OmiAi - Chapter 109 Bahasa Indonesia

 


Bab 109

 

Pertama-tama Yuzuru meraih tangan Arisa dan mencium punggung tangannya.

Kemudian, tubuh Arisa bergetar karena terkejut.

"Kamu menyukainya?"

"Y-Ya ..."

Arisa menggeliat sedikit.

Jelas kalau dia lebih suka dicium di punggung tangannya.

Apakah dia benar-benar kehilangan kekuatan?

Itu karena Arisa mempercayakan seluruh tubuhnya pada Yuzuru.

Yuzuru dengan lembut membelai rambutnya yang indah seraya dengan lembut menopang Arisa yang ambruk.

Rambut halusnya bersinar di bawah sinar matahari.

Rambut murni yang misterius bak seorang dewi mulai jatuh dari tangan Yuzuru.

Yuzuru mengambil rambut Arisa dan dengan lembut menempelkan di hidungnya lalu menghirupnya.

Aroma sampo dan kondisioner lembut menusuk hidungnya.

"Yu-Yuzuru-san...?"

"Bagaimana dengan ini?"

Setelah itu berbisik lembut di telinga Arisa.

Yuzuru menempelkan bibirnya ke rambut cantik Arisa.

Memeras rambut dengan lembut di antara bibir dan hidungnya.

"Ah..., aa ..."

Desahan panas keluar dari bibirnya yang berkilau. 

Ketika Yuzuru dengan lembut menggenggam tangannya, Arisa balik meremasnya dengan erat.

Arisa meraih pakaian Yuzuru dengan satu tangan seperti memegang tali.

Di sisi lain, Yuzuru menjalin jarinya di rambut Arisa dan membawanya lebih dekat ke dirinya sendiri.

Ketika diperhatikan, Arisa seperti membenamkan wajahnya di dada Yuzuru, dan Yuzuru ada di posisi seperti memeluk Arisa dari depan.

"Aku mencintaimu"

"...Aku juga"

Perlahan, secara alami, sedikit demi sedikit, selangkah demi selangkah.

Yuzuru menempelkan bibirnya dari rambut Arisa menuju telinganya.

Dengan erat, Arisa memeluk Yuzuru dengan kuat seakan dia tidak mau lepas darinya.

Dan kali ini, dia mencium pipi Arisa yang gemetar.

"Yu-Yuzuru-san..."

Dengan mata yang sedikit basah, Arisa menatap Yuzuru.

Kemudian dia perlahan mendekatkan wajahnya ke wajah Yuzuru.

Bibirnya yang lembut dan lembab.

Dia menekannya dengan ringan ke pipi Yuzuru.

Mata biru laut dan mata hijau giok mereka bertemu.

Yuzuru mendekatkan bibirnya ke bibir Arisa...

"Yu-Yuzuru-san..."

Dengan lemah, Arisa mendorong dada Yuzuru untuk menghentikannya.

Ketika Yuzuru kembali sadar, wajah Arisa berubah menjadi merah padam dan sedikit gemetar.

"...Kamu tidak menyukainya?"

Ketika Yuzuru bertanya, Arisa menggelengkan kepalanya sedikit.

"Tidak, bukannya aku tidak menyukainya, tapi..."

Arisa memalingkan muka dari Yuzuru.

Kemudian dengan hati-hati mengamati sekitarnya.

"Itu, karena di sini ... di tempat terbuka ..."

"Eh? A-Ah..."

Setelah itu, Yuzuru menggaruk-garuk pipinya.

Dia benar-benar lupa kalau ini adalah tempat umum.

Ketika dia melihat sekeliling, orang-orang di sekelilingnya terganggu olehnya.

Sepertinya aksi mereka sedang dilihat.

"Maafkan aku"

"Tidak, tidak apa-apa ... aku juga lupa saat kita sedang melakukannya."

Telinga Arisa menjadi merah cerah.

Ini adalah taman, tempat terbuka sekaligus tempat umum.

Selain itu, Yuzuru yang memimpinnya sepertinya tidak terlalu salah.

Setidaknya Arisa bersedia melakukan itu sebelum sampai ke bibirnya..

Ah, aku tidak sabaran

Gagal lagi.

...Yuzuru berusaha keras untuk memimpin Arisa dengan wajah yang seriusnya, tapi dia juga seorang perjaka yang hanya memiliki pengalaman romansa dengan Arisa.

Tidak ada yang bisa dia lakukan tentang hal itu.

... Apa aku harus bertanya kepada ahlinya?

Ahlinya.

Dengan kata lain, itu adalah Soichiro.

...Ngomong-ngomong, seberapa jauh Si Sampah itu melakukannya dengan teman masa kecilku?

Yuzuru sedikit khawatir dengan perkembangan hubungan seksualitas teman masa kecilnya, tapi ketika dia bertemu dengannya sebelumnya, dia tampak canggung, jadi dia tidak terlalu memikirkannya.

"Yuzuru-san.... Yuzuru-san?"

"Eh? Ah... maafkan aku, Arisa. Ada apa?"

Setelah dipanggil oleh Arisa, Yuzuru akhirnya tersadar.

Di sisi lain, Arisa menarik pakaian Yuzuru dengan pipi memerah.

"Kenapa kita tidak segera pergi?"

Rupanya Arisa ingin segera meninggalkan tempat ini.

...Sepertinya dia malu dengan apa yang baru saja terjadi.

Dan Yuzuru setuju dengan itu.

"Itu benar .... Baiklah, ayo kita segera pergi."

Yuzuru dan Arisa mulai bersiap untuk pulang.

Pada akhirnya, aku tidak terlalu menikmati pemandangan bunga sakura.

Dalam perjalanan pulang.

Yuzuru dalam hati bingung saat mereka berdua pulang berdampingan.

Namun, dia bisa makan makanan enak dan melihat Arisa yang imut.

Dango lebih baik daripada bunga.

Tapi, Arisa lebih baik daripada Dango.

[TN : Dango adalah kue jepang berbentuk bulat yang ditusuk seperti sate, terbuat dari mochiko]

[EN : mochiko, tepung ketan Jepang.]

Di sisi lain, Arisa ...

"..."

Mungkin karena tindakan tadi memalukan baginya, dia tetap diam sepanjang waktu.

Pipinya masih agak merah.

Tetapi, sepertinya dia tidak marah, dan Arisa yang sedang malu juga imut.

Yuzuru memutuskan untuk tidak terlalu khawatir, karena dia akan segera kembali normal seiring berjalannya waktu.

Ngomong-ngomong, saat mereka sedang berjalan seperti itu...

"Oh"

"Ara"

"Ah"

Mereka bertemu sahabat Yuzuru, Ryozenji Hijiri.

Ada tas belanja di keranjang sepeda yang dia naiki.

"Ah, ngomong-ngomong, rumahmu di sekitar sini ya."

"Kau benar ... apakah kalian sedang kencan?"

"Begitulah."

Rupanya Hijiri sedang dalam perjalanan pulang setelah berbelanja.

Makanan ringan dan manisan cokelat di dalam tasnya terlihat.

"Fumu fumu..."

Hijiri meletakkan tangannya di dagunya dan menunjukkan sedikit pemikiran.

Dan dia menyarankan sesuatu pada Yuzuru dan Arisa.

"Jika tidak mengganggu, apa kalian mau mampir? Kalau sekedar teh kami bisa menyajikannya."

Ngomong-ngomong, Yuzuru ingat kalau dia sudah lama tidak ke Rumah Hijiri.

Setiap tahun, anggota keluarga Ryozenji, termasuk Hijiri, datang mengunjungi keluarga Takasegawa, tapi... Yuzuru jarang ikut dalam pertemuan itu.

Mungkin bagus sekali-sekali.

Selain itu……

"Bagaimana menurutmu, Arisa?"

Arisa belum pernah mengunjungi keluarga Ryozenji.

Dia akan menikah dengan keluarga Takasegawa, jadi mungkin tidak apa-apa untuk pergi ke keluarga Ryozenji sekali.

...Tentu saja, jika dia ingin kencannya dengan Yuzuru tidak diganggu, Yuzuru tidak akan memaksanya.

Ada banyak kesempatan untuk berkunjung di masa depan.

Ngomong-ngomong, Arisa mengangguk kecil saat ditanya oleh Yuzuru.

"Kalau begitu, aku akan menerima tawarannya dengan senang hati."

Dengan itu, mereka tiba-tiba memutuskan untuk mampir ke kediaman keluarga Ryozenji.

 

Translator: Exxod

Editor: Janaka


6 Comments

Previous Post Next Post


Support Us