OmiAi - Chapter 120 Bahasa Indonesia


 

Bab 120

 

Penyebab Arisa tidak bisa berenang ialah, dia kurang pandai dalam mengapung, dengan kata lain postur tubuhnya salah saat dia berada di dalam air.

Idealnya, kepala harus sedikit diturunkan sejajar dengan permukaan air, dan punggung harus dinaikkan hingga berada di atas air.

Dalam kasus Arisa, kakinya tenggelam dan tubuhnya miring.

Jadi, Yuzuru mulai dengan mengoreksi cara dia mengapung.

Pertama-tama mulai dengan postur Daruma mengapung.

Selanjutnya postur ubur-ubur mengapung ... dan terakhir, mengapung dengan tangan dan kaki terlentang.

"Hebat, kamu luar biasa, Arisa! Kamu bisa mengapung dalam waktu sesingkat ini!”

"...Tunggu, bukankah pujianmu padaku terlalu berlebihan? Ini, 'kan hanya mengapung."

Sekarang, dia bisa mengapung dengan sempurna.

Menanggapi pujian dari Yuzuru yang berlebihan, Arisa tersenyum datar.

Sepertinya dia pikir, Yuzuru sedang mengejeknya.

“Aku serius. …Meskipun orang bisa berenang, ada orang yang postur mengapungnya masih salah. Dasar-dasar itu penting. Aku tidak pernah memikirkan kalau kamu bisa melakukannya secepat ini.”

Yuzuru berkata seperti itu, Arisa mengendurkan ekspresinya.

“Be-Begitu ya.”

Lalu dia tersenyum bahagia.

Imutnya… Dalam hati Yuzuru berpikir begitu.

Meski begitu, Arisa itu imut adalah fakta, tapi memuji secara berlebihan pada saat yang sama juga benar.

Sejak awal, Yuzuru memutuskan untuk memujinya terlepas dari Arisa berhasil atau gagal.

Mengapung itu penting, tapi menurut Yuzuru lebih penting untuk menghilangkan rasa takutnya pada air.

… Dia juga tidak ingin melihat Arisa patah semangat.

Kesimpulannya, Yuzuru bersikap manis pada Arisa.

“… Selanjutnya, aku harus bagaimana?”

“Hmm. … Selanjutnya, Aku akan memegang tanganmu saat kamu mengapung, jadi kibaskanlah kakimu.”

Latihannya sudah memasuki dasar-dasar cara berenang.

Ini adalah latihan mengibaskan kaki.

“… Bagaimana?”

“Hmm….”

Arisa memiliki masalah mendasar dengan "cara mengapung", tapi ada juga masalah besar dengan "kibasan kaki".

Lututnya terlalu ditekuk.

Dan kibasannya sampai menyentuh permukaan air.

Inilah alasan kenapa cara berenang Arisa terlihat seperti "serangga yang jatuh ke danau".

Saat dia menyampaikan itu padanya, Arisa memiringkan kepalanya.

“Menekuk lutut itu…, bagaimana caranya?”

“Mungkin lebih baik kamu berlatih sambil duduk.”

Yuzuru menyuruh Arisa duduk di tepi kolam renang, dan menginstruksikan untuk menggerakan kakinya.

Gerakannya … sedikit canggung.

“… Cara menekuk lututku, apakah sudah benar?”

Arisa tersenyum cemberut.

Sepertinya dia memiliki kebiasaan bahwa ketika ada sesuatu yang tidak bisa dia lakukan, suasana hatinya menjadi buruk.

Bagi Yuzuru, itu adalah penemuan baru.

“Maksudku tidak benar-benar menekuknya seperti tongkat. Sedikit saja sudah cukup."

"Sedikit itu seberapa?”

"Apa boleh aku memegang … kakimu?”

Arisa menangangguk kecil.

Yuzuru berdiri di depan Arisa dan meraih kakinya yang indah dengan tangannya.

(Benar-benar kaki yang indah.)

Kulitnya putih di sepanjang kakinya.

Bentuk kakinya dari ujung jari kaki hingga pangkal paha sangat indah.

(Kakinya sedikit sensitif.)

Karena dia biasanya memakai sepatu tipe High Cute, jadi kakinya sedikit sensitif.

Yuzuru merasa tidak enak tentang itu, tapi dia juga laki-laki, jadi bagaimana pun, matanya tertarik ke daerah itu.

“Ano, Yuzuru-san, kamu melihat ke mana…?”

“Tidak, maafkan aku. Aku terpesona oleh kakimu.”

“Kamu pikir aku akan memaafkanmu jika kamu memujiku seperti itu…?”

Kata Arisa dengan wajah marah.

Pipinya sedikit merona.

… Kelihatannya, dia tidak benar-benar marah.

“Maukah kamu memaafkanku?”

“Mou …, pokoknya hanya lihat saja, mengerti.”

Arisa memiliki ekspresi yang mengatakan, "apa boleh buat”.

Dia sepertinya tidak keberatan dilihat oleh Yuzuru.

Nah, kesampingkan itu.

Yuzuru sedikit gugup ketika menggerakkan kaki Arisa dengan tangannya untuk memperlihatkan bagaimana caranya padanya.

"Daripada tidak menekuk lutut, kamu bisa menggerakkannya dalam gerakan kecil seperti ini. Ini seperti menendang air dengan ujung dan punggung kakimu, bukan seluruh kaki."

"Itu tidak akan banyak maju, bukan?"

"Tidak apa-apa karena kaki yang bergetar memiliki postur yang baik untuk berenang. Dan karena hanya ujung kaki yang menendang air, menggerakannya terlalu berlebihan malah tidak ada artinya.”

"Ternyata begitu ya ..."

Setelah menerima saran dari Yuzuru, kali ini, dia akan menunjukannya dengan menggerakan kakinya tanpa bantuan dari Yuzuru.

Gerakannya jauh lebih baik dari yang pertama kali.

“Selanjutnya, kita akan mencobanya sambil kupegangi.”

“Baik.”

Kali ini, Yuzuru menyuruhnya mengibaskan kakinya sambil dipegangi Yuzuru di tepi kolam renang.

Pada awalnya, Yuzuru meraih kaki Arisa dan membantunya.

“Jangan sampai keluar dari air, lakukan dengan gerakan kecil seperti …”

"Tidak apa-apa, ‘kan kalau sedikit menekuk lutut?"

"Ya, tidak apa-apa, kamu hanya perlu mengibaskannya dengan ujung kakimu."

Arisa mengibaskannya sesuai dengan saran Yuzuru.

Dia memiliki saraf motorik yang baik, dan jika dia mempelajari triknya, dia akan meningkat dengan cepat.

(Aku jadi bingung harus melihat ke mana…)

Dalam bidang pandang Yuzuru, terlihat punggung putih dan pantat yang relatif besar.

Pinggulnya bergetar seiring dengan gerakan kakinya.

Tunangan Yuzuru memiliki proporsi tubuh yang sangat bagus, jadi melakukannya dengan normal saja sudah cukup seksi.

“Yuzuru-san, bagaimana gerakanku?”

“Yah, aku pikir sudah bagus. Seperti yang diharapkan dari Arisa, peningkatanmu sangat cepat, tidak sia-sia aku mengajarimu.”

“Ehehe… Terima kasih.”

Arisa mengangkat suaranya, sepertinya dia dalam suasana hati yang baik.

Sedikit mengalihkan pandangan dari tunangannya yang imut, Yuzuru berusaha untuk tetap tenang.

 

Translator: Exxod

Editor: Janaka

2 Comments

Previous Post Next Post


Support Us