Bab 1-B
"Sato-san, kemari"
Aku meminjamkan bahuku ke Sato-san yang masih terisak sambil membimbingnya ke rumah yang terhubung dengan kafe—ke kamarku.
"…..lezat"
Sato-san, duduk di kursi, menyipitkan matanya yang memerah dan menghela nafas. Di tangannya ada secangkir teh yang hangat.
"Ini teh Earl grey, aku selalu minum ini."
Setelah mengatakan itu, aku duduk di seberang tempat tidur dan menyesap tehku.
Aroma bergamot yang wangi dan aroma jeruk yang menyegarkan bercampur di hidungku.
Mengesampingkan sedikit detail rumit, rasanya begitu menenangkan sehingga desahanku keluar secara alami.
Setelah itu, Sato-san menyesap tehnya sedikit demi sedikit beberapa kali.
Setelah membawa cangkir teh dari mulutnya, dia menatapku dengan mata menyesal dan bertanya.
"Oshio-kun….apakah kamu mengenalku…..?"
"…………"
Mungkin tidak ada seorang pun di tahun sekolah yang sama dengan kami di SMA yang tidak kenal dengan "Dewa Garam Sato-san".
"………Aku mengenalmu, aku bertanya-tanya apakah aku harus menyapamu, namun Sato-san sedang melihat smartphone dengan sangat serius sehingga aku memutuskan untuk tidak melakukannya."
Sebenarnya aku hanya takut jika tahu dia tidak mengenalku. Namun, aku kira sedikit berbohong adalah cara anak SMA yang naif.
"Apa yang kamu lakukan dengan wajah serius tadi?"
"Uuu….."
Mungkin itu bukan sesuatu yang ingin dia bahas?
Sato-san mulai tersipu, jari-jarinya bergerak-gerak di tepi cangkir.
Serius, apakah dia benar-benar "Dewa garam Sato-san" yang kutahu?
"Tidak, bukannya aku tidak ingin mengatakannya….."
"….O, Oshio-kun! Bisakah kamu melihat ini?.."
Sepertinya dia telah membuat beberapa keputusan sambil meremas ibu jarinya.
Sato-san berkata dengan tegas kemudian mengeluarkan smartphone-nya dan meletakkannya di depanku.
Sampul ponselnya sederhana, sepertinya itu bisa dibeli di toko dengan harga 100 yen, tanpa hiasan, sampai-sampai tidak ada yang bisa membayangkan kalau itu milik seorang gadis SMA.
Itu terlihat jauh lebih "asin" daripada Sato-san sendiri.
"Ada apa dengan smartphone ini?"
"Itu…….ini, gambar ini….."
Mengatakan itu, Sato-san dengan takut-takut menunjuk ke layar smartphone.
Ada beberapa file foto berjajar……..
"Apakah aku boleh melihatnya?"
Aku tidak akan didenda karena kejahatan melihat folder foto gadis SMA, kan?
Sementara aku bertanya-tanya apakah tidak masalah, dia memerah seperti apel dan mengangguk.
Sambil ragu-ragu, aku melihat ke layar dan
"…………… apa ini"
Secara tidak sengaja aku mengeluarkan suara seperti itu.
Tidak, tentu saja aku mengerti apa yang ada di sana.
Dari satu ujung layar ke ujung yang lain, "foto manisan" yang dia ambil sejauh ini berjajar.
Nah jika hanya itu maka mungkin aman untuk mengatakan sesuatu seperti,
"Heee~jadi kamu suka yang manis, itu bagus, menurutku itu manis."
Namun………
"Sato-san, kamu sangat buruk dalam mengambil gambar…."
Kesan terang-terangan keluar dari mulutku tanpa sadar membuat wajah Sato-san menjadi merah sampai ke ujung telinganya.
Bukan sedikit. Foto-foto itu benar-benar buruk sampai-sampai kau tidak akan percaya kalau itu foto manisan.
Aku tidak percaya aku mengatakan itu kepada seorang gadis yang belum pernah kuajak bicara, tetapi dia sangat buruk dalam hal ini.
Ini masalah.
Misalnya, foto kue ini, semuanya begitu gelap hingga aku bahkan tidak bisa mengenalinya sebagai makanan pada awalnya dan aku tidak bisa merasakan itu terlihat menggugah selera sedikit pun.
Dan sangat buruk di………Ini adalah foto yang tidak kumengerti.
Dari pencahayaannya, seluruh gambar terlalu terang, bukan hanya makanannya, aku bahkan tidak yakin apa yang ada di gambar itu. Aku bahkan tidak tahu isi foto itu.
Eh, apa-apaan ini? Apakah meteo jatuh saat dia menekan shutter?
Memikirkan itu, ketika aku melihat dengan seksama, itu adalah gambar pancake yang diambil Sato-san tadi.
Ini mungkin lelucon, kan?
Folder gambar dipenuhi dengan gambar yang begitu buruk.
Saat aku benar-benar menutup mulutku, Sato-san perlahan membuka mulutnya sementara bahunya sedikit gemeter.
"Ini cerita yang memalukan, tapi sebenarnya aku … tidak punya teman ….."
"Ehh ……., kupikir ….."
Kupikir kau tidak tertarik untuk berteman dengan orang lain.
Aku hampir mengatakan itu, tapi aku panik dan menutup mulutku.
Tutup! Seperti yang diharapkan, itu akan terlalu kasar.
"Begitukah?......itu benar-benar mengejutkan."
"Aku, aku pikir obrolanku membosankan sehingga mereka meninggalkanku dengan cepat."
"…………"
Salah, kau salah Oshio Souta.
Ini tidak seperti dia mencoba bersikap "asin", itu pasti tidak gila.
Sato-san saat ini membuka dirinya dengan mengungkapkan masalah serius.
"Tapi, seperti yang kuduga, aku masihlah gadis SMA jadi aku juga ingin berteman.......itu sebabnya......"
"Itu sebabnya?"
"Kupikir jika aku menjadi Minstagramar, aku akan bisa berteman"
"…….."
Aku menutup mulutku dengan erat.
Jangan tertawa. Jangan tertawa, Oshio Souta.
"…. Aku suka manisan jadi aku sering keluar sepulang sekolah atau di akhir pekan untuk makan manisan sendiri. Jadi jika aku mempostingnya di Minsta, itu akan memberiku sesuatu untuk dibicarakan dengan semua orang….. sesuatu seperti itu"
"Mi, minsta, ya, semua gadis SMA menggunakannya. ….."
…..Sekarang izinkan aku menjelaskan sesuatu.
Minsta adalah singkatan dari aplikasi Minstagram, yang berfokus pada memposting foto.
Para gadis SMA dan para selebriti di seluruh negeri menggunakannya. —— Sederhananya, itu adalah aplikasi yang memungkinkanmu untuk terhubung dengan banyak orang dengan cara berbagi foto-foto yang bagus.
Dan Minstagrammer adalah sebutan untuk pengguna aplikasi ini.
"I, Itu bagus! Jika kamu memposting foto di Minstagram, itu akan mengubah cara orang memandang Sato-san."
Itu adalah niatnya yang sebenarnya.
Itu benar, mereka mungkin akan berubah pikiran.
Karena kau tahu, "Dewa garam Sato-san" berkunjung ke kafe-kafe trendi di hari liburnya dan memposting gambar manisan yang terlihat "minstagramable"?
Jika itu terjadi, pandangan orang-orang di sekelilingnya mungkin akan berubah, dan dia akan segera memiliki banyak teman di sekitarnya……..
Seperti yang kupikirkan jika itu terjadi, dengan suara yang terdengar seperti akan menghilang, Sato-san berkata,
"Tapi aku agak buruk dalam mengambil foto ……"
Agak ...... Katamu .......
"Aku khawatir aku akan di-bully keesokan harinya jika aku mengunggah foto-foto itu ke Minsta……… seperti sepatu dalam ruanganku disembunyikan atau aku dipaksa untuk menulis, aku bahkan tidak dapat membuat akun ketika aku memikirkan itu …….!"
Wajah Sato-san menjadi pucat saat mengatakan itu.
Kupikir Sato-san adalah salah satu siswa terbaik di kelas, tetapi apakah dia sebenarnya bodoh ……?
Namun, aku secara umum memahami intinya.
Tentang masalah Sato-san. Dia sebenarnya bukan "Dewa Garam Sato-san" seperti yang semua orang katakan.
Dan dia berusaha untuk mengubah situasi itu entah bagaimana.
"Aku akan meminjam ini sebentar."
"Eh, tidak apa-apa tapi untuk apa ……."
Aku mengoperasikan ponselnya dan membuka aplikasi kamera.
Kemudian, dengan gerakan tangan yang lihai, aku mengubah bint, kecerahan, memilih filter, dan dengan memenekan shutter, bang, foto disimpan.
"Ini."
Awalnya Sato-san ragu-ragu, tapi begitu dia melihat layar, matanya yang besar melebar lebih menjadi lebih besar—
"Ini…."
Di depan tatapan heran Sato-san, layar smartphone-nya sekarang menunjukkan gambar teh hitam yang terlihat layak untuk di-upload di Minsta.
"Ini lebih baik dari milikku ……"
Itu jelas.
"Ba......bagaimana Oshio-kun melakukan ini?"
Sato-san memanggil namaku, aku tidak bisa berkata apa-apa karena dia terlalu bersemangat.
Aku mengeluarkan ponselku untuk menghilangkan keraguan.
"Aku juga menggunakan Minsta meskipun lebih tepatnya itu adalah akun promosi Cafe Tutuji."
Ponselku menampilkan halaman Minsta-ku.
Ada banyak foto yang aku ambil sejauh ini atas nama ayahku yang bodoh yang takut dengan SNS.
Pancake di menu papan nama, teh rasa dengan tertentu yang dijual dalam waktu terbatas, dan bunga musiman yang mekar di taman bunga.
Jumlah total foto yang diposting dan jumlah pengikutnya adalah ……..
"Jumlah pengikutnya adalah 5.000 …….!"
Tanslator: Janaka