OmiAi - Chapter 135 Bahasa Indonesia

 

Bab 135 - “Tunangan” dan Pekerjaan Paruh Waktu


Suatu hari ketika istirahat makan siang di pertengahan bulan Mei.

“Ngomong-ngomong Yuzurun, kenapa kau bekerja paruh waktu?”

Tiba-tiba teman gadis, sekaligus teman masa kecilnya. Ayaka Tachibana bertanya pada Yuzuru.

Karena dia sekelas, akhir-akhir ini dia — tentu saja, bersama Arisa — punya lebih banyak kesempatan makan siang bersama.

“… Kenapa kau bilang? Itu syarat yang diberikan oleh orang tuaku jika ingin tinggal sendiri. Aku harus bisa mencari uang sakuku sendiri.”

Dari apartemen Yuzuru sampai sekolah tidaklah jauh.

Tapi cukup jauh kalau menggunakan kereta atau mobil.

Bahkan, jika memakan waktu yang agak lama, tidak sedikit siswa yang tetap pergi ke sekolah menggunakan itu.

Meski begitu, dia dengan egois mengatakan “Aku ingin tinggal sendiri”…

Karena dia diizinkan untuh tinggal sendiri, jadi dia tidak bisa membantah orang tuanya ketika dia disuruh bekerja paruh waktu untuk mendapatkan uang sakunya sendiri.

“Mereka akan mengizinkanmu tinggal sendiri dengan syarat harus bekerja paruh waktu ya, apakah itu artinya orang tua Yuzuru bersikap lunak atau keras ... Cara berpikir keluarga Takasegawa benar-benar aneh…”

Yuzuru mengerutkan kening mendengar kata-kata Chiharu, yang juga merupakan teman sekelas dan teman masa kecilnya.

“… Kau sendiri, kenapa bisa berakhir tinggal sendiri dan sekolah di sini?

Rumah orang tua Chiharu tinggal di daerah Kansai.

Wajar jika harus tinggal sendiri untuk bersekolah di daerah Kanto … tapi tidak ada gunanya bersekolah di sini sampai-sampai seorang gadis SMA harus tinggal sendirian.

Padahal di Kansai juga ada banyak sekolah yang bagus.

“Hee… kenapa kau repot-repot menanyakan alasanku memilih di sini?”

“…Tidak, maafkan aku.”

Singkatnya, dia mungkin ingin pergi ke sekolah yang sama dengan Ayaka dan Soichiro.

Tidak perlu bagi Yuzuru untuk menanyakannya.

Dan … di antara orang-orang yang sekolah di sini, salah satunya pasti ada yang tinggal sendiri dan bersekolah di sini meski rumah orang tuanya ada di Kansai…

“…Tidak, kau lihat, jika teman sekelasmu ada yang menganut agamamu, bukankah kau merasa tidak nyaman?”

Kata-kata Tenka agak berat.

Membuat suasananya menjadi sedikit canggung.

Mungkin karena salahnya suasananya menjadi buruk. Yuzuru jadi merasa sedikit tidak nyaman …

“Ngomong-ngomong, aku belum mendengar tentang pekerjaan paruh waktu Yuzuru-san.”

Kekasih sekaligus tunangan Yuzuru, Arisa mengirim kapal penyelamat padanya.

Yuzuru pernah bicara sedikit dengan Arisa tentang pekerjaan paruh waktunya sebelumnya, jadi jelas kalau pertanyaan Arisa demi membantu Yuzuru mengembalikan suasananya.

“Restoran, guru les, dan asisten pengacara.”

“Ngomong-ngomong, berapa upah per jamnya?”

“Urutan dari yang kusebutkan tadi adalah 1050 yen, 2000 yen, dan 1500 yen … Restoran mempunyai jam kerja paling lama, jadi yang menghasilkan lebih banyak uang adalah restoran, sebagai pelayan restoran.”

Yuzuru menjawab pertanyaan Soichiro.

Hijiri di sisi lain, bergumam “Hmm.” Dan membuka mulutnya.

“Ternyata kau bekerja di tempat yang bagus.”

“Yah … karena tempat itu milik kenalan orang tuaku.” 

“Ah, begitu ya, aku mengerti.”

Meskipun orang tua Yuzuru terlihat seperti membebaskannya, tapi mereka adalah tipe orang yang mengikatnya dengan tali dan kerah.

Ini sebagian demi keselamatan Yuzuru, dan sebagian agar mereka dapat dengan cepat menghapus jejak jika Yuzuru melakukan sesuatu yang salah.

“Pekerjaan macam apa yang dilakukan asisten pengacara …? 1500 yen untuk ukuran pekerjaan paruh waktu sudah lumayan, apakah kerjanya sulit?”

Tanya Hijiri, mencondongkan tubuhnya ke depan.

Kelihatannya dia sedikit tertarik.

“Itu bukan pekerjaan yang sulit. Pekerjaannya seperti berkililing kantor untuk mendapatkan stempel, bersih-bersih, membawa barang bawaan. Singkatnya, itu adalah pekerjaan yang bisa dilakukan siswa SMA dan mahasiswa.”

Terus terang, dia harus mengenakan jas.

Namun, Yuzuru memiliki beberapa setelan yang dapat dikenakan sesuai aturan itu, jadi tidak ada masalah khusus mengenai itu.

“Hmm … apakah sibuk?”

“Pada dasarnya, tidak. Aku sering menghabiskan waktuku membaca buku dan koran.”

“… Apakah aku juga bisa melakukannya?”

“… Yah, jika kamu bisa menjaga rahasia, sisanya adalah koneksi.”

“Koneksi ya … Fumu-fumu …”

Hijiri bukan tipe pekerja keras, jadi dia mungkin menginginkan uang saku cuma-cuma daripada harus bekerja paruh waktu.

Nah, Ayaka dan Chiharu membuka mulut ketika Hijiri tenggelam dalam pikirannya.

“Tentang guru les, berapa banyak anak yang merepotkan yang pernah kau lihat?”

“Berapa banyak orang itu?”

“Ada satu orang, siswa SD.”

Ketika Yuzuru menjawab begitu, Ayaka dan Chiharu berteriak serentak.

“Siswa SD!?”

“Kau tidak boleh mengulurkan tanganmu padanya, Yuzuru-san!”

“Wahai temanku, Uenishi-san. Bagaimana menurutmu?”

“Hmm… Aku pikir, suatu hari nanti dia akan melakukannya … Bagaimana menurutmu, wahai temanku, Tachibana-san?”

“Aku pikir suatu hari nanti dia akan melakukannya.”

Ayaka dan Chiharu memulai lelucon yang mengerikan.

Ketika Yuzuru mencoba membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu guna membalas mereka …

“… Apakah dia perempuan?”

Arisa yang selama ini diam, tiba-tiba bertanya pada Yuzuru.

Untuk beberapa alasan, bulu kuduk Yuzuru merinding.

“Bukan, dia laki-laki.”

“Aku mengerti.”

Mungkin karena puas dengan jawaban Yuzuru, Arisa tersenyum lebar.

Di sisi lain, karena Ayaka dan Chiharu merasa sedikit bersalah, mereka menghentikan lelucon aneh itu.

Dengan bagitu, waktu makan siang bersama telah berlalu.

Malam hari itu.

“Apa kamu tahu restoran tempat Yuzuru-san bekerja paruh waktu?”

Arisa mengirim pesan kepada Ayaka.

Segera dibaca dan balasannya pun segera tiba.

“Aku tahu, apa kau mau pergi ke sana?”

“Iya, aku sedikit penasaran.”

Dia tidak bisa datang  Yuzuru bekerja menjadi guru les dan asisten pengacara.

Tapi, dia bisa datang jika ke restoran.

Sebagai kekasih dan tunangannya, dia ingin melihat penampilan Yuzuru ketika dia sedang bekerja sebagai pelayan di restoran.

Di atas segalanya, Arisa tidak ingin ada bagian dari orang yang dicintainya yang tidak dia ketahui.

Dia ingin tahu semua hal tentang orang yang dicintainya sebanyak mungkin.

“Jika kau bertanya pada Yuzurun, kurasa dia akan memberitahumu dengan mudah … dia juga tidak akan menyembunyikannya darimu.”

Tentu, jika dia bertanya, Yuzuru akan memberitahunya.

Ada orang di dunia ini yang tidak ingin pekerjaan paruh waktunya diketahui dan tidak ingin bertemu dengan kenalan mereka, tapi Yuzuru bukan tipe orang seperti itu.

Karena itu, tidak perlu bertanya kepada teman masa kecilnya secara diam-diam …

“Kupikir aku ingin membuat kejutan untuknya.”

Salah satu alasannya adalah untuk mengejutkannya.

Dan yang lainnya adalah…

“Jadi, bagaimana kalau kita pergi bersama?”

“Baik, dengan senang hati.”

Setelah itu, mereka berdua mengundang Chiharu dan Tenka juga untuk makan di restoran tempat Yuzuru bekerja.

Dengan begitu rencana telah ditentukan.

Setelah meletakan ponselnya, Arisa bergumam sendiri.

“Aku rasa di sana tidak hanya laki-laki yang bekerja. Yang terpenting, Yuzuru-san pasti terlihat sangat keren…”

Dengan begini, melibatkan teman-temannya, diputuskan kalau mereka akan mengunjungi tempat tunangan Arisa bekerja.


Translator: Exxod

Editor: Janaka


2 Comments

Previous Post Next Post


Support Us