OmiAi - Chapter 107 Bahasa Indonesia

 

Bab 107

 

"Hai hai, Yuzurun, Arisa-chan. ... Yuzurun, apa kulitmu terbakar matahari?"

"Seperti yang kau lihat."

Yuzuru menjawab dengan santai dan mengeluarkan oleh-oleh dari kantong kertas.

"Ini, silahkan."

"Terima kasih. ...Hmm. Cokelat kacang macadamia. Ini murah."

"Aku ingin kau bilang itu bagus, bukannya menghina dengan mengatakan harganya murah."

Kemudian Yuzuru membagikan sekotak coklat kepada teman-teman sekolahnya — Chiharu, Soichiro, Hijiri, dan Tenka. 

Dan dia memberikan kotak terakhir pada Arisa.

"Ini, Arisa."

"Terima kasih."

Dengan senang hati, Arisa menerima sekotak coklat darinya.

...... Yuzuru sedikit mengalihkan pandangannya ketika dia melihat kotak dengan bentuk dada yang aneh.

"Tetapi, kacang Macadamia ya ... itu kacang yang terkenal."

Soichiro berdiri dan mengeluarkan kotak dari kantong kertas yang dimilikinya.

Lalu dia memberikan pada Yuzuru dan Arisa.

"Terima kasih.... Apa tahun ini Hawaii lagi?"

"Yah seperti biasa."

Keluarga Satake pergi ke Hawaii setiap musim semi.

...... Jumlah anggota keluarganya cukup untuk membuat satu tim bisbol.

Itu menjadikannya liburan yang ramai.

"Lalu, ini untuk Yukishiro-san."

"Iya, terima kasih."

Soichiro menyerahkan kotak itu kepada Arisa.

Kemudian Soichiro menatap Arisa, yang mengucapkan terima kasih.

"Apa ada sesuatu?"

Arisa memiringkan kepalanya.

Soichiro bertanya kepada Arisa yang kebingungan.

"Bolehkah aku memanggilmu Arisa-san mulai sekarang?"

"Iya, itu tidak masalah ..."

Memangnya ada apa tiba-tiba?

Arisa melayangkan ekspresi seperti itu.

"Tidak... Bukankah nanti Yukishiro-san akan menjadi Takasegawa-san."

Sepertinya Arisa tidak bisa memahami kata-kata Soichiro untuk sesaat.

Tetapi, beberapa saat kemudian, wajahnya menjadi merah cerah.

"I-Itu ..."

"Karena di masa depan, aku harus mengganti cara memanggilmu, kupikir, kenapa tidak sekarang saja... jadi bagaimana?"

"Tidak masalah! Tolong panggil aku dengan namaku!"

Arisa berkata dengan gembira, menganggukkan kepalanya.

Lalu Soichiro berbisik, “Arisa Takasegawa… Arisa Takasegawa…” dan menyeringai.

Yuzuru menatap Arisa dengan perasaan lembut yang tidak bisa diungkapkan.

......Tunanganku telah menjadi orang yang mengecewakan.

"Yah, uhum. Aku juga punya oleh-oleh."

Ketika Ayaka berdeham, dia mengeluarkan sesuatu seperti boneka dari kantong kertas dan menyerahkannya kepada Yuzuru.

"……Apa ini."

"Matryoshka. Oleh-oleh khas Rusia. Apa kau tidak tahu itu?"

[TN : Matryoshka adalah boneka manusia yang di dalamnya bisa diisi dengan boneka yang lebih kecil lagi]

"Bukan itu yang aku maksud .... Bentuk apa Matryoshka ini?"

"Seperti yang kau lihat, itu Presiden Putin."

Memang, wajah Matryoshka itu mirip dengan Presiden Putin. 

Dan karena itu adalah Matryoshka, pasti ada boneka lain di dalamnya.

"Yeltsin, Gorbachev, Brezhnev, Khrushchev, Stalin, Lenin ... jadi begitu."

Apakah itu mungkin hanya sekedar mainan yang menarik?

Atau mungkin itu lelucon Rusia bahwa penampilan Rusia telah berubah tetapi isinya tidak. Yuzuru tidak tahu.

"Ini kalender untuk Arisa-chan."

"……Terima kasih."

Dengan wajah yang sangat senang, Arisa menerima oleh-oleh dari Ayaka.

Kemungkinan Arisa adalah satu-satunya gadis SMA yang sangat senang menerima kalender Putin.

"Bagaimana Arisa-chan. Apa kau merasakan sesuatu?"

"Em... merasakan apa?"

"Sesuatu seperti jiwa Rusia. Kau tahu, kau memiliki gen orang Rusia, 'kan?"

"Aku benci itu, aku lahir di Jepang dan dibesarkan di Jepang..."

Ayaka tertawa senang melihat sesuatu yang menarik dari jawaban Arisa.

Kemudian dia mengeluarkan kotak kecil dari kantong kertas.

"Ya, ini cokelat .... normal, tanpa lelucon apapun."

"Ini murah ya."

"Bilang kalau coklatnya bagus."

Ketika bicara tentang oleh-oleh saat bepergian ke luar negeri, sebagian besar memilih coklat.

Itu karena tidak mudah basi.

Nah, itu sebabnya Yuzuru, Ayaka, dan Soichiro yang pergi ke luar negeri selama liburan musim semi memilih coklat.

Chiharu kelihatannya pergi ke pemandian air panas di dalam negeri dan membeli roti sebagai oleh-oleh.

Untuk Tenka dan Hijiri sepertinya tidak melakukan perjalanan khusus.

"Rusia itu... dingin, tapi makanannya sangat enak."

Setelah bertukar oleh-oleh, tentu saja mereka masih bicara seputar topik yang sama.

Hijiri bertanya pada Ayaka.

"Makanan ... memangnya makanan apa yang kau makan saat di Rusia?"

"Itu sejenis makan di atas roti. Yah, tidak seperti di Jepang, itu tidak memakai kecap asin, tapi garam asin. Enak kalau dipadukan dengan Vodka."

"……Vodka?"

Arisa menanggapi ucapan Ayaka.

"Di Rusia ... apakah anak berusia enam belas tahun diperbolehkan minum alkohol?"

"Entahlah? Tapi meskipun dilarang, tidak ada orang Rusia yang patuh."

Jika ada yang patuh, dia berarti bukan orang Rusia, melainkan mata-mata Barat!

Ayaka tertawa bahagia ketika sedang menjelaskan tentang Rusia.

"Oi, Ayaka.... Jangan keras-keras. Ini bukan tempat pesta akhir tahun atau tahun baru, ini sekolah."

"Iya iya"

Mengikuti saran Soichiro, Ayaka membuat gerakan seperti menutup resleting di depan mulutnya.

Arisa, di sisi lain, memiliki ekspresi wajah yang kehabisan kata-kata.

Dia orang yang sangat serius sehingga dia ingin mengatakan, "Jangan minum alkohol."

(... Apa yang harus aku lakukan tahun depan.)

Di keluarga Takasegawa, sake disajikan sebagai hal biasa di pesta akhir tahun dan pesta tahun baru.

Yuzuru juga ikut minum.

Dan ... tahun depan, Arisa, yang merupakan tunangan Yuzuru, dan Naoki Amagi pasti akan diundang.

Aku tidak mau dimarahi Arisa ...

Bisakah Arisa minum juga?

Yuzuru memikirkan itu, tapi dia memutuskan untuk tidak memikirkannya sekarang karena itu adalah cerita untuk tahun depan.

"Aku dengar kalau kau merindukan makanan Jepang ketika bepergian ke luar negeri, lalu apa yang kau lakukan?"

Tanya Tenka.

Dia tampak tidak berpengalaman dalam bepergian ke luar negeri.

"Ah, memang aku merindukannya. Saat aku pergi ke luar negeri, aku membawa mie instan cup dan onigiri."

Chiharu menjawab pertanyaan Tenka.

Keluarga Uenishi tampaknya lebih memilih bepergian di dalam negeri daripada ke luar negeri, tapi kadang-kadang mereka bepergian ke luar negeri.

"Kalau aku... karena tidak bisa makan banyak telur salmon, jadi ketika aku kembali ke Jepang, aku mampir ke Tsukiji."

[TN : Tsukiji salah satu distrik di Tokyo yang jadi pasar ikan]

"... Memangnya berapa banyak yang kau makan?"

Soichiro tersenyum pada Ayaka.

"Lagipula, rasanya berbeda. Ditambah rotinya memang enak, tapi sayang tidak ada nasi... Kalau Yuzurun, apa yang kau makan pertama kali setelah kembali ke Jepang?"

"Aku pergi makan di Ichiran."

[TN : Ichiran adalah toko ramen yang terkenal di Fukuoka]

Begitu sampai di Jepang, Ayumi bersikeras kalau dia ingin makan ramen.

Karena sudah larut, hanya Ichiran yang masih buka.

"Keluarga Takasegawa menyeruput ramen di Ichiran dalam perjalanan pulang dari Kaledonia Baru ..."

"Tidak bisa dipercaya."

"Berisik. Bukankah tidak apa-apa kalau rasanya enak."

Seseorang menarik pakaian Yuzuru dengan cara yang menggemaskan. 

Arisa yang menariknya.

"Ada apa?"

"Toko ramen, lain kali tolong ajak aku."

Ngomong-ngomong, Yuzuru ingat kalau Arisa belum pernah ke sana.

Yuzuru dengan lembut mengelus kepala Arisa.

"Baiklah, lain kali ayo kita pergi bersama."

Setelah Yuzuru mengatakan itu, Arisa menjadi malu, tapi tampak bahagia.

Imutnya~ Dalam hati Yuzuru sangat gembira.

 

Translator: Exxod

Editor: Janaka


9 Comments

Previous Post Next Post


Support Us