OmiAi - Chapter 61 Bahasa Indonesia

Bab 61

Karena Arisa membuatnya untuknya, Yuzuru memutuskan untuk segera mencoba puding labu.

Dia memasukkan sendok ke dalam cup.

Sepertinya itu tipe puding yang keras.

Ketika Yuzuru memasukkannya ke dalam mulutnya, rasa telur yang kaya dan rasa labu serta manisnya menyebar ke mulutnya.

Itu juga memiliki tekstur yang bagus.

Saat disajikan dengan saus karamel di bagian bawah, rasa pahit dan manisnya menjadi sangat berbeda.

"Bagaimana rasanya?"

“Ya, ini enak. Seperti kue sebelumnya, kamu juga pandai membuat manisan, ya?”

Ketika Yuzuru memujinya, Arisa menggelengkan kepalanya karena malu.

"Tidak terlalu. Aku terkadang membuatnya dengan sisa tepung, telur, dan susu, jadi aku mungkin bisa membuatnya lebih baik daripada orang lain .......Jika mengikuti resepnya, aku pikir siapa pun dapat membuatnya dengan mudah."

“Aku pikir itu karena keterampilan memasakmu sangat bagus. ……”

Satu pertanyaan muncul di sini untuk Yuzuru.

Apakah Arisa bisa membuat makanan apa saja? Apa ada sesuatu yang tidak dia kuasai?

“Apa ada hidangan yang tidak kamu kuasai? Maksudku, memasak, tentu saja.”

“Yah, ada ……. Aku tidak pandai membuat makanan Cina. Aku merasa kesulitan membuatnya.”

“…… Kalau dipikir-pikir, aku tidak ingat pernah makan makanan Cina buatanmu.”

Arisa, yang merupakan juru masak yang handal, mengatakan dia tidak pandai dalam hal itu. Tapi tampaknya dia secara umum bagus dalam hal itu, meski mungkin tidak sampai ke tingkat ahli.

Namun, sepertinya dia tidak terlalu percaya diri, dan sebagai besar masakan Arisa adalah makanan Jepang atau makanan barat seperti kroket, udang goreng, dan telur dadar.

Mungkin dia belum pernah memasak makanan Cina sebelumnya.

“Tidak seperti katsuo dashi dan kombu dashi, cita rasa Cina harus mengandalkan penyedap rasa.” ( TN: Katuo dan Kombu adalah jenis dashi yang digunakan untuk penyedap rasa )

[ED Note: mungkin inilah kenapa kasus yang terjadi ketika mengkonsumsi micin/MSG secara berlebihan disebut Chinese Restaurant Syndrom]

"Apa Arisa tidak suka pada hal-hal seperti itu?"

Kebetulan, Yuzuru dibesarkan dengan "Ajinomoto" ibunya, jadi dia tidak memiliki masalah tentang itu.

Tentu saja, dia lebih suka bumbu Arisa.

"Tidak. Aku juga menggunakannya dalam beberapa makanan. Hanya saja ...... Aku merasa aku tetap akan kalah. Itu memalukan.”

"…… Aku mengerti."

Yuzuru tidak bisa memahaminya sama sekali.

Apa yang membuatnya merasa kalah?

Apa itu budaya makanan Cina?

Atau karena rasanya?

Apa yang akan diperoleh Arisa jika menang?

Dia bertanya-tanya tapi tidak mengatakannya dengan keras.

“Juga, aku rasa aku tidak memiliki kemampuan menggoreng yang cukup. Aku belum pernah bisa membuat nasi goreng dengan rasa yang memuaskan.”

"Nasi goreng. …… Yah, itu sangat susah.”

Kalau nasi goreng, Yuzuru sudah beberapa kali membuatnya.

Peperoncino dan nasi goreng adalah hidangan sederhana namun susah,……, dan ada gambaran banyak orang yang terobsesi dengan itu.

“…… Bicara tentang makanan Cina, Ayaka pandai dalam hal itu.”

"Benarkah?"

"Benar. Aku telah disuguhi makanan Cina beberapa kali dan rasanya lezat. Rupanya, dia belajar dari koki Cina yang dia kenal.”

Ayaka, terlepas dari penampilannya, adalah koki yang hebat.

Dia sangat pandai dalam makanan Cina dan sangat terobsesi dengan itu hingga dia membeli panci besi.

[TLN: mungkin sebagian besar masakan Cina dibuat pake panci besi?]

"Jika aku bertanya padanya ......, apa dia akan mengajariku?"

“Aku yakin dia akan dengan senang hati mengajarimu.”

Tentunya dia akan mengajari Arisa dengan ekspresi puas di wajahnya.

“Aku akan bertanya padanya kalau begitu. ...... Aku akan melakukan yang terbaik untuk memasakkanmu makanan Cina yang lezat.”

"Aku tidak sabar untuk itu. Karena masakanmu adalah kesenangan akhir pekan bagiku.”

“Apakah begitu?”

"Ya, aku bisa memakannya setiap hari."

Jika Yuzuru bisa makan masakan Arisa setiap hari, dia akan sangat senang.

Orang-orang dari keluarga Amagi harus sadar kalau mereka adalah orang-orang yang beruntung.

“…… Setiap hari, ya? Lalu, Haruskah aku melakukannya untukmu?”

“Eh?”

Mata Yuzuru melebar mendengar saran Arisa.

Kedengarannya seperti sesuatu yang bisa dia harapkan, dan jika dia bisa melakukannya setiap hari, itu jauh lebih baik. ……

“Maksudmu, kamu akan datang ke sini setiap hari?”

“Seperti yang diharapkan, itu mungkin sulit….. jadi aku akan membuatkanmu bento”
[TLN : Bento = bekal makan siang]

"Bento!?"

Setiap hari, seorang gadis cantik akan membuatkan makan siang untuknya.

Sebagai seorang pria, ini adalah perkembangan yang sangat disambut hangat.

"...... Tapi bukankah itu terlalu merepotkan?"

“Aku membuat makan siang sendiri setiap pagi. Usaha yang kulakukan sama. Tapi tolong bayar bahan-bahannya. ”

"Apa kamu yakin ingin aku membayar bahan-bahannya saja?"

Meski usahanya sama, ada lebih banyak bahan yang dimasak.

Yuzuru merasa tidak enak karena tidak membayar "biaya tenaga kerja" Arisa, tapi ......

“Jangan khawatir. Yuzuru-san telah membantuku dalam banyak hal, seperti membayar mantelku. Selain itu……., aku ingin membuatnya untukmu, Yuzuru-san.”

Dengan sedikit rona merah di pipinya, kata Arisa.

Karena dia mengatakan dia ingin membuatnya, Yuzuru merasa tidak sopan untuk mencoba memaksanya menerima "biaya tenaga kerja".

“Kalau begitu, aku akan menuruti kata-katamu. ...... Aku pasti akan berterima kasih padamu suatu saat nanti.”

“Tidak perlu berterima kasih padaku atau apa pun ……”

“Aku ingin berterima kasih. Jika aku berkata demikian, apa kamu akan membiarkanku?

Ketika Yuzuru menyatakan itu, Arisa terkekeh.

Kemudian dia mengangguk kecil.

Sementara mereka bicara, Yuzuru selesai makan puding.

Dia mengeluarkan kotak yang dia ambil dari kulkas dan meletakkannya di piring.

“Ini sebagai balasan atas pudingnya.”

"Terima kasih banyak."

Arisa menatap kue itu.

Kemudian dia menatap Yuzuru.

"Apa ada yang salah?"

"Tidak, kalau dipikir-pikir, ...... aku tidak mengatakan ungkapan tradisional Halloween."

Ungkapan tradisional.

Dengan kata lain, "Beri aku permen atau aku akan mempermainkanmu".

“Bicara tentang budaya, kamu bahkan tidak memakai kostum Halloween……. Jadi aku tidak melihat ada gunanya melakukan itu.”

Yuzuru mengatakan itu dengan senyum masam di wajahnya…..

Arisa mengeluarkan sesuatu dari kantong kertas.

Itu adalah dua jenis bando yang berbeda.

Yang satu memiliki telinga kucing, dan yang lainnya memiliki telinga anjing.

“…… Sepertinya kamu sudah menyiapkannya”

“Ayaka-san memberikannya padaku.”

"Itu masuk akal."

Lakukan pesta Halloween dengan Yuzurun besok.

Bayangan Ayaka yang memaksa memberikan barang cosplay pada Arisa muncul di benaknya.

“Kamu pecinta anjing kan, Yuzuru-san? Aku akan memberimu telinga anjing.”

"……Terima kasih."

Untuk saat ini, Yuzuru memasang telinga anjingnya dan menunjukkannya padanya.

Lalu dia bertanya pada Arisa.

"Kamu suka?"

“…… Fufu, kamu terlihat bagus.”

"Apa kamu baru saja tertawa?"

“Tidak, aku tidak tertawa."

“…… Yah, baiklah. Aku memakainya, jadi kamu juga harus memakainya. ”

Yuzuru mendesak Arisa untuk memakai telinga kucing, karena dia enggan melakukannya sendiri.

Setelah beberapa saat ragu-ragu, Arisa meletakkan bando di kepalanya.

Dia kemudian bertanya pada Yuzuru dengan mata tertunduk karena malu dan sedikit rona merah di pipinya.

"….Bagaimana inj?"

“Itu imut ……”

Tidak seperti Yuzuru, Arisa tampak menggemaskan dengan telinga kucingnya.

Mempertimbangkan kepribadian Arisa, telinga anjing akan lebih cocok daripada telinga kucing. Tetapi bahkan tanpa itu pun, dia tetap menggemaskan.

“Aku, aku mengerti. …… Yah, Yuzuru-san.”

Arisa menoleh ke Yuzuru.

Dia kemudian batuk ringan dan menekuk pergelangan tangannya seolah meniru kucing, sementara wajahnya memerah.

"Jika kamu tidak memberiku permen ......, aku akan mempermainkanmu, Nya."

[Komentar TL: nunggu Vol. 2 untuk gambar ilustrator ini, pasti Kawaii]

[Komentar ED: kalo ada]

“……”

“Ah, um! Yuzuru-san! Diam adalah respons yang paling mengganggu!”

Arisa meraih bahu Yuzuru dan mengguncangnya dengan keras sementara wajahnya tampak seperti gurita rebus.

Sementara tersiksa oleh keimutan Arisa, Yuzuru menutupi wajahnya dengan satu tangan yang mulai memanas karena kegembiraan, rasa malu, dan rasa simpatik.

“......Jika aku akan mengembalikan pudingnya, bolehkah aku mengerjaimu?”

"Tentu saja tidak boleh! Maksudku, bagaimana caramu mengembalikannya!?"

Arisa terus memukul-mukul tubuh Yuzuru dengan tinjunya.

 

Translator: Exxod

Editor: Janaka

5 Comments

  1. “Kamu seperti anjing 'kan, Yuzuru-san? Aku akan memberimu telinga anjing.”

    Tunggu sebentar, penerjemah dan editor-san. Pada sumber berbahasa Inggris, dialog Arisa berbunyi: “You’re a dog person, aren’t you, Yuzuru-san? I’ll give you dog ears.”

    Namun, kenapa diterjemahkan secara ambigu menjadi: “Kamu seperti anjing 'kan, Yuzuru-san? ...”

    1) Dog person itu seperti ragam jenis kepribadian yang selalu disenandungkan sama orang-orang santai, mudah diajak bergaul, dan menyenangkan.

    2) Lain halnya, 'dog person' itu juga bisa diartikan secara sinonim sama 'pecinta/penyuka anjing.'

    Kalau dialognya rancu seperti itu, kasihan Yuzuru yang dikategorikan secara harfiah dengan anjing. Padahal, jika ditelaah, maksud Arisa itu bisa diluweskan jadi: ”Kau penyuka anjing 'kan, Yuzuru-san? Aku memberimu telinga anjing, kalau begitu.”

    Nah, ketepatan dalam pemaknaan kata, selalu jadi bahan evaluasi, sedari saya membaca dari bab satu, sampai berada di sini.

    Semoga ... Semoga jadi bahan krtikan sekaligus wejangan untuk jajaran staff yang mengerjakan.

    ReplyDelete
  2. Lu kek anjing☝🏼😅

    ReplyDelete
    Replies
    1. Laht?! Komen gw gak bisa di edit/dihapus☝🏿😡

      Delete
Previous Post Next Post


Support Us