OmiAi - Chapter 70 Bahasa Indonesia


 

Bab 70

Malam tahun baru.

Yuzuru sedang menyeruput soba tahun baru bersama keluarganya.

Ngomong-ngomong, mie sobanya bukan masakan Ibu Yuzuru…

Itu pesan online dari toko mie soba yang sering dia kunjungi.

Itu adalah rasa yang akrab, yang membuatnya merasa nyaman.

Tapi…

(Kalau dipikir-pikir, aku belum pernah makan mie soba buatan Arisa.)

Terlepas dari betapa enaknya masakan Arisa, mie sobanya mungkin juga beli di toko.

Dia mungkin bisa membuat mie soba dengan tangannya, tapi akan sulit untuk menandingi mie soba yang beli di toko.

Namun, untuk soba, Arisa harusnya bisa membuat kuah soba sendiri.

Jika dia bisa membuat sup miso yang begitu enak, mie sobanya juga pasti enak.

“Nii-san, apa kau sedang berpikir kalau kau ingin makan mie soba buatan Arisa-san?”

Adik perempuan Yuzuru, Ayumi Takasegawa, bertanya sambil tersenyum.

“Aku belum pernah makan soba buatan Arisa.”

“Kau tidak menyangkal kalau kau ingin mencobanya.”

“Yah… aku ingin mencobanya, pasti enak”

Mana mungkin rasanya tidak enak?

Yuzuru berpikir kalau dia akan meminta Arisa membuat soba kapan-kapan.

"Apa? … Apakah masakan gadis Amagi ini seenak itu?”

Orang yang menanyakan hal ini pada Yuzuru adalah seorang lelaki tua dengan mata biru dan wajah seperti pahatan.

Dia memiliki mata yang tajam dan hidung bengkok.

Sogen Takasegawa.

Dia adalah kakek Yuzuru, kepala keluarga Takasegawa sebelumnya.

Ayahnya adalah orang Skandinavia-Amerika, jadi fitur wajahnya sangat berbeda dari orang Jepang.

…Meski dia lahir dan besar di Jepang.

Saat ini, sebagian besar urusan bisnis diserahkan pada putranya, ayah Yuzuru, dan dia secara teknis sudah pensiun.

Yang dimaksud dengan "secara teknis" adalah dia sebenarnya masih bertanggung jawab atas "diplomasi" keluarga Takasegawa.

Menggunakan koneksi yang telah dia kembangkan, dia terlibat dalam berbagai kegiatan di dalam dan luar negeri… Mungkin terlihat terlalu keren untuk mengatakannya seperti itu.

Walau setengah dari kegiatannya adalah liburan.

Namun, seperti yang dapat dilihat dari fakta kalau dia membawa Arisa sebagai tunangan Yuzuru, dia tidak main-main.

Tentu saja, dia ingin segera bisa melihat cicitnya, tapi dia juga berpikir itu akan bermanfaat bagi keluarga Takasegawa.

…. Setidaknya itulah yang ingin Yuzuru percayai.

“Aku ingin sekali mencoba makanan yang dibuat olehnya, tentu saja… Aku tidak percaya Yuzuru sampai membual sebanyak ini.”

Ini adalah nenek Yuzuru, Chiwako Takasegawa.

Dia adalah seorang wanita Jepang dengan aura dan penampilan yang tenang dibandingkan dengan Sogen, yang sekilas terlihat menakutkan.

… Yang terpenting, dia lebih menakutkan daripada Sogen ketika dia marah.

“Masakan Arisa-san sangat enak, ibu mertua! Aku tidak sabar menunggu dia menikah dengan keluarga kita. Oh, tapi apa kalian berdua akan hidup bersama kami dulu? Hei, Yuzuru. Apa yang kau rencanakan?"

Orang yang menanyai Yuzuru adalah Sayori Takasegawa, ibu Yuzuru.

Dia mungkin tidak terlihat seperti itu, tapi dia adalah seorang dosen sastra Amerika.
 

“Yah, Sayori. Tentunya Yuzuru belum memikirkan masa depan seperti itu, dan dia tidak ingin ditanyai… Lagipula, itu belum diputuskan secara resmi.”

Kazuya Takasegawa, Ayah Yuzuru, menyipitkan matanya.

Dia adalah kepala keluarga Takasegawa saat ini.

Pada dasarnya, keputusan akhir apakah akan menikahi Arisa atau tidak diserahkan pada Yuzuru.

...Ini bukan kejutan, karena ini adalah kehidupan Yuzuru.

"Jadi, bagaimana semuanya berjalan sejauh ini, Yuzuru?"

“Itu berjalan dengan baik.”

"Bukan itu yang kumaksud. Aku ingin tahu apa kau memiliki niat untuk menikah ... Tentu saja, kau dapat menjawab kalau kau belum memikirkannya. ”

Kazuya mengatakan itu sambil menatap Yuzuru.

Entah bagaimana, Yuzuru merasa seakan semua perasaan dan rencananya sedang dilihat.

"…… Hmm."

Jika itu adalah Yuzuru beberapa waktu yang lalu, dia akan berbohong atau mencoba menutupinya dengan jawaban yang tidak jelas.

Tapi saat ini, dia sedang tidak mood untuk itu.

Ketika sampai pada perasaannya sendiri pada Arisa, dia tidak ingin berbohong.

"Aku ingin menghabiskan hidupku bersamanya."

Yuzuru berkata dengan jelas.

Dia merasa telinganya sedikit memanas.

Kata-kata keras Yuzuru sedikit tidak terduga untuk Kazuya, dan matanya melebar karena terkejut.

Namun, dengan cepat ekspresinya kembali ke wajah pokernya yang tenang.

"Kalau begitu…"

Kazuya hendak mengatakan sesuatu.

Mungkin dia mencoba mengatakan sesuatu seperti, 'Jika kau sangat menyukainya, sebaiknya kita lanjutkan pertunangan ini dengan serius'.

Tapi kata-katanya dipotong oleh kata-kata Yuzuru.

“Tapi itu juga penting untuk mengetahui apa yang diinginkan Arisa.”

Tak usah dikatakan lagi.

Yuzuru menambahkan itu di akhir.

“Aku tidak ingin memaksa Arisa untuk menikah denganku… meski secara tidak langsung… Ini masalah percintaanku. Aku akan menyelesaikan semuanya dengan tanganku sendiri. Tidak perlu campur tangan yang tidak perlu. ”

Dengan jelas, Yuzuru menyampaikan pikirannya pada ayah dan kakeknya.

Sebenarnya, dia mengatakan pada mereka untuk tidak melakukan apa pun yang akan memberi tekanan pada keluarga Amagi.

Seakan mereka telah melakukan itu.

Baik kakek Yuzuru maupun ayahnya tidak jahat, jadi pada dasarnya mereka tidak akan pernah melakukan sesuatu seperti itu… adalah sesuatu yang sulit untuk dikatakan.

Bagaimanapun, mereka bekerja untuk kepentingan keluarga Takasegawa dan perusahaan di bawah payung mereka, dan dalam beberapa kasus, mereka akan menggunakan cara apa pun yang mereka miliki.

Jika ada alasan yang bagus, seperti untuk mendukung cinta anak dan cucunya, mereka pasti akan melakukannya.

Di masa lalu, Takasegawa dikenal sebagai "Takasegawa politik" berbeda dengan "Tachibana ekonomi", dan Takasegawa adalah keluarga dengan kecenderungan kuat untuk melakukan gerakan politik semacam itu – dengan kata lain, untuk memberi tekanan dan meletakkan pondasi.

Itu sebabnya perlu untuk memberi tahu mereka tentang hal itu dengan jelas.

“…… hm.”

“Hah~……"

Kazuya dan Sogen mengangkat alis mereka karena pembangkangan tak terduga dari putra dan cucu mereka.

Mereka tampaknya tidak dalam ... suasana hati yang buruk.

Jika ada, itu lebih seperti rasa ingin tahu dan kekaguman.

Dari penampilan mereka berdua, Yuzuru menilai kalau mereka mungkin tidak akan mencoba memaksa pernikahannya untuk dilanjutkan.

…Mereka seharusnya tidak berpikir untuk menciptakan konflik antar kepala keluarga, kepala keluarga saat ini dan kepala keluarga sebelumnya hanya demi Arisa.

Karena suasananya sedikit memburuk.

Seolah merasakan itu…

“Ah, Nii-san! Kau benar-benar menyukainya! Aku sedikit cemburu.”

“Aku merasa seperti kehilangan anakku. Ibu sangat kesepian."

“Yuzuru telah menjadi pria dewasa ya…”

Ayumi menggodanya, sementara Sayori mengolok-oloknya, dan Chiwako berkata dengan tulus padanya.

Dengan komentar dari mereka bertiga, suasana yang sesaat berubah menjadi buruk kembali seperti semula.

Setelah itu, keluarga Takasegawa menghabiskan malam tahun baru dengan gembira.


Translator: Exxod

Editor: Janaka

2 Comments

Previous Post Next Post


Support Us