OmiAi - Chapter 68 Bahasa Indonesia


 

Bab 68

“Ah, tidak… maafkan aku!”

Arisa buru-buru melepaskan tangan Yuzuru sementara wajahnya memerah.

Dan kemudian batuk ringan untuk membersihkan tenggorokannya.

“Nah, sekarang setelah makan selesai, …. kenapa kita tidak bertukar hadiah?”

"Tentu."

Yuzuru mulai merasa sedikit malu.

Itu hanya untuk mengubah suasana hatinya.

Pertama, dari Arisa.

Dia mengeluarkan sebuah kotak yang terbungkus rapi dari tasnya.

“Yah, Yuzuru-san… Ini hadiah dariku.”

"Terima kasih. Bolehkah aku membukanya…?”

"Silahkan."

Yuzuru dengan hati-hati membuka kertas pembungkusnya.

Yang muncul dari dalamnya adalah…

“Sebuah syal?”

Itu adalah perlengkapan musim dingin rajutan tangan yang terbuat dari benang wol abu-abu.

Kata "YUZURU" disulam menggunakan benang emas di atasnya.

Itu terlihat sangat hangat.

Warnanya tenang dan bisa dikenakan dengan pakaian apa pun.

Dan yang terpenting..., dia bisa merasakan perasaan dari Arisa di dalamnya.

“Terima kasih, Arisa. Aku pikir aku akan memakainya nanti saat mengantarmu pulang.”

Namun, itu akan menghalanginya sekarang, jadi Yuzuru dengan hati-hati melipatnya dan meletakkannya di lantai.

Yuzuru kemudian mengambil hadiah untuk Arisa.

Dia menyerahkan kantong kertas biru-hijau ke Arisa.

"Ini, ini ... bolehkah aku membukanya?"

"Tentu."

Arisa membuka tas itu dengan ekspresi sedikit gugup.

Dia membuka kotak perhiasan biru-hijau yang ada di dalamnya.

“Aku yang memilihnya, aku tidak yakin apakah kamu akan menyukai desainnya. Jadi bagaimana ……?"

Tangan putih Arisa gemetar saat dia mengambil kalung itu.

Itu adalah kalung emas merah muda.

Ini bukan barang yang sangat mahal, tapi barangnya bagus.

"Apa ini tidak masalah? Dibandingkan dengan, kamu tahu, dengan hadiahku…?”

”Aku selalu meminta Arisa untuk membuatkan bento dan makan malam untukku … Jadi jangan khawatir, itu adalah sesuatu yang mampu kubeli dengan gaji dari pekerjaan paruh waktuku.”

Ketika Yuzuru menjawab, Arisa meremas kalung itu dengan kedua tangan dan menempelkannya di dadanya.

Dia kemudian menatap Yuzuru dengan mata yang sedikit basah.

“Aku akan menjaganya dengan baik. …… dan, bolehkah aku memakainya sekarang?”

"Tolong perlihatkan padaku."

Ketika Yuzuru mengatakan ini, Arisa mengangguk kecil dan meletakkan kalung itu di lehernya yang indah dan bersih.

Kalung itu terlihat sangat bagus untuknya…. seperti yang diharapkan Yuzuru.

Itu terlihat jauh lebih cantik dari yang Yuzuru duga.

"Bagaimana?"

"Itu indah... Seperti yang kupikirkan, itu terlihat bagus untukmu."

"… Terima kasih banyak"

Arisa tersenyum senang.

Ketika dia melihat betapa bahagianya Arisa, Yuzuru tahu dari lubuk hatinya kalau dia telah memilih kalung yang tepat.

+×+×+×+

Yuzuru memutuskan untuk mengantar Arisa pulang.

Bergandengan tangan, mereka berjalan bersama melalui jalanan malam.

Waktu yang menyenangkan pun berlalu.

Mereka sudah sampai di dekat rumah Arisa.

“Yuzuru-san, terima kasih untuk …… hari ini. Hari ini akan kuingat seumur hidupku.”

"Aku pikir kamu terlalu melebih-lebihkan."

Ketika Yuzuru mengatakan itu…

Arisa menggelengkan kepalanya dengan kuat.

“Aku tidak melebih-lebihkan. Sudah lama sejak aku terakhir kali menikmati malam natal yang begitu menyenangkan. ...... Terima kasih Yuzuru-san, aku pikir ... aku mungkin bisa menyukai musim dingin”

“Aku sudah berjanji akan membuatmu menyukai musim dingin, kan?”

Bahkan lebih ……

Di tengah jalan, Yuzuru merasa dia melakukan lebih dari biasanya untuk bersenang-senang.

Dia juga menyadari kalau membuat Arisa bahagia dan membuatnya tersenyum….. telah menjadi tujuan hidupnya.

"Musim dingin masih panjang ... Jadi nantikan saja."

"Ya tentu saja. Jika bersama Yuzuru-san, pasti akan menyenangkan entah itu musim dingin…., musim semi, musim panas, atau musim gugur.”

Arisa mengatakan sesuatu yang membuat Yuzuru sangat senang.

Perasaan Arisa yang dalam sampai di hati Yuzuru.

“Aku juga….. Arisa. Apapun yang aku lakukan pasti akan menyenangkan selama aku bersamamu.”

Yuzuru menyampaikan perasaan jujurnya pada Arisa.

Jika memungkinkan… Yuzuru ingin bersamanya selamanya.

Yuzuru tidak ingin berpisah darinya.

Namun... mereka telah tiba di depan rumah Arisa.

“Baiklah Yuzuru-san … aku masuk dulu.”

"Ah. Selamat malam, Arisa.”

"Selamat malam."

Mereka bertukar kata-kata perpisahan.

Arisa perlahan memunggungi Yuzuru dan hendak mulai berjalan...

"Tunggu."

Sebelum dia menyadarinya, Yuzuru telah memanggil Arisa.

Arisa berbalik ...... dan memiringkan kepalanya dengan rasa ingin tahu.

"Apa masih ada sesuatu?"

“……”

Bahkan Yuzuru tidak tahu mengapa dia memanggilnya.

Hanya saja… mungkin itu karena dia tidak ingin berpisah dari Arisa.

Yuzuru menghentikannya karena dia ingin terus bersamanya.

Tapi tidak mungkin dia bisa menahannya di sana untuk waktu yang lama di tengah cuaca dingin.

Itulah sebabnya… 

“Arisa.”

"Iya?"

"Aku punya permintaan."

"Permintaan apa?"

“…Apa tidak apa-apa jika aku memelukmu?”

Yuzuru ingin merasakan lebih banyak sentuhan kulitnya.

Sebelum berpisah, dia ingin merasakan bekas kehangatan dan kelembutan kulitnya di tubuhnya sendiri.

Atas permintaan Yuzuru, mata Arisa melebar karena terkejut untuk sesaat.

Namun, mata hijau gioknya segera menyipit.

Dia tersenyum lembut.

Kulit Arisa telah berubah menjadi berwarna merah jambu.

"Tidak apa-apa."

Arisa berkata begitu dan membuka tangannya.

Yuzuru mendekatinya seolah-olah dia sedang tersedot ...... dan membuka tangannya lebar-lebar dan memeluk Arisa.

Dia hangat.

Dia lembut.

Rambut kuning mudanya yang indah berbau sangat harum.

“Sudah tidak apa-apa, Arisa.”

"…… Baiklah."

Memaksa perasaan menyesalnya, Yuzuru melepaskan Arisa.

Wajahnya ...... merah cerah.

Begitu juga Yuzuru.

“Lalu, kalau begitu. Sampai jumpa lagi."

"Ya, sampai jumpa lagi."

Yuzuru menatap Arisa saat dia berjalan ke dalam rumah.

Kemudian dia berbalik dan mulai berjalan di jalanan malam.

Menatap ke langit, dia melihat bintang-bintang bersinar terang.

Dia hanya bisa menghela nafas.

"Aku dalam masalah…"

Yuzuru kemudian meraih syal yang Arisa berikan padanya dengan kedua tangannya.

Dia masih bisa merasakan kehangatan Arisa di tubuhnya.

Aku ingin ...... Arisa.

Aku ingin dia.

Aku ingin memonopolinya.

Makanannya, syalnya, cintanya, senyumnya, wajah marahnya, wajah malunya, wajah menangisnya, matanya yang indah, bibirnya yang seksi, rambutnya yang halus, kulit porselennya yang putih, tubuhnya yang lembut, dan bagian-bagian rahasia di bawah pakaiannya. ……

Aku ingin semuanya menjadi milikku.

Aku tidak ingin pria lain mengambilnya dariku.

Itu sebabnya…

“Maaf, Arisa… aku sudah memutuskan. Aku akan menangkapmu untuk diriku sendiri, tidak peduli apa pun."

Yuzuru menyatakan itu dengan suara pelan.


Translator: Exxod

Editor: Janaka

15 Comments

Previous Post Next Post


Support Us