Dousei Kara Hajimaru Otaku Kanojo no Tsukurikata - Volume 2 Kata Penutup Bahasa Indonesia

 Kata Penutup


 Halo semuanya, aku Rin Murakami.  Sudah lama ya.

 Terima kasih banyak telah membaca volume kedua dari Dousei Kara Hajimaru Otaku Kanojo no Tsukurikata!  Aku mulai menulis seri ini tahun lalu dan terima kasih kepada kalian, para pembaca, aku dapat terus melanjutkannya hingga sekarang.  Kuharap kalian suka tema utama volume ini: bertemu orang baru di tempat kerja.

 Sejak aku menjadi penulis penuh waktu, jadwal tidurku menjadi sangat buruk hingga aku sekarang tidur di siang hari dan bekerja di malam hari.  Terkadang aku mencoba memperbaikinya dengan bangun lebih awal, tapi kemudian aku akhirnya menulis sampai larut dan aku kembali ke titik awal.  Ini adalah lingkaran setan...

 Karena tidur dengan benar bukanlah suatu pilihan, aku mencoba menjaga diri dengan berolahraga—joging dan bersepeda—tapi menyakitkan untuk mengakui usiaku membuatnya menyakitkan.

 Saat menulis volume ini, karena aku ingin para karakter mencari romansa dengan memulai pekerjaan, aku harus menemukan tempat yang baik bagi otaku untuk bertemu satu sama lain.  Aku memiliki beberapa teman yang pernah bekerja di kafe bertema, jadi aku mengajukan banyak pertanyaan kepada mereka untuk mendapatkan ide.  Kagetora dan Kokoro akhirnya bekerja di maid café.  Aku yakin memilih itu, dan (semoga) itu menarik, karena aku pribadi suka pergi ke semua jenis kafe bertema.

 Ada begitu banyak kafe aneh di Jepang.  Ada yang bisa bermain permainan papan dengan para maid, ada yang menampilkan pertunjukan panggung, yang makanannya lezat, ada yang bisa bermain peran dengan para maid, dan sebagainya.  Bahkan ada satu, yang sebenarnya belum pernah kunjungi, di mana para maidnya berpakaian dan bertingkah seperti gadis kecil.  Aku diberitahu kalau, terlepas dari bagaimana kedengarannya, itu adalah tempat yang normal dan tidak aneh-aneh.  Kafe dalam cerita ini, bagaimanapun, dengan para maid yang berpakaian seperti maid bertelinga kucing, adalah kafe yang relatif standar.

 Untuk mendapatkan lebih banyak bahan untuk buku itu, aku bahkan mengunjungi apa yang mungkin merupakan satu-satunya maid café paling populer di Jepang, dan aku terkejut melihat betapa cantiknya semua maid itu.  Namun, ternyata, tidak semua dari semuanya adalah otaku.  Aku masih percaya kalau salah satu hal terbaik tentang maid café adalah kalian bisa bersenang-senang dengan otaku tanpa perlu menyembunyikan level otakumu.

 Ide lain yang kupertimbangkan untuk pekerjaan si protagonis adalah bekerja di toko anime, menjual doujinshi, dan men-debug game.  Aki tahu orang-orang yang pernah melakukan hal-hal itu, tapi itu semua terdengar melelahkan...

 Pekerjaan lain yang mungkin, yang sebenarnya kualami sendiri, adalah bekerja di warnet.  Manfaat paling keren dari itu adalah bisa membaca manga ketika tidak ada lagi yang bisa dikerjakan.  Aku juga mencoba menghadiri acara untuk membantu pembuat manga menjual doujinshi mereka, meskipun aku tidak yakin itu pekerjaan yang bagus.  Itu juga sangat menyenangkan, dan itu memberiku pengalaman berharga.

 Untuk bagian percintaan, ketika aku masih di sekolah, aku sering mendengar tentang bagaimana orang-orang di sekitarku menemukan pacar mereka di pekerjaan paruh waktu mereka, baik itu di restoran cepat saji, di restoran pizza,  les anak sekolah, di restoran keluarga, atau sebagainya.  Kebetulan, sebagian besar dari mereka yang menemukan cinta di tempat kerja menemukannya di Mister Donut, entah kenapa.

 Sebagian besar pekerjaan paruh waktuku seperti membersihkan, memasang pamflet, atau bekerja di pabrik dan gudang, yang berarti aku tidak pernah beruntung untuk bertemu siapa pun di sana.

 Khusus untuk romansa otaku, menurutku kebanyakan otaku menjadi pasangan di acara-acara dan pertemuan offline, atau bahkan dengan menggunakan aplikasi kencan, seperti yang ada di jilid pertama.  Setiap orang yang menghadiri acara semacam itu pada awalnya adalah seorang otaku, dan dengan aplikasi kalian dapat menyaring orang untuk menemukan mereka yang memiliki minat yang sama denganmu.  Sama seperti di buku ini, aplikasi kencan memang memiliki banyak komunitas otaku yang berpusat pada anime atau game tertentu.

 Saat ini, dengan berbagai jenis aplikasi kencan di pasaran, ada beberapa yang memungkinkan kalian menyaring orang berdasarkan idealisme atau kepribadian mereka, mencocokkan dengan orang yang berjalan melewatimu di jalan, memilih pasangan hanya berdasarkan penampilan, mencari  orang-orang yang tinggal di dekat kalian, dll. Beberapa dari mereka bahkan mengizinkanmu mendaftarkan profil yang menyertakan lingkup sosial kalian, memberi kalian pilihan untuk tidak pernah mencocokkan dengan teman-teman kalian di situs tersebut.

 Akiu sebenarnya pernah mencoba menggunakannya sendiri sebentar, tapi aku kehilangan minat dengan cepat.  Beberapa temanku menemukan pasangan melalui aplikasi kencan, jadi kupikir mereka adalah alat yang bagus.  Juga, baru-baru ini, ada lebih banyak pesta perjodohan yang ditujukan untuk otaku, sehingga memberi orang yang berada di posisi yang sama dengan Kagetora dan Kokoro lebih banyak pilihan.

 Aku suka menggunakan kisah nyata sebagai inspirasi untuk hal-hal yang terjadi pada karakterku, jadi kuharap jika kalian mencari pacar, membaca seri ini dapat bermanfaat bagi kalian.

 Karena volume kedua sebagian besar berlatar di maid café, Mako Tatekawa menggambar Kokoro dengan pakaian maid untuk sampulnya!  Aku hanya melihat sketsa kasarnya, tapi itu saat imut hingga hampir membuatku terkena serangan jantung...

 Ada juga beberapa karakter baru yang muncul untuk pertama kalinya: Iroha, Mikoto, Kusumi, dan Yume.  Apakah kalian menyukai mereka?  Aku melihat ilustrasi desain karakter dari Mako Tatekawa, dan mereka terlihat persis seperti yang kubayangkan, jika tidak lebih baik.  Iroha dan Yume menggemaskan, Mikoto keren dan cantik, dan Kusumi tampan!  Terima kasih banyak, Mako Tatekawa!

 Aku juga ingin berterima kasih kepada editorku, yang bahkan membantuku mempromosikan buku ini di internet.  Aku sangat berterima kasih untuk itu.

 Di volume ketiga, kuharap aku bisa menulis tentang cosplay pertama Kagetora, bagaimana dia mencari romansa dengan bercosplay, dan bagaimana dia menjadi lebih dekat dengan berbagai gadis.

 Kita bisa berjumpa lagi di sana!


 Rin Murakami


Translator: Janaka


Post a Comment

Previous Post Next Post


Support Us