Bab 99
"Aku pulang."
Setelah berpisah dengan Yuzuru, Arisa membuka pintu dan masuk ke rumahnya, masih merasa sedikit gembira.
Sebelumnya, pulang ke rumah sedikit membuatnya depresi…
Tapi sekarang, tidak begitu buruk.
Kekerasan dari ibu angkatnya sudah tidak ada, begitu pula sarkasmenya.
Mungkin dia takut menyinggung Yuzuru, atau lebih tepatnya, keluarga Takasegawa.
Ibu angkatnya tidak senang dengan pertunangan antara Arisa dan Yuzuru, tapi dia tahu dalam pikiran rasionalnya kalau itu perlu untuk bisnis suaminya.
Karena itu, jika ada sesuatu yang membuat Arisa merasa tidak nyaman…
“Selamat datang kembali, Arisa!”
"…Ya."
Ketika Arisa kembali, orang pertama yang bereaksi adalah pria yang berlari ke arahnya.
Itu Daisho Amagi.
Dia saat ini di rumah karena universitasnya sedang liburan musim semi.
"Apa dia melakukan sesuatu padamu?"
Sekarang, apa dia salah paham?
Sepupu ini mendapat kesan kalau Arisa membenci Yuzuru dan tidak ingin menikah dengannya.
…Faktanya Arisa tidak ingin menikah atau dijodohkan, jadi dia tidak menyangkal hal itu.
Tapi itu dulu, dan sekarang Arisa memiliki perasaan cinta yang kuat untuk Yuzuru, dan dengan tulus ingin menikah dengannya.
Jadi kekhawatirannya sudah melenceng.
Tapi ... tidak peduli berapa kali Arisa menjelaskannya padanya, dia tidak akan mendengarkan.
Jadi Arisa sudah menyerah.
“Tidak juga… Itu hanya makan malam biasa.”
Jika dia ditanya 'Apa dia melakukan sesuatu padamu?', tentu Yuzuru melakukan sesuatu.
Ya, Yuzuru melamar Arisa.
Arisa dengan dingin menjawab Daisho sambil menekan mulutnya yang akan tersenyum kecil.
Tidak ada gunanya memberitahu Daisho kalau Yuzuru melamarnya.
Orang yang benar-benar perlu Arisa ajak bicara adalah Ayah angkatnya, Naoki Amagi.
Apakah dia akan pulang hari ini?
Dengan pemikiran itu, Arisa melepas sepatunya dan masuk ke dalam rumah.
Kemudian…
“Kau sudah pulang, Arisa.”
“Ya… Aku baru saja sampai.”
Naoki menyambutnya di rumah.
Arisa berpikir ini adalah situasi yang tidak biasa...
“… Arisa. Kita perlu bicara."
Entah bagaimana, Arisa punya firasat buruk tentang ini.
Firasat itu... sama dengan yang pernah dia rasakan ketika Naoki bertanya apakah dia tertarik dengan perjodohan.
"…Baik. Aku mengerti."
Tapi dia tidak bisa menolaknya.
Arisa mengangguk kecil.
Di ruang tamu, ibu angkat Arisa dan sepupunya Mei sudah ada di sana.
Keduanya duduk mengitari meja sedang minum teh bersama.
Sepertinya mereka berdua sedang mengobrol.
(Aku ingin tahu apa yang ingin dia bicarakan… dengan seluruh keluarga berkumpul seperti ini…)
Arisa merasakan perasaan cemas yang tak bisa dijelaskan.
Dia mengepalkan cincin di jari manisnya.
“Arisa baru saja pulang. Jadi mari kita masuk ke topik utama... Ini tentang pertunangan Arisa dan Yuzuru-kun.”
Dengan bunyi doku, detak jantung Arisa melonjak.
Arisa merasakan keringat yang tidak menyenangkan mengalir di punggungnya.
“Arisa.”
Saat Naoki memanggil namanya, Arisa menegakkan punggungnya.
"…Ya. Ada apa?"
“'Seperti yang aku katakan sebelumnya ... aku tidak akan memaksamu untuk menikah. Jadi jika kau tidak menyukainya, kita bisa membatalkan pertunangan ini.”
Kenapa?
Setelah sekian lama dia pergi, dia baru saja pulang dan malah mengatakan itu.
Satu demi satu, gambaran yang tidak menyenangkan muncul di pikiran Arisa.
Mungkin… Naoki sekarang menentang pernikahan antara Arisa dan Yuzuru.
Atau mungkin alih-alih putri yang dia adopsi, dia ingin Yuzuru menikahi putri kandungnya sendiri, Mei.
“Bukannya aku tidak menyukainya… Dan jika kita membatalkannya… bukankah itu akan menimbulkan masalah bagi Yuzuru-san dan keluarga Takasegawa lainnya? Naoki-san juga akan merasa tidak enak pada mereka…”
“Aku tentu tidak ingin itu terjadi, tapi sekarang belum terlambat. Ini bukan pertunangan formal, tapi pertunangan sementara. Di samping itu…"
Naoki menatap putri kandungnya, sepupu Arisa, Mei.
Anak kelas enam itu mengangguk kecil.
“Jika Arisa-san merasa keberatan, aku akan menggantikanmu.”
Mei berkata dengan acuh tak acuh.
Dan seolah seirama dengan ucapan Mei, …agak senang, Emi Amagi – Ibu angkat Arisa – bertepuk tangan.
"Akan lebih baik jika Takasegawa-san dengan Mei daripada dengan anak angkat seperti Arisa."
Dia kemudian menatap Arisa.
Arisa hanya bisa pasrah dan meringkuk pada permusuhan yang kuat di dalam tatapan matanya.
“Arisa. Jika kau tidak menyukainya, katakan saja. Tidak masalah."
Daisho berkata dengan suara lembut seperti kucing.
Tapi telinga Arisa tidak mendengar suaranya.
(A-Apa ini…? Apa yang terjadi…?)
Dari puncak kebahagiaan.
Ke dasar lembah keputusasaan.
Seakan suasana hatinya yang indah beberapa waktu lalu dihempaskan begitu saja.
Dia tidak bisa mengerti situasi ini sama sekali.
Tapi yang dia pahami adalah ... jika ini terus berlanjut, Arisa tidak akan bisa menikah dengan Yuzuru.
“...T-Tidak, T-Tidak apa-apa. Dan juga… Memutuskan pertunangan yang telah berlangsung selama satu tahun akan menjadi masalah. Dan di atas segalanya, menjadikan Mei-chan sebagai penggantiku bukanlah ide yang baik adalah apa yang kupikirkan…”
Dengan putus asa, Arisa mencari alasan kenapa dia dan Yuzuru tidak boleh memutuskan pertunangan mereka.
Dia bersikeras kalau dia tidak bisa mengorbankan Mei.
Tetapi…
"Aku tidak keberatan."
Kata Mei dengan jelas.
Arisa hanya bisa menahan lidahnya.
Selama Mei mengatakan dia tidak keberatan, hanya ada sedikit alasan kenapa harus Arisa yang menikah dengan Yuzuru.
“Aku hanya melihatnya di foto, tapi Takasegawa-san adalah pria yang sangat keren, dan …dia juga kaya. Jadi aku tidak akan mengeluh. ... Tentu saja, jika kamu benar-benar menyukai Takasegawa-san dan ingin menikah dengannya, itu adalah kasus yang berbeda ... Bukan niatku untuk mengambil pujaan hati Arisa-san."
Kata Mei dan menatap Arisa.
Apa kamu menyukainya atau tidak? Apa kamu ingin menikah dengannya atau tidak?
Ayo, jelaskan.
Seolah dia mengatakan itu.
“T-Tapi… Yuzuru-san kelihatannya menyukaiku. Kalau bukan aku, aku pikir penggantiku pasti tidak akan memenuhi persyaratannya."
Orang yang memilih Arisa adalah Yuzuru Takasegawa.
Yuzuru jatuh cinta dengan Arisa dan ingin menikahinya.
Arisa menggunakan senjata terhebatnya.
Mei tidak bisa menjadi penggantinya.
Tapi…
"Itu alasan yang aneh!"
Daisho yang meninggikan suaranya.
“Hanya karena pria itu…Yuzuru-kun, menyukai Arisa, bukan berarti Arisa harus mematuhinya, dan tidak ada alasan dia harus menikah dengannya! ...Itu tidak berarti harus Arisa, benar 'kan Ayah?”
Naoki mengangguk menanggapi jawaban Daisho.
“Kurasa begitu… Setidaknya untuk keluarga Takasegawa, tidak ada alasan kenapa harus memilih Arisa. Adapun Yuzuru-kun… yah, sangat disayangkan, tapi jika Arisa tidak mau, bagaimanapun, aku tidak bisa memaksanya… Setidaknya aku tidak akan memaksa Arisa. Mereka pasti bisa mengerti…. Aku akan mencoba membujuknya. ”
Sedikit demi sedikit.
Itu seperti permainan Tsume-shogi.
[TN: Tsume-shogi - Tsume shogi atau tsume adalah istilah Jepang untuk strategi shogi di mana tujuannya adalah untuk melakukan skakmat pada raja lawan]
Arisa merasa kalau rute pelariannya, kehidupan pernikahannya yang bahagia dengan Yuzuru, terhalang.
"Aku…"
Dia harus mengatakan sesuatu.
Jika dia tidak mengatakan sesuatu, sepupunya akan benar-benar mengambil Yuzuru darinya.
Wajah Arisa menjadi pucat dan dia mencoba berbicara, gemetar, tapi…
“Arisa, jangan khawatir. Tidak masalah. …Tidak ada yang mencoba memaksamu untuk menikah. Kau bisa jujur.”
Suara Arisa terhalang oleh Daisho.
Tidak yakin apa yang harus dilakukan, Arisa diam-diam melihat ke bawah.
“…Kalau begitu kita akan meneruskannya seperti ini… oke?”
[ED Note: di sini maksud Naoki adalah Mei akan menggantikan Arisa.]
Seolah ingin menekankan hal itu, Naoki bertanya pada Arisa.
Pikirannya kosong dan dia tidak bisa menjawab apa-apa.
"Kalau begitu kita selesai berbicara."
Dia berdiri.
Dengan itu, Emi terlihat senang, Daisho agak lega, dan Mei…. memiliki ekspresi terkejut di wajahnya.
Mereka bangkit dari sofa.
Arisa hanya duduk di sofa dan menundukkan kepalanya…
"Tidak…"
Arisa entah bagaimana berhasil mengeluarkan kata-kata dari mulutnya.
Gerakan Naoki terhenti saat dia akan meninggalkan tempat itu.
Translator: Exxod
Editor: Janaka
:''v
ReplyDeleteTetep semangat min
ReplyDeleteAyo lanjutttt
ReplyDeleteAyo Arisa kamu harus berani semangat 🔥
ReplyDeleteBego, tinggal bilang aja si susah amat
ReplyDeleteTinggal blg udh salinng suka susah amat ajg
ReplyDeleteKampret nihh author nya perasaan gw di mainin ajigg sama alur ceritanya😤😤😤
ReplyDeleteTapi nice juga sama alur cerita yang penuh dengan gula ini aink suka👍
Lanjutkan min aink tungguin kelanjutannya, dikit lagi nih aink maraton nya, mantap👍💪
Arhhh.. geretan liat Arisa tinggal bilang menyukainya aja susah
ReplyDeleteCocote sng komen gak ngerti situasi keluarga dan perasaan arisa, jelas susah ngomong laht kmvret
ReplyDelete