OmiAi - Chapter 59 Bahasa Indonesia


 

Bab 59

Setelah tryout ……

Beberapa hari kemudian, Jumat.

Akhir Oktober.

Sejak pagi hari, Yuzuru sudah terjebak dengan beberapa orang.

“Yuzurun! Kau harus memberiku beberapa permen!!”

“Aku akan menyerangmu! Gao!!”

Dia diserang oleh Ayaka, yang berpakaian seperti vampir, dan Chiharu, yang memakai telinga dan ekor rubah.

Cosplay Chiharu mungkin adalah manusia serigala, seperti yang dia katakan “Gao”. Padahal dia perempuan.

Tentu saja, tak satu pun dari mereka memakai pakaian full character.
[TLN: maksudnya pakai pakaian cosplay dari atas ampe bawah]

Ayaka mengenakan jubah hitam seperti yang akan dikenakan orang yang mencurigakan dan ikat rambut yang menyerupai sayap kelelawar, dan Chiharu hanya mengenakan hiasan telinga dan ekor.

Itu adalah kostum sederhana, tapi ……

Aku ingin tahu apa tidak masalah menurut peraturan sekolah. Yuzuru memiringkan kepalanya.

“Kenapa kalian tidak pergi ke sisi Soichiro saja?”

Yuzuru menyarankan nama pemilik keduanya.

Jika Soichiro tahu tentang perilaku mereka berdua, dia akan mencengkeram leher mereka dan menyeret mereka pergi.

Jadi mungkin dia belum datang ke sekolah atau mereka berdua sembunyi dari Soichiro.

”Soichiro-kun sudah mengizinkan kami.”

“Kami sudah menduga kau akan berkata begitu. Oh, tapi tidak baik jika Yuzuru-san mengatakannya seperti itu.”

"Oh begitu. Maafkan aku."

Yuzuru ingin tahu apa dia akan ditikam sampai mati suatu hari nanti.

Cepat dan lakukan 'Nice Boat'. ( TN: 'Nice Boat' adalah referensi ke sim anime/kencan yang disebut "School Days" yang memiliki banyak akhir buruk yang mengerikan. Bisa cari di google)

Yuzuru dalam hati mengucapkan kutukan pada Soichiro.

Namun, ini bukan pertama kalinya Ayaka dan Chiharu bersikap seperti ini.

Mereka sudah saling kenal sejak lama.

Jadi, dia sudah menyiapkan beberapa makanan ringan untuk mereka.

"Ini, ambil umpannya."

Yuzuru melemparkan kue yang dibungkus indah dari tasnya.

Keduanya menangkapnya.

“Ah, ini dari toko yang terkenal. Seperti yang diharapkan dari Yuzurun.”

"Lagipula, kau pria yang sangat perhatian."

Mereka juga mengeluarkan beberapa permen dari tas mereka.

Sepertinya Ayaka punya madeleine dan Chiharu punya cupcake.

Kedua warnanya sedikit kuning, mungkin karena ada labu sebagai bahan di dalamnya untuk Halloween.

“Ini buatan sendiri.”

“Nikmati setiap gigitannya.”

"Iya iya."

Menerima hadiah buatan sendiri dari orang asing membuat seseorang merasa "hmmm". Tapi dalam hal ini, Ayaka dan Chiharu bisa dipercaya.

Mereka berdua tampaknya pandai memasak, jadi makanannya seharusnya enak.

Nah, pagi hari berlalu seperti itu.

+×+×+×+

Jam makan siang.

“Ini dia, boi. Aku akan memberimu ini.”

Yuzuru dan Soichiro diberi satu set berbagai macam manisan oleh Hijiri.

Itu bukan permen mewah seperti yang Yuzuru berikan kepada Ayaka dan Chiharu.

Itu lebih seperti sekantong makanan ringan dan cokelat yang bisa ditemukan di mana saja.

Namun, itu dibungkus dengan gambar labu, kelelawar dan dihias dengan pita,……, membuatnya sangat imut dan feminin.

Tanpa sengaja, Yuzuru dan Soichiro saling berpandangan.

"Maaf. Aku belum menyiapkan apa pun sebagai balasan. ”

“Tidak kusangka kau adalah tipe orang yang melakukan hal seperti ini.”

Yuzuru dan Soichiro tidak saling memberi hadiah untuk ulang tahun atau Natal karena menurut mereka terlalu merepotkan untuk menyiapkan hadiah sebagai balasannya.

Dan tentu saja, Halloween pun sama.

Mereka pikir kalau Hijiri akan menjadi tipe yang mirip dengan mereka.

Sebaliknya, mereka tidak mengharapkan pria berpenampilan nakal dengan perilaku buruk ini menjadi seperti karakter dalam dongeng dan dengan semangat menyiapkan permen Halloween.

Sebaliknya, gambarannya adalah tipe yang mengatakan, “Kau adalah orang Jepang, tapi kenapa kau malah tergila-gila dengan Halloween? “

“Tidak, aku tidak ingin imbalan apa pun. Itu tidak menyenangkan. …… Kami membagikan permen setiap tahun saat Halloween. Yah, ini seperti berbagi sedikit kekayaanmu.”

Segera, Yuzuru dan Soichiro mengerti maksudnya.

Sepotong pengetahuan yang tidak penting masuk ke benak mereka, "Yakuza membagikan permen saat Halloween".

"Aku mengerti. …… Ngomong-ngomong, ini cokelat biasa? Ini bukan semacam cokelat berbahaya, kan?”

"Tidak ada obat di dalamnya, kan?"

"Apa yang kalian pikirkan tentang kami?"

""Yakuza.""

Yuzuru dan Soichiro menjawab bersamaan.

+×+×+×+

Sekarang, sepulang sekolah.

Ketika Yuzuru meninggalkan sekolah, dia dihentikan oleh seorang gadis.

"Tunggu, Takasegawa-kun."

"Nagiri-san?"

Seorang gadis cantik dengan rambut hitam, tubuh tinggi, dan sosok ramping. 

Itu adalah Tenka Nagiri.

Dia membawa kue yang dibungkus dengan indah.

"Mungkinkah ……?"

“Ya, Hallowen. Ah, kamu tidak perlu membalas. Aku hanya membagikannya pada orang-orang yang aku kenal agar adil.”

Yuzuru menerima kue dari Tenka.

Rupanya, itu adalah produk biasa.

“Ini produk biasa. Ini tidak mengandung sesuatu yang berbahaya seperti punya Hijiri-kun.”

"Itu melegakan."

Tentu saja, permen Hijiri juga dibeli di toko.

Yuzuru meletakkan kue-kue itu di tasnya tanpa menjelaskan detailnya.

Lalu dia bertanya pada Tenka.

“Ngomong-ngomong, ...... Aku sangat penasaran, apa itu baik-baik saja secara doktrin? Maksudku, tentang Hallowen.”

“Bahkan Chiharu-san membagikannya, kan? Dia adalah dewa manusia.”
[TLN : 人神= Hitogami=Dewa manusia]

“…… Tidak, yah, …… Aku pikir Uenishi adalah kasus khusus karena mereka cukup sekuler.”

Chiharu Uenishi.

Uenishi, juga dikenal sebagai "Jinzai".

Dia adalah pewaris kuil besar di wilayah Kansai.

Itu adalah keluarga warisan matrilineal yang sangat tidak biasa dan telah mempertahankan kepercayaan yang sangat unik sejak zaman Shinto.

Secara doktrin, Chiharu adalah dewa manusia, dan itulah sebabnya dia dengan bangga berjalan melewati tengah gerbang torii.

Konon, Uenishi cukup mementingkan duniawi.

Alih-alih menghasilkan uang sebagai pemilik kuil, Mereka menghasilkan lebih banyak uang sebagai pemilik tanah terbesar di Jepang barat, dan sebagai penguasa pariwisata, industri, dan politik lokal di wilayah Kansai, dan mereka tertarik untuk menjalankan sisi bisnis itu.

Saat ini, mereka tampaknya lebih sibuk dengan "menghibur" orang asing daripada melakukan ritual.

Faktanya, Nagiri mungkin menganggap "Agama" mereka lebih serius.

(Yah, aku tidak tahu banyak tentang situasi Uenishi, tapi ……)

Padahal, Takasegawa dan Uenishi dulunya bermusuhan.

Sekitar seratus lima puluh tahun yang lalu, Takasegawa dan Uenishi, yang merupakan garda depan pemerintahan baru, mengalami konflik besar.

Sejak saat itu, tidak ada seorang pun dari keluarga Takasegawa yang diizinkan melewati gerbang torii Kuil Uenishi.

Namun, pembicaraan sekarang sedang berlangsung ke arah memperdalam hubungan.

Itulah alasan mengapa Yuzuru dan Chiharu bisa menjadi teman masa kecil.

Pada satu titik, bahkan ada pembicaraan tentang "pertunangan" antara Yuzuru dan Chiharu, jadi hubungan antara keduanya sudah membaik.

Namun sejauh ini, Yuzuru belum pernah melewati gerbang torii Kuil Uenishi.

"Oh, dan tentu saja ...... Aku tidak menaruh ganja atau apapun di sana, oke?"

“Agak mencurigakan saat kamu berkata seperti itu.”

Namun, jika dia benar-benar membagikan permen yang mengandung ganja, rumahnya pasti sudah lama hancur.

Jadi itu lelucon.

….Semoga itu lelucon.

“Kenapa kamu tidak bergabung dengan kami, Takasegawa-kun? Ini sangat menyenangkan. ”

"Sebagai permulaan, kami Protestan, kamu tahu."

Dia bukan penganut agama Buddha modern, tapi Protestan modern, dan dia menjadi anggotanya karena hubungannya dengan keluarganya.

Jadi tidak ada perasaan khusus tentang itu, dan bukan berarti dia benar-benar membencinya. ……

Tidak ada gunanya memikirkannya.

“Yah, sayang sekali.”

Sepertinya Tenka hanya bercanda, jadi percakapan kami berakhir di sana.

Yuzuru memutuskan untuk memakan manisan Ayaka dan Chiharu, yang tampaknya mudah rusak, di penghujung hari.

Kemudian, di tengah jalan, sebuah pikiran muncul di benaknya.

(Apa aku bisa mendapatkan sesuatu dari Arisa besok?)


Translator: Exxod

Editor: Janaka

4 Comments

Previous Post Next Post


Support Us