Bab 93
“Pagi, Arisa.”
"Selamat pagi, Yuzuru-san."
Hari itu juga, Arisa datang ke rumah Yuzuru untuk mengantarkan makan siangnya.
Yuzuru dengan senang hati menerima kotak bento dan mengembalikan kotak bento yang sudah dibersihkan.
“Yang kemarin juga, rasanya enak. Terima kasih karena terus membuatkan bentok untukku…"
“Tidak, aku sangat senang kamu memakannya, Yuzuru-san.”
Itu adalah percakapan yang sama seperti biasanya.
Biasanya di sinilah Yuzuru dan Arisa berpisah.
Arisa akan pergi ke sekolah lebih dulu, dan kemudian Yuzuru, setelah bersiap-siap, akan pergi ke sekolah setelahnya.
Suasananya seperti biasa.
Namun… hari ini, keduanya entah kenapa terasa berbeda dari biasanya.
Yuzuru sedikit gelisah, dan Arisa juga terlihat gelisah.
Alasannya adalah ... Jelas.
Karena hari ini adalah Hari Valentine.
“… Um, Yuzuru-san.”
Kulit putih Arisa samar-samar diwarnai merah.
Suaranya bergetar karena gugup.
Yuzuru juga merasakan jantungnya berdebar kencang.
“I-Itu…”
“… Arisa?”
"T-Tidak, bukan apa-apa!"
Arisa kemudian lari seolah-olah dia melarikan diri.
Yuzuru mau tidak mau membuka mulutnya secara tidak sengaja.
“…Eh?”
Mungkinkah aku mengacau?
Yuzuru memiringkan kepalanya, bingung dengan situasinya.
Kemudian, Yuzuru pergi ke sekolah dengan perasaan sedikit bingung.
Sesampainya di sekolah…Ia merasa suasananya masih sedikit berbeda dari biasanya.
Ada perbedaan suasana yang jelas.
Beberapa anak laki-laki tampak bahagia, beberapa anehnya gugup, beberapa menyebarkan emosi negatif, dan beberapa terlihat tidak berbeda dari biasanya.
Gadis-gadis, di sisi lain, sebagian besar dari mereka berteriak "kya-kya".
Sambil bertukar cokelat dengan gadis-gadis lain, menanyai satu sama lain dengan semangat, apakah mereka menyukai seseorang atau tidak.
(Aku ingin tahu apakah akan ada cokelat di kotak sepatuku?)
Memalukan untuk memberikannya secara langsung, jadi mari kita masukkan ke dalam kotak sepatu.
Mungkin saja Arisa akan melakukan itu.
Dan ketika Yuzuru membuka kotak sepatunya dengan harapan seperti itu, ...dia hanya menemukan sepasang sepatu di dalamnya.
“Ha~h…”
“Yuzurun~!”
“Gyah!”
Tiba-tiba, seseorang menampar punggung Yuzuru, dan dia berteriak.
Hanya ada beberapa orang, yang akan melakukan sesuatu seperti itu padanya.
“A-Ayaka-chan… Itu sakit.”
"Ah maaf. Aku memukulmu terlalu keras.”
Ayaka menyeringai dan berkata dengan ekspresi yang sepertinya tidak menyesal sama sekali.
Di belakangnya ada teman masa kecilnya yang lain.
"'Selamat pagi, Yuzuru-san."
“'Ah, Pagi. Chiharu-chan…”
Mereka berdua biasanya tidak berangkat ke sekolah bersama, jadi mereka pasti kebetulan bersama.
Dan dia pasti menyerang Yuzuru karena kebetulan bertemu juga.
Baik atau buruk, Yuzuru sangat mengerti prinsip-prinsip perilaku teman masa kecilnya.
“Yuzuru, apa kau sudah mendapatkan coklat dari Arisa?”
Kata Ayaka sambil tersenyum.
Chiharu menambahkan juga dengan seringai yang lebar.
“Kami semua sudah bertukar coklat, Ayaka-san, Arisa-san, dan kemudian Tenka-san, kau tahu.”
Mereka berdua tahu kalau Yuzuru sudah menerima kotak makan siang dari Arisa pada pagi hari.
Mereka mungkin mengira dia menerima cokelat pada saat yang sama.
Itulah yang akan Yuzuru pikirkan jika dia berada di posisi mereka.
“Tidak, aku belum mendapatkan apapun…”
“Eh, benarkah?”
“Arisa-san… mengacau di saat-saat terakhir.”
Ayaka dan Chiharu saling memandang dengan cemas.
Namun, menurut apa yang mereka katakan, Arisa telah menyiapkan cokelat untuknya, jadi itu melegakan.
(Aku akan sedikit terkejut jika dia berkata, “Ah, maaf… aku benar-benar lupa! “…Atau sesuatu seperti itu, karena itu nanti akan menghalangi rencanaku.)
Yuzuru menghela napas lega.
Namun, belum ada konfirmasi kalau dia akan mendapatkan cokelat tersebut.
Ada kemungkinan Arisa akan kehilangan kesempatan untuk memberikannya pada Yuzuru.
"Oh itu benar. Ini, Yuzurun~.”
"Ini, Yuzuru-san."
"Terima kasih untuk ini."
Yuzuru menerima cokelat yang dibungkus dengan indah dari mereka.
Tentu saja, itu adalah giri choco.
"Balasannya harus tiga kali lipat, oke?"
“Tentu saja, tolong sertakan tidak hanya biaya bahan baku tapi juga usaha dan cinta kami.”
"Oh baiklah. Aku lebih suka menyebutnya ... sesuatu yang sesuai untuk White Day, meskipun ... "
Yuzuru kemudian menggaruk kepalanya.
Agak menyedihkan, jadi dia tidak benar-benar ingin mengatakan itu, tapi…
“Aku sedikit kekurangan uang… yah, kurasa aku bisa mengisi bagian yang hilang dengan perasaanku, kan?”
“Eh? Aku dengar Yuzuru menghasilkan banyak uang dari pekerjaan paruh waktumu?”
"Apa kau membeli sesuatu?"
“Aku baru akan membelinya. Aku sedang berpikir untuk membeli sesuatu untuk Arisa.”
Ketika Yuzuru berkata begitu, Ayaka dan Chiharu membuka mata lebar-lebar.
"'Ah, dan jangan beri tahu Arisa, oke?"
“'Tentu saja aku tidak akan memberitahunya! Bahkan jika mulutku robek!”
“'Tapi itu menjelaskan kenapa kau kekurangan uang. Black Thunder saja tidak masalah untuk White Day.”
[TN: itu merek cokelat.]
[EN: mungkin coklat murah lebih tepatnya.]
"Tidak, tentu saja, aku akan membalas dengan sesuatu yang sedikit lebih baik."
Hati nurani Yuzuru akan terluka jika dia membalas coklat buatan sendiri dengan Black Thunder, meskipun itu giri choco.
Mereka tidak bisa terus berdiri dan berbicara terlalu lama di sini.
Jadi setelah mengakhiri percakapan, Yuzuru, Ayaka, dan Chiharu menuju ke kelas masing-masing.
Saat Yuzuru memasuki kelas, para gadis-gadis sedang bertukar cokelat.
Salah satunya adalah Arisa.
Ketika Yuzuru menatapnya ... mata mereka bertemu.
Tapi itu hanya sesaat.
Dengan malu-malu, Arisa segera mengalihkan pandangannya ke bawah.
Mungkin aku tidak akan bisa mendapatkannya…
Yuzuru menuju tempat duduknya, dengan perasaan sedikit tertekan.
... Kemudian dia menyadari.
"Hmm?"
Ada sesuatu di atas meja.
Itu adalah kotak yang dibungkus dengan indah.
“…”
Segera.
Yuzuru tentu saja merasakan ketegangan di seluruh kelas.
(... Mungkinkah itu dari Arisa?)
Kau melakukan sesuatu yang sangat berani ...
Yuzuru berpikir begitu, mengalihkan pandangannya ke arah Arisa sejenak….
(Ah, bukan dia.)
Arisa shock dan tampak seolah-olah itu adalah akhir dunia.
Dia membeku seperti patung.
Tidak mungkin orang yang menaruh ini membuat ekspresi seperti itu.
(Pengirimnya ... tidak diketahui ya.)
Serius, apa yang harus aku lakukan dengan ini ...
Yuzuru menghela nafas panjang.
Translator: Exxod
Editor: Janaka
Sudah saat nya orang ketiga muncul
ReplyDeleteNew enemy unlocked
ReplyDeleteEnemy baru kah?
ReplyDeleteBlack thunder?! Kami menyebutnya beng beng
ReplyDelete