempat kedua di peringkat sekolah. ……”
Dengan sedikit kepahitan dalam kata-katanya, Arisa berkata seperti itu.
Dia tidak menyangka akan kalah dari Yuzuru sejak awal, jadi dia frustrasi,......Begitulah.
Tapi lebih dari itu, ada sedikit perasaan negatif yang tersembunyi dalam dirinya.
“Tidak, Arisa. Ini hanya ……."
Ini hanya tryout.
Kamu terlalu banyak berpikir.
Itulah yang akan Yuzuru katakan. ……
“Maaf, maafkan aku, tidak ada gunanya mengatakan hal seperti itu pada Yuzuru-san, kan?. ...... Aku tahu aku memiliki kepribadian yang buruk. Aku tahu itu. Aku selalu menjadi tipe orang yang tidak berhasil dalam tryout, atau ...... ujian yang cakupannya luas dan membutuhkan aplikasi ........ Aku pikir aku bisa mengalahkan Yuzuru-san, atau mungkin itu bukan cara yang baik untuk berpikir seperti itu sejak awal. Maafkan aku. Sungguh, aku ...... Ah astaga, maafkan aku. Tidak ada gunanya memberitahu Yuzuru-san hal seperti itu.”
Tampaknya dia terjebak dalam pola pikir yang salah.
Namun, itu tidak terlalu mengejutkan Yuzuru, karena dia tahu kalau kekuatan mental Arisa lemah, sejak awal.
Yuzuru mengulurkan tangannya ke Arisa.
Kemudian, mungkin dia salah mengerti apa yang akan dilakukan Yuzuru, Arisa meremas tangannya dan menutup matanya.
Yuzuru mengelus kepala Arisa selembut yang dia bisa.
Rambutnya lembut dan halus saat disentuh, dan Yuzuru ingin terus menyentuhnya.
"Tidak apa-apa, Arisa."
"…… Maafkan aku. Ini adalah kesalahanku. ….”
“Kalau begitu, aku ingin bertanya padamu, Arisa, jika kamu tidak keberatan.”
Tidak peduli berapa banyak dia menghiburnya, Arisa tampaknya terjebak dalam lingkaran negatif, jadi Yuzuru memutuskan untuk memberinya kesempatan untuk "menebus" dosa-dosanya.
Namun, tidak ada yang namanya "penebusan" ketika Arisa tidak melakukan kesalahan.
Untuk proses pemikiran Arisa yang intropunitif dan menghukum diri sendiri, akan lebih baik untuk kesehatan mentalnya jika dia diberi semacam kesempatan untuk memaafkan dirinya sendiri.
[ED Note: dikutip dari Kamus APA, intropunitif: adj. mengacu pada menghukum diri sendiri: cenderung mengubah kemarahan, menyalahkan, atau permusuhan secara internal, melawan diri sendiri, sebagai respons terhadap frustrasi.]
Itu adalah keputusannya.
“Sebenarnya, ibuku mengirimiku beberapa bahan makanan.”
“…… bahan makanan?”
"Ya. Hanya saja aku tidak bisa memasaknya, atau mengolahnya. Aku ingin kamu melihatnya.”
Yuzuru kemudian pergi ke lemari es dan mengeluarkan kotak styrofoam.
Dia meletakkannya di atas meja dan membuka tutupnya.
“Uwaa …… Ini luar biasa”
Arisa melebarkan matanya karena terkejut.
Yuzuru juga terkejut, jadi keterkejutan Arisa bisa dimengerti.
Siapa pun akan terkejut menemukan jamur matsutake dalam jumlah sangat banyak.
“Jamur Matsutake, ya? Aku pernah memasak jamur matsutake sebelumnya, tapi tidak pernah dalam jumlah sebanyak itu.”
Suara Arisa entah bagaimana menjadi santai.
Itu karena bahan-bahan berkualitas tinggi seperti itu adalah kesempatan untuk pameran keterampilan bagi seorang juru masak.
Tapi dia langsung menjadi terlihat khawatir.
"Tidak apa-apa jika aku memakannya juga?"
“Dikatakan di sini kalau kamu harus memasaknya terlebih dahulu. Yah, kecuali jika orang tuaku adalah orang jahat hingga mereka tidak ingin kamu memakannya setelah kamu memasakkannya untukku. ”
“…… Tolong beri tahu ibu dan ayahmu kalau aku sangat menghargainya.”
Arisa berkata seperti itu pada Yuzuru.
Kemudian dia mengambil jamur matsutake yang sangat besar.
“Hmm……, iya. Untuk saat ini, jamur matsutake dan nasi adalah suatu keharusan, kan? Memanggangnya dengan arang …… tidak mungkin karena kita tidak memiliki arang, tapi kita dapat membuat sesuatu yang serupa di atas kompor. Juga, sup dan semacamnya enak. Jika kamu memiliki pot tanah liat, aku ingin mencoba mengukusnya dalam pot tanah liat.”
Seperti yang diharapkan dari Arisa.
Dia sepertinya langsung punya ide bagaimana memasaknya.
......Masalah hasil tryout tampaknya telah keluar dari pikirannya, dan Yuzuru merasa sedikit lega.
Jika memungkinkan, dia ingin Arisa tetap tersenyum.
Mengabaikan pertanyaan mengapa dia merasa seperti itu tentang Arisa, Yuzuru bertanya padanya.
“Aku pikir pot tanah liat itu disimpan di belakang. Jadi apa yang kamu pikirkan?"
“Tunggu, tolong…… Jika kamu hanya ingin membuat hidangan jamur matsutake, tidak masalah. Tapi jika hanya memasak jamur matsutake saja tidak cukup kan? Aku yakin kamu juga ingin daging dan ikan. Dan tidak baik hanya makan daging dan tanpa sayuran. Itulah yang aku pikirkan sekarang.”
Setelah mengatakan itu, Arisa meletakkan tangannya di dagunya untuk beberapa saat......
Dia mulai berpikir.
Lalu dia bertanya pada Yuzuru.
"Apa kamu lapar?"
"Ya tentu saja."
“Kalau begitu……Tolong makan yang banyak, oke? Karena aku akan membuatmu makan dengan lahap.”
Arisa berkata seperti itu dan memberi Yuzuru kedipan manis.
–Untuk sesaat, jantung Yuzuru melompat.
Translator: Exxod
Editor: Janaka
My kokoro is not daijobu
ReplyDeleteOre no kokoro mo is not daijoubu
DeleteOre mo desu
DeleteUgh my heart 🙂
ReplyDeleteBaper gk, baper gk, baperlah, masa gk😆
DeleteUdah kebal
ReplyDelete☝🏼😅👍🏿
ReplyDelete