Bab 49
Hari pertama sekolah setelah festival olahraga.
Pagi-pagi hari itu, hasil tryout dikembalikan.
Setelah hasil ujian dikembalikan, para siswa …… dalam keadaan gempar.
Tidak banyak dari mereka memiliki ekspresi bahagia di wajah mereka.
SMA Yuzuru diklasifikasikan sebagai "sekolah persiapan".
Oleh karena itu, siswa-siswi yang berkumpul di SMA ini merupakan siswa-siswi berprestasi dalam bidang akademik saat di SMP. ……
Tingkat kesulitan pelajarannya berbeda satu tingkat antara SMP dan SMA.
Selain itu, sekolah ini memiliki peraturan sekolah yang sangat longgar dan hampir tidak ada tugas.
Dalam pengalaman Yuzuru, tugas liburan musim panas kurang dari sepersepuluh dari apa yang mereka kerjakan di SMP.
Singkatnya, ……
Jika kau seorang pemalas, maka kau akan tetap menjadi pemalas.
Tampaknya sebagian besar siswa memiliki hasil yang lebih buruk dari yang diharapkan.
Kebetulan, mengenai hasil Yuzuru......
(……Yah, itu cukup bagus.)
Meskipun Yuzuru tidak terlalu serius,......, dia berusaha keras dalam tugas sekolahnya.
Dengan kata lain, dia mencoba untuk memastikan kalau dia bisa mengikuti kelas.
Itu bukan yang terbaik, tapi itu nilai yang lebih baik.
Ngomong-ngomong, bagaimana dengan Arisa?
Yuzuru menoleh sedikit untuk memeriksanya.
Dia sepertinya sudah selesai melihat hasilnya dan sedang melipat lembaran nilainya dan menyimpannya dalam sebuah berkas.
Ekspresinya tenang, dingin, dan tanpa ekspresi seperti biasanya.
Orang-orang di sekitarnya bergosip tentang dia, mengatakan hal-hal seperti "Yukishiro-san, kamu terlihat sangat santai" dan "Aku yakin kamu mendapatkan hasil yang baik".
Tapi ……
(mungkin karena dia depresi.)
Besok adalah hari Sabtu.
Yuzuru memutuskan untuk membiarkannya sendiri dulu.
Sepulang sekolah hari itu.
Saat Yuzuru hendak pergi, seseorang memukulnya dengan keras dari belakang.
Ketika dia berbalik untuk melihat siapa itu ......
Ada seorang gadis yang dia kenal sejak kecil yang tampaknya dalam suasana hati yang sangat baik.
“Hei, Yuzurun. Bagaimana tryoutmu?”
Itu adalah gadis cantik dengan rambut hitam panjang sedang yang tersenyum lebar.
Itu adalah Ayaka Tachibana.
Mata kuningnya yang agak kemerahan bersinar terang.
"Apa ada alasan mengapa aku harus memberitahumu?"
“Jawab saja. Kita teman masa kecil. Maksudku, apa ada alasan yang membuatmu tidak bisa memberitahuku?”
“Yah, tidak ada.”
Tidak ada yang perlu disembunyikan.
Yuzuru mengeluarkan sebuah berkas dari tasnya.
Kemudian Ayaka membulatkan matanya.
“Yuzurun sedang menyimpan lembar jawaban tryoutnya dengan rapi! Kau sepenuhnya telah berubah.”
"Kau sangat kasar."
Namun, wajar jika Ayaka terkejut, karena Yuzuru ceroboh dalam menyimpan barang-barangnya saat di SMP.
Alasan mengapa Yuzuru berpikir untuk menyimpan hasil tryoutnya dalam sebuah berkas adalah karena dia mendengar kalau seperti itulah cara Arisa menyimpan hasil ujiannya dan semacamnya.
Mungkin agak merepotkan sekarang, tapi kedepannya akan lebih mudah, oke?
Karena dia diberitahu begitu, dia memutuskan untuk mencobanya.
“Hebat, seperti yang diharapkan dari Yuzurun. Nilaimu benar-benar bagus dalam tryout kali ini, kan? ”
Kemudian dia membuat seruan kecil kekaguman.
“Kau peringkat dua di sekolah.”
[ED Note: (……Yah, itu cukup bagus.) canda cukup -_-.]
"Sepertinya begitu."
"Kau sepertinya tidak terlalu senang tentang itu."
"Maksudku, apa gunanya peringkat sekolah?"
Ujian masuk perguruan tinggi adalah persaingan tingkat nasional.
Tidak ada yang salah dengan peringkat baik di sekolah, tetapi tidak ada gunanya merasa senang karenanya.
Selain itu, ……
Dia kalah dengan gadis di depannya.
“Ngomong-ngomong, aku …..”.
“Lagipula, kau berada di peringkat pertama, kan?”
Yuzuru bertanya, dan mata Ayaka menyipit.
"Bagaimana kau tahu?"
“Kau kuat dalam tryout. Maksudku, kau tidak bisa lebih buruk dariku.”
Yuzuru sangat percaya pada gadis ini Ayaka Tachibana dalam hal kualitas otaknya.
Dia sangat pintar.
Yuzuru belum pernah mengalahkan Ayaka dalam ujian seperti ini sebelumnya dalam hidupnya.
"Haha, yah ...... aku pandai masalah 'kertas' ini."
Ujian hanyalah sebuah kertas.
Tapi terlepas dari kata-katanya, dia dengan bangga menunjukkan hasilnya pada Yuzuru.
“……Itu mengesankan.”
Dia melihat nilai Ayaka dan bergumam pada dirinya sendiri.
Yuzuru hanya mampu mengalahkan Ayaka di salah satu dari tiga mata pelajaran.
“Tapi itu sangat membuat frustrasi. Aku kalah dalam bahasa Inggris, oke?”
“Jika aku kalah dari 'Tachibana' di semua mata pelajaran, aku tidak akan bisa berdiri sebagai 'Takasegawa'. …… Kau bisa sedikit santai, oke?”
Dia kalah dari 'Tachibana' lagi.
Yuzuru berpikir kalau dia lebih suka tidak harus melaporkan hal ini kepada orang tuanya.
Meskipun tidak ada konflik yang jelas, keluarga Takasegawa memiliki sedikit persaingan dengan keluarga Tachibana.
“Aku tidak bisa menyerah. Aku ingin memberi tahu pamanku kalau aku telah mengalahkan 'Takasegawa' lagi.”
Orang tua Ayaka telah meninggal.
Jadi walinya adalah paman dari pihak Ayah.
[ED Note: yg ngobrol sama bapaknya Yuzuru di selingan 1.]
Dalam hal itu, situasinya sedikit mirip dengan Arisa.
Namun......Hubungan antara Ayaka dan pamannya sangat baik, jadi itu benar-benar berbeda.
“Yah, tapi, Yuzurun… Bagaimanapun juga, ini hanya sebuah kertas.”
Ayaka menepuk pundak Yuzuru.
Inilah yang kau sebut kemewahan menjadi seorang pemenang.
“Kuharap aku bisa mengucapkan kata-kata itu pada Ayaka suatu hari nanti.”
Mungkin ide yang bagus untuk melakukan upaya nyata untuk menang melawan Ayaka.
Yuzuru tiba-tiba memikirkan hal seperti itu.
Kemudian hari itu, di malam hari.
Tidak seperti biasanya, sebuah paket datang dari rumah orang tuanya.
Dikatakan kalau itu perlu didinginkan.
Tampaknya itu adalah beberapa makanan.
Saat membuka kardus tersebut, ia menemukan styrofoam dan sebuah surat.
Surat itu berbunyi, “Aku mendapatkan ini dari seseorang yang kukenal, jadi aku akan membagikannya padamu. Suruh Arisa memasaknya untukmu.” Surat itu singkat dan to the point.
Pengirimnya sepertinya adalah Ibunya.
Saat dia membuka styrofoam……
“Mmm……”
Bau yang kuat merangsang lubang hidung Yuzuru.
Bau itu berasal dari ……
"Aku mengerti. Kupikir ketika kau memiliki banyak dari 'itu', itu menjadi bau. ”
Itu adalah sejumlah besar jamur matsutake.
Translator: Exxod
Editor: Janaka
Mantap 😍
ReplyDelete