Siswa Berprestasi dan Pembuat Masalah― Hujan dan Kopi Kaleng 3
"hmmm..."
Sebuah ruang kelas kosong tanpa seorang pun di sekitarnya.
Minum teh sebagai ganti dari kopi kaleng favoritku (yang disukai Tomori juga) karena sudah habis terjual, aku menghela nafas.
Sepuluh menit telah berlalu sejak itu. Aku tidak bisa membuat diriku kembali ke perpustakaan dan belajar sampai aku mengatasi perasaanku.
“lihatlah! Video dari beberapa hari yang lalu!”
“Hey, bukankah itu tempat Tomori-san membantu?”
Aku mendengar percakapan antara seorang pria dan seorang wanita yang tak ku kenal datang dari lorong.
“Yeah! Itu pertandingan latihan basket putri! Azusa-senpai membuat tembakan tiga poin pada saat terakhir dan mereka menang dengan buzzer-beater melawan sekolah kuat!”
“Benar-benar, dia bahkan bukan anggota tim basket.”
“Tapi jujur, dia bergerak lebih baik daripada pemain reguler, dan dia memahami semua taktik hanya dengan mendengarnya pada hari pertandingan... Ah, aku berharap dia mau bergabung resmi!”
“Tapi, itu tidak mungkin. Tomori-san baik dalam olahraga maupun studi, jadi dia sangat diminati. Antara kita, ada rumor bahwa ada seseorang yang dia sukai.”
“Huh... Azusa-senpai?”
“Yes. Itulah mengapa dia tidak bergabung dengan klub atau osis, dan dia bahkan menolak pengakuan cinta.”
“Kau sepertinya tahu banyak tentang ini. Ah, apakah kamu juga menyukai Azusa-senpai?”
“T-Tidak, itu...!”
“Aku mengerti. Dia begitu mudah diajak bicara sehingga mudah untuk salah paham dan berpikir, 'Mungkin kita bisa bersama.'”
“Ah, benar sekali, kan? Tapi dia tidak pernah punya pacar sebelumnya!”
“Mungkin dia benar-benar menyukai seseorang.”
“...Sial. Orang seperti apa yang bisa membuat Tomori-san jatuh cinta?”
Suara anak laki-laki itu penuh dengan iri.
Aku tahu ada desas-desus seperti itu, tetapi ku pikir itu adalah gosip tanpa dasar.
Itu sampai aku melihat tweet-tweet itu.
Jika sindiran biasanya pedasnya hanya tipu daya, dan tweet ini mewakili perasaan sejati Tomori…
[K-kun, aku masih menunggumu...]
Tanpa sadar akan kebingunganku, Tomori tampaknya tidak dapat menahan kegembiraannya.
[Aku mungking tak akan pernah mendapatkan kesempatan seperti ini lagi!]
[Aku begadang menonton semua episode Kimi Hana dan belajar!]
[Ah, tapi aku pengganti untuk klub teh, jadi mungkin aku tidak bisa bicara lama...]
“Apa yang dilakukan pengganti untuk klub teh?”
Aku tak bisa menahan tawa.
Aku cukup yakin klub teh itu semua anggota perempuan.
Mungkin mereka hanya ingin memanggilnya sebagai pengganti dan berbincang tentang obrolan gadis denganmu [Teman semua orang].
“Yah, itu nyaman.”
Karena dia memiliki rencana setelahnya, Tomori tidak akan bisa tinggal lama. Jadi, aku menghabiskan waktu di ruang kelas kosong, menatap hujan yang tidak menunjukkan tanda-tanda berhenti.
Kimitaka Kagisaka memiliki aturan yang mirip dengan tujuan.
Dia tidak akan membentuk hubungan dengan orang lain di akademi.
Tentu saja, romansa tidak mungkin.
Tentu saja, juga karena dia ingin fokus pada studi untuk menjadi mandiri, tetapi ada alasan lain juga.
Terutama, dia tidak bisa mendekati Azusa Tomori. Itulah mengapa dia bertukar sindiran pedas dengannya setiap hari.
“Ah, bukankah Azusa-senpai seperti wakil ketua di kelasnya ? Aku mendengar mereka sering berbicara.”
“Huh? Tidak mungkin. Kabarnya dia seorang otaku, seorang introvert yang canggung yang tidak disukai Tomori-san.”
Maafkan aku karena menjadi orang anti-sosial yang menyebalkan.
Saat aku mendengarkan percakapan mereka di lorong, aku hanya terus menunggu. Tangan jam menunjukkan bahwa sudah 30 menit sejak aku meninggalkan perpustakaan.
(Aku kira dia pasti sudah lelah menunggu dan pergi.)
Tetapi, aku tidak bisa tidak merasa bersalah.
Berpikir kembali tentang tweet tadi sebagai antisipasi, aku tidak bisa tidak merasa terhempas oleh perasaan permintaan maaf.
” ?! “
... serius?
Ketika aku mengintip ke dalam perpustakaan, di sana dia—Tomori.
“ t=Tidak mungkin. Bagaimana dengan menjadi pengganti untuk klub teh?”
Aku berbisik sambil bersembunyi di balik pintu.
Oh baiklah, Aku berpikir untuk membunuh waktu beberapa saat lagi, tetapi aku tidak bisa berhenti memikirkan adegan yang baru saja aku lihat.
Azusa Tomori menatap ponsel merahnya dengan ekspresi kesepian.
Nyata, dia terlihat khawatir.
(Tidak, jangan merasa kasihan padanya.)
Ingat aturan.
Aku hanya perlu fokus pada studiku.
Meskipun aku disebut sebagai individualis atau lebih buruk, selama aku menjaga nilai tertinggi, itu tak apa.
[…K-kun, apa yang terjadi? Apakah kau tiba-tiba sakit?]
Aku berharap dia kembali ke olokan biasa kami, bahkan hanya sebentar.
Namun, apa yang dia tulis di akun tersembunyi adalah kekhawatirannya terhadap pria pendiam sepertiku.
“――Kau terlalu baik, Azusa Tomori.”
Aku berbisik, lalu berbalik dan menuju ke lorong.
Aku mencoba mengingat. Itu tidak ada sebelumnya. Jika bisa ditemukan di sekolah, maka—
***
“Maaf karena membuatmu menunggu.”
Setelah bergegas kembali ke perpustakaan, aku meminta maaf kepada Tomori.
” ….! …kau terlambat!”
“Maaf.”
“Bukankah kau akan berterima kasih karena tingkat kesabaranku yang tinggi? Aku berharap seratus kali bahwa kau akan berakhir di rumah sakit karena dehidrasi berlebihan.”
Tidak-tidak-tidak, kau benar-benar khawatir tentangku, dan itu terlihat. Tapi, tentu saja, aku tidak bisa mengatakannya. Jadi aku minta maaf.
“Dan mengapa kau basah? Apakah kau pergi bermain hujan-hujanan atau sesuatu?”
“Tidak begitu, tapi pada titik ini, katakanlah apa yang kau inginkan sebanyak yang kau mau.”
“...Huh? Apa maksudmu? Itu tidak seperti dirimu. Jangan bilang kau menyesal.”
“Oh, ya. Itulah mengapa, ini.”
“? Kaleng kopi?”
“Aku traktirmu. 130 yen terlalu murah untuk permintaan maaf, meskipun.”
Benar. Tidak peduli apa motivasinya, Tomori menantikannya.
Untuk memiliki percakapan normal dengan saling berbagi topik.
Untuk mempelajari sebuah anime sepanjang malam yang biasanya tidak dia tonton.
Mungkin bahkan membatalkan rencana dengan teman-temannya dari klub upacara teh yang dia janjikan untuk bertemu.
(Aku kira kau akan "memandikan aku dengan pukulan kata-katamu.")
Aku melakukan sesuatu yang sebenarnya pantas mendapat tamparan――
“――Hanya kali ini, sebagai pengecualian khusus.”
Menghela nafas, Tomori menerima kopi kalengku.
“Aku tidak punya pilihan selain memaafkanmu.”
“Benarkah?”
“Jangan salah paham. Jika kau terus minta maaf, itu akan menarik terlalu banyak perhatian di perpustakaan. Selain itu, mengapa kau memilih kopi?”
“yah, kau suka, kan?”
“Huh…?”
“Kau sering minum merek kopi kaleng ini. Dan hari ini, kau terlihat… ngantuk.”
Aku tidak bisa memberitahunya bahwa dia terlihat seperti dia begadang semalaman, jadi aku mencoba menutupinya.
“Tapi kopi ini… ah!”
Tomori sepertinya menyadari sesuatu saat dia melihat seragam sekolahku yang basah.
“Jangan bilang kau pergi keluar hujan untuk membelinya untukku?”
“Apa yang kau bicarakan?”
“Jangan berpura-pura bodoh. Merek ini hanya dijual di dua tempat di sekolah. Mesin penjualnya di lorong tepat setelah perpustakaan dan yang satu di sebelah gym. Dan yang di lorong saat ini sedang habis.”
“Seperti yang diharapkan dari siswa berprestasi. Kau memiliki ingatan yang baik.”
“Sama untukmu. Tapi… pergi membelinya tanpa payung…”
“Kau benar-benar bodoh, ya?” kata Tomori sambil berdiri dari kursinya.
“? Ke mana kau pergi?”
“Karena makan dan minum dilarang di perpustakaan, aku akan minum di luar. Tunggu di sini sampai aku kembali. Jika kau pergi, aku tidak akan memaafkanmu. Aku akan mengejarmu dan menggunakan kepalamu sebagai sasaran latihan dengan kaleng kosong.”
Tomori mengatakan kata-kata yang cukup tajam itu sebelum meninggalkan perpustakaan.
(Apakah kau masih marah padaku?)
Meskipun itu merek favoritnya, sepertinya kopi kaleng masih terlalu murah.
Sambil memikirkan hal ini, aku melihat-lihat akun privatnya.
[Yesss! Kamu kembali!!!]
Ah, aku lega. Tomori tidak tampak marah padaku.
[Kau kembali, K-kun… Kau kembali!]
[Astaga. Kamu meminta maaf dengan tulus! Ada apa dengan mode dere yang tiba-tiba ini? Ini begitu menggemaskan sampai aku bisa mati!]
[Juga, kau ingat kopi favoritku~!]
“Apakah kau anjing setia yang dipuji oleh pemiliknya?”
Dia mengungkapkan kegembiraannya, seperti mengubur mainan yang diterima sebagai hadiah dengan antusiasme.
Dia menceritakan detailnya seolah-olah memamerkan. Agak membuatku merasa hangat dan tersenyum hanya dengan melihatnya.
“Ini, aku membawamu handuk. Akan merepotkan jika kau masuk angin karena aku… Tunggu, mengapa kau tersenyum sendiri?”
Lima menit kemudian.
Tomori memberi aku tatapan tajam, dan aku mencoba mengabaikannya dengan acuh tak acuh "tak ada."
“Oh, lihat itu!”
“Huh? Itu tidak mungkin. Mengapa Tomori bersama pria itu…!”
Pria dan wanita dari tadi berbisik dari pintu masuk perpustakaan. Aku merasakan campuran kejutan dan iri dari bisikan dan mata mereka, tetapi sayangnya, aku tidak punya energi untuk memperhatikan mereka.
Karena aku telah menemukan akun privat [Teman Semua Orang].
Ada berbagai misteri dan masalah lainnya, tetapi untuk saat ini, mari nikmati waktu kita berbicara tentang topik yang umum.
Meskipun perpustakaan melarang makan dan minum, dan juga tidak ada cola atau permen yang tersedia—
―Entah bagaimana, rasanya kita masih bisa memiliki waktu yang menyenangkan.
(Tl note : istilah "buzzer-beater" adalah suatu istilah dalam olahraga basket yang merujuk pada tembakan yang berhasil dilakukan pada detik-detik terakhir sebelum bunyi peluit akhir (buzzer) pertandingan.)
Translator: NyanNyan-tan