Bab 60
Keesokan harinya.
Arisa datang ke rumah Yuzuru dengan membawa sebuah kantong kertas.
“Aku akan berada dalam perawatanmu hari ini.”
"…… Ah!"
Ketika Yuzuru menyambut Arisa, dia terkejut.
Mungkin karena musim gugur dan cuaca semakin dingin, ...... Arisa datang dengan pakaian yang kelihatan lebih hangat dari biasanya.
Secara spesifik. …… Sweater rajut yang dia kenakan terlihat sangat hangat.
Sweater berwarna krem itu menempel di tubuh Arisa dengan sempurna, memperlihatkan garis tubuhnya yang indah.
Inilah sebabnya mengapa payudaranya yang besar terlihat bahkan jika Yuzuru tidak ingin memperhatikannya. Bukannya dia tidak menyukainya, tentu saja, tapi itu adalah obat yang menyegarkan untuk mata. ……
Tapi sementara bagian atas terlihat hangat, bawahannya tampaknya tidak begitu.
Jarang sekali Arisa memakai rok mini.
Kakinya yang panjang dan indah, tertutup celana ketat hitam mengkilat, menyembul dari rok pendeknya.
Kakinya cukup kurus untuk seorang gadis seusianya.
Namun, tidak terlalu ramping dan terlihat sangat lembut dengan lemak yang pas.
Merasa sedikit gugup, Yuzuru mempersilahkan Arisa masuk ke dalam rumah.
“Ah, Yuzuru-san……. Hari ini adalah Halloween. Jadi aku membuatkan manisan untukmu.”
Kemudian Arisa mengeluarkan sesuatu yang dibungkus cup plastik cantik dari kantong kertas.
Ternyata itu puding.
“Aku membuat puding labu. Aku harap itu sesuai dengan seleramu.”
“Terima kasih, Arisa."
Yuzuru berterima kasih pada Arisa dan menerima puding itu.
Kemudian Arisa tertawa.
“Sebenarnya kemarin aku dapat manisan dari Ayaka-san, Chiharu-san, Tenka-san, dan Hijiri-san.”
“Sepertinya mereka berempat memberikannya pada Arisa juga ya.”
Yuzuru bisa mengerti Ayaka dan Chiharu, tapi itu sedikit mengejutkan kalau Tenka dan Hijiri juga memberikan manisan pada Arisa.
Namun, itu juga tidak aneh, karena meski dia tidak yakin tentang Tenka, Hijiri tidak terlalu buruk dalam bersosialisasi.
“Jadi Yuzuru-san juga dapat?”
"Yah begitulah. Setiap tahun Ayaka dan Chiharu juga minta manisan padaku.”
Gadis-gadis itu menyukai acara seperti ini.
Bukannya Yuzuru juga tidak menyukai mereka, jadi dia melayani mereka setiap tahun.
"Aku mengerti. ...... Aku malu untuk mengatakan kalau aku tidak mempersiapkan apa pun.”
"Tidak, yah, kurasa itu normal."
Tidak yakin apa itu sama di luar negeri, tapi di Jepang, itu diterima hanya sebagai acara cosplay. Bukan hal yang aneh bagi orang untuk saling memberikan manisan, tetapi, juga tidak biasa bagi orang untuk tidak menyiapkannya.
"Tapi aku merasa agak tidak enak tentang itu."
Bukannya dia merasa bersalah, tapi dia sepertinya berlebihan memikirkanya.
“Ayaka-chan dan Chiharu-chan tidak memberitahumu sebelumnya, kan? Aku pikir itu karena mereka tidak ingin memaksamu. ”
"Benarkah?"
"Yah, mereka tidak akan memaksamu untuk melakukan apa pun."
Sebenarnya, mereka tahu siapa yang bisa mereka paksa dan siapa yang tidak.
Mereka lebih memilih meminta dari Yuzuru daripada Arisa, dan mereka telah menyebabkan lebih banyak lagi masalah pada Soichiro daripada orang lain.
Tentu saja, Yuzuru dan Soichiro memaafkan mereka untuk itu.
Mereka hanya melakukan hal-hal yang berada dalam batas yang dapat ditoleransi.
"Jika kamu menyesal dan ingin memberi mereka permen, kamu bisa melakukannya tahun depan."
“Ya, aku tahu. ...... Jika aku membalas pemberian itu dengan paksa, mereka juga akan merasa tidak enak.”
Tampaknya keputusan itu dibuat dalam pikiran Arisa untuk mempersiapkannya tahun depan.
Namun, Yuzuru hanya bisa memahami perasaan teman masa kecilnya Ayaka dan Chiharu, serta temannya Hijiri.
Dia tidak tahu tentang Tenka karena mereka belum cukup lama saling mengenal.
Tapi Tenka, layaknya Hijiri, sepertinya hanya memberikannya untuk bersosialisasi ...... Mungkin dia tidak mengharapkan balasan.
Mungkin, itu masalahnya.
Sekarang, setelah menerima puding dari Arisa, Yuzuru membawa balasan untuk Arisa dari kulkas.
Itu adalah kotak kue dari toko kue biasa.
Satu-satunya perbedaan ialah kali ini gambar di kotak adalah versi Halloween.
“Adapun aku, ……, yah, aku biasanya juga menyiapkan ini, jadi aneh untuk memberikan ini sebagai balasan.”
Dia meletakkan kotak itu di atas meja dan membukanya untuk menunjukkan isinya pada Arisa.
Arisa mengintip ke dalam dan matanya melebar karena terkejut.
“Aku tahu tentang ini. Anak-anak di kelasku di sekolah bergosip tentang ini.”
“Bergosip?”
“Kamu harus mengantri untuk mendapatkannya, kan?”
Kata Arisa, terlihat sedikit bersemangat.
Yuzuru mengangguk.
"Iya. Aku bangun pagi-pagi sekali dan mengantre untuk membelinya.”
Yang Yuzuru beli adalah kue Halloween yang dijual terbatas.
Saat ini adalah satu-satunya waktu dalam setahun dimana toko kue favorit Yuzuru menjual kue labu spesial.
Mungkin Arisa akan datang dengan beberapa manisan Halloween untukku? dia pikir.
Jadi Yuzuru bekerja sedikit lebih keras dari biasanya dan membeli kue ini.
“M-maaf tentang ini ……. Aku hanya membawa puding buatan amatir. ……”
"Aku lebih suka mendapatkan pujian daripada permintaan maaf."
Jika kau ingin meminta maaf, kau bisa berusaha memujiku.
Yuzuru berkata setengah bercanda.
Kemudian Arisa menyipitkan matanya.
“Jadi, ......haruskah aku melakukan rutinitas 'anak baik, anak baik'?"
[TLN : Rutinitas Anak Baik = tidur dengan kepala di pangkuan seorang gadis sambil mengelus kepalanya]
“Eh?”
Yuzuru mau tidak mau mengeluarkan suara aneh.
Arisa terkikik, meskipun pipinya sedikit memerah.
“Yuzuru-san yang bilang kamu ingin pujian.”
“Tidak, itu benar, tapi ……”
“Jika aku meminta izin sebelumnya, aku bisa membelaimu, kan?”
Dia memang mengatakan sesuatu seperti itu.
Yuzuru sendiri telah mengelus kepala Arisa berkali-kali, jadi ketika Arisa memberitahunya kalau itu tidak adil jika dia tidak membiarkan Arisa membelainya, dia tidak bisa membantah.
“Kurasa tidak menarik bagimu untuk mengelus kepalaku.”
“Tapi menurutku itu menarik.”
Arisa berkata dan duduk tegak.
Dia kemudian menepuk paha lembutya, yang ditutupi oleh celana ketatnya.
"Hah? Tapi, …….”
“Ini rasa terima kasihku. Ayaka-san bilang kalau pria menyukai sesuatu semacam ini. Mungkinkah kamu tidak menyukainya ……? ”
"Tidak, bukanya aku ...... tidak menyukainya."
Melihat kakinya yang indah, Yuzuru hanya bisa menelan ludah.
Jujur, dia sangat menyukainya.
Meski dia tahu itu bukan ide yang baik secara rasional, Yuzuru dikalahkan oleh daya pikat itu dan meletakkan kepalanya di pangkuan Arisa tanpa pikir panjang.
Kemudian gumpalan lembut muncul di bidang penglihatannya.
Buah-buahan yang kaya menentang gravitasi menunjuk diri mereka dari atas.
[ED Note: oppai :v ]
Merasa kalau dia tidak akan mampu mempertahankan pikiran rasionalnya, Yuzuru memutuskan untuk menoleh ke samping.
Namun, dia segera menyadari kalau itu adalah kesalahan fatal.
Itu karena lebih mudah merasakan kelembutan paha Arisa di pipinya daripada merasakannya dengan bagian belakang kepalanya.
Dia bisa merasakan dasar ototnya, lemak lembut yang menutupinya, dan rasa tidak bermoral dari celana ketat di pipinya.
Selain itu, jarak dekat antara kulit Arisa dan hidungnya sendiri tidak bagus.
Aroma sabun dan sedikit keringat memenuhi kepala Yuzuru.
“Terima kasih telah mengantre pagi-pagi sekali untukku.”
Kemudian Arisa mulai mengelus kepala Yuzuru.
Sensasi kesemutan menjalar di tubuhnya setiap kali jari Arisa membelai rambutnya dan kemudian menyentuh telinga dan tengkuknya.
“Ah, …… aku tidak bisa melakukan ini lagi.”
"Ah!"
Yuzuru berguling dan menjauh dari Arisa, karena akal sehatnya tidak akan bisa bertahan lagi.
–Sementara itu, Arisa membuat suara kesepian.
"Aku masih belum selesai mengelusmu."
“Tapi aku sudah puas.”
Ketika Yuzuru menjawab begitu, mulut Arisa berubah menjadi cemberut karena frustrasi.
“Membiarkan aku mengelusmu dan kemudian melarikan diri saat kamu puas. ......Kamu tidak harus bertingkah seperti kucing begitu, tahu.”
"Aku tidak pernah berniat menjadi kucing sejak awal."
Arisa adalah orang yang meminta Yuzuru untuk membiarkannya mengelusnya sejak awal.
Yuzuru merasa agak tidak puas.
Translator: Exxod
Editor: Janaka
Ahhhhhhhh... W jadi iri.
ReplyDeleteStill hugging my pillow
ReplyDeleteCutee
ReplyDelete