Bab 108
Sekarang, Hari Minggu setelah upacara masuk
sekolah.
Yuzuru, yang mengenakan pakaian kasual,
sedang menunggu di stasiun.
Ketika dia memeriksa jam tangannya ...
"Yuzuru-san."
"Ah!"
Tiba-tiba ada yang memegang bahunya.
Yuzuru terkejut dan tanpa sadar meninggikan
suaranya, lalu dia berbalik.
Di sana ada tunangannya yang membuat wajah
"Ehehe" dengan ekspresi imut.
"Jangan mengagetkanku. Aku jadi
terkejut 'kan."
"Itu salah Yuzuru-san karena tidak
waspada."
Pakaian Arisa hampir sama seperti pakaian
Yuzuru, dia memakai pakaian kasual.
Bagian bawah adalah celana jeans, dipadukan
dengan bagian atas berupa kemeja dan kardigan.
Dan di jari manis tangan kirinya, bersinar
cincin lamaran yang berisi perasaan Yuzuru.
Ketika dia di sekolah, Arisa tidak memakai
cincinnya.
...Seperti yang diharapkan, menghabiskan
waktu di sekolah memakai cincin lamaran mahal akan mengundang terjadinya tindak
kejahatan, dan di atas segalanya, itu akan membuat keributan "siapa yang
memberikannya?".
Itu adalah rahasia umum kalau Yuzuru dan
Arisa adalah sepasang kekasih, tapi bertunangan adalah cerita yang benar-benar
berbeda.
Sebaiknya tetap dirahasiakan.
"Jadi begitu ...Memangnya kenapa kalau
aku tidak waspada?"
Tiba-tiba, Yuzuru yang memiliki pikiran sedikit
nakal, dengan lembut mengangkat tangan kiri Arisa.
Arisa berpikir kalau Yuzuru hanya akan
memegang tangannya seperti biasa, dan dia mengulurkan tangannya dengan gerakan
alami.
... dia sangat tidak berdaya.
Yuzuru memegang tangan Arisa dan perlahan mengangkatnya.
Eh? Kenapa kamu mengangkat
tanganku? bukankah kita akan bergandengan dan pergi kencan?
Dan saat dia tersenyum kecil menanggapi
Arisa yang memiliki ekspresi seperti itu...
"Ah..."
Ke punggung tangannya.
Yuzuru menempelkan bibirnya dengan lembut.
Terkejut, tubuh Arisa sedikit bergetar.
Kulit putihnya yang seperti porselen
sedikit memerah.
Yuzuru tidak peduli dan dengan lembut
menjatuhkan ciuman kedua di jari manisnya.
"Nh..."
Arisa mengerang seolah dia sedang
kesakitan.
Kemudian, mungkin karena kekuatan
meninggalkan tubuhnya, dia ambruk ke arah Yuzuru.
"Kamu baik-baik saja?"
"Ha-Hal seperti ini... To-Tolong
berhenti melakukannya di tempat umum..."
Arisa, yang dipeluk oleh Yuzuru, mengeluh
kepada Yuzuru dengan mata basah.
Sepertinya Arisa tidak membencinya,
meskipun dia menyuruh Yuzuru untuk berhenti.
Sebaliknya, di mata Yuzuru, kelihatannya Arisa
menginginkannya.
"Bukannya kamu yang bilang kalau harus
tetap waspada?"
Yuzuru melayangkan senyum jahat.
Kemudian Arisa menggembungkan pipinya sedikit
dan memukul dada Yuzuru.
"Mou... Baka."
Arisa berkata dengan suara lega, tetapi
dengan ekspresi seperti dia tidak puas dan menginginkannya lagi.
Nah, setelah itu mereka menuju ke taman
dekat stasiun.
Bunga sakura yang indah telah mekar
sempurna di taman yang lumayan luas itu.
Benar, kencan kali ini yang mereka
tunggu-tunggu adalah kencan melihat bunga sakura
"Dimana kamu ingin bersantai?"
"Itu benar.... Aku pikir di sekitar
sana terlihat bagus."
Untungnya, ada satu tempat kosong yang
terlihat bagus.
Yuzuru membentangkan tikar yang dia bawa di
tempat itu.
Yuzuru bertanggung jawab membawa alas untuk
duduk dan minuman.
Di sisi lain, Arisa bertanggung jawab membawa...
"Aku sangat antusias membuatnya."
Dengan senyuman, dia mengeluarkan satu,
dua, tiga kotak besar bento.
Kemudian Arisa membukanya satu per satu.
Kotak-kotak itu penuh dengan lauk pauk
makanan Jepang, Barat, dan Cina, onigiri kecil dan imut, dan sandwich dengan
beragam sayuran.
"...?"
...Banyak sekali.
Pikirannya yang sebenarnya yang akan Yuzuru
keluarkan dari mulutnya tidak sengaja dia ganti dengan kekaguman.
"Aku sedikit membuat terlalu banyak."
Ehe, Arisa tertawa.
Yuzuru tidak tahu kenapa dia bilang itu
sedikit, dia bingung dengan perbedaan pemikiran tentang jumlah makanan antara
dia dan Arisa.
"Y-Yah ... jika tidak habis, aku bisa
membawanya pulang dan memakannya."
"Aku akan senang jika kamu bisa
melakukan itu .... Ini bisa untuk makan malam hari ini, atau sarapan besok. Aku
pikir jika sebatas itu, makanannya masih bisa dimakan."
"Kamu benar"
Rupanya, Arisa pikir Yuzuru bertanggung
jawab atas "makanan" yang dia buat.
Namun, agak menyenangkan bagi Yuzuru untuk
bisa menyantap hidangan buatan Arisa untuk makan malam dan sarapan.
"Kalau begitu, ayo kita makan.
Itadakimasu."
"Itadakimasu."
Yuzuru dan Arisa mengatupkan kedua
tangannya.
Yuzuru mengulurkan tangan ke sandwich
karena itu seharusnya mudah basi untuk saat ini, dan yang pasti akan kehilangan
rasanya saat dibekukan.
"Bagaimana?"
"Ya... ini enak."
Tekstur selada dan mentimun yang renyah,
keasaman tomat segar, ham yang tidak terlalu asin, dan roti yang lembut.
Dan saus yang dioleskan ke roti menyatukan
rasa dari setiap bahan.
"... Apa kamu mengubah rasa
sausnya?"
Ini bukan pertama kalinya dia makan sandwich
buatan Arisa.
Namun, Yuzuru memperhatikan kalau rasa
sausnya sedikit berbeda dari sebelumnya.
"Ya. Aku mengubahnya sedikit.
Bagaimana?"
Tampaknya Yuzuru senang dengan perubahan
rasa itu.
Arisa bertanya dalam suasana hati yang
baik, tetapi dengan suara yang sedikit cemas.
"Aku lebih suka yang ini. Kupikir
seleraku adalah saus yang sedikit pedas.."
"Baguslah."
Arisa tersenyum senang.
Kemudian Yuzuru mengulurkan sumpit ke lauk
lainnya.
"Cabai udang ini enak"
"Ayaka-san memberiku beberapa
saran."
"Hmm, hamburger ini dingin tapi tidak
keras."
"Chiharu-san memberiku beberapa tips."
Rupanya, Arisa meningkatkan keterampilan
memasaknya ketika Yuzuru tidak melihatnya belakangan ini.
Setelah selesai makan berbagai masakan
Arisa.
Kemudian……
"Tidak kusangka, aku bisa makan
sebanyak itu ..."
"Itu benar .... mungkin karena kamu
kelaparan."
Mereka bisa menghabiskan dua dari tiga
kotak bento-nya.
Sisanya untuk makan malam Yuzuru hari ini.
"Terima kasih untuk makanannya, Arisa.
Itu enak. Sisanya aku akan memakannya di rumah."
"Baik... terima kasih karena telah
menghabiskannya."
Setelah selesai makan, mereka melihat bunga
sakura lagi.
Kedua tangan mereka bergandengan secara
alami.
"Indahnya."
"Iya, benar-benar indah."
Setelah menyetujui gumaman Arisa, Yuzuru melihat
Arisa duduk di sebelahnya.
Kemudian Arisa juga memperhatikan Yuzuru.
Secara alami mata mereka bertemu.
Tanpa sadar mereka tertawa kecil.
"Yah... aku adalah orang paling bahagia
di dunia ini. Aku bisa menikah dengan seseorang yang begitu cantik, imut, dan
pandai memasak."
Arisa tersipu, ketika Yuzuru mengatakan itu
dengan bangga.
Kemudian, dia menatap Yuzuru dengan matanya
yang indah, dan dengan lembut meringkuk.
"Aku juga... senang"
Mengatakan itu, Arisa mendekatkan tubuhnya hingga
bahu mereka saling bersentuhan.
Yuzuru dengan lembut meletakkan tangannya
di bahu Arisa dan memeluknya.
"Nhh ..."
Arisa tidak menentangnya.
Dengan lembut dia meletakkan kepalanya di
bahu Yuzuru.
Rambut kuning muda yang indah tersebar di
bahu Yuzuru.
Kemudian Yuzuru dengan lembut meraih tangan
Arisa.
Lalu Yuzuru berbisik di telinganya.
"Kenapa kita tidak... latihan?"
"……Baik"
Dengan napas panas.
Arisa menjawab dengan suara kecil.
Translator: Exxod
Editor: Janaka
yuzuru sudah kehilangan kendali :v
ReplyDeleteIngat dek
ReplyDeleteKlean di tempat umum
Berhenti senyum² wahai para readerr
ReplyDeleteHabis tunangan kadar gula naik 150%
ReplyDeleteHari ini gw baca dah hampir 80an chapter, kebanyakan komenan pada ngutuk semua, ntah gula Ama drama nya
ReplyDeleteKokomi banner confirmed :v
ReplyDeleteAh, indahnya masa muda😌👍
ReplyDelete