OmiAi - Chapter 128 Bahasa Indonesia

 

Bab 128


Taman hiburan dan bioskop adalah salah satu tujuan kencan paling populer.

Selain itu ada akuarium dan kebun binatang.

Namun, semua tempat itu memerlukan uang.

Tak perlu dikatakan, keluarga Yuzuru kaya, jadi jika dia mengemis kepada orang tuanya—jika dia mengatakan itu demi tunangannya—mereka akan memberinya cukup uang untuk mereka berdua ditambah uang saku.

Tapi, Yuzuru tak mau melakukan itu.

Arisa juga tidak ingin mengemis uang kepada orang tua Yuzuru, tapi dia juga tidak bisa membayar semua biaya kencannya.

Jadi, itu adalah kencan yang normal dan murah, seperti halnya siswa SMA.

Tak perlu mengeluarkan banyak uang.

Yuzuru maupun Arisa juga dapat menikmati tempat tersebut.

Dan tidak memberatkan tubuh mereka.

Ketika memikirkan tempat seperti itu … Yuzuru dan Arisa hanya bisa memikirkan museum sejarah dan museum kesenian.

“Ngomong-ngomong, apa Yuzuru-san sering pergi ke museum sejarah?”

Dalam perjalanan.

Ketika mereka digoyangkan oleh kereta, Arisa bertanya pada Yuzuru tentang hal itu.

“… Tentang itu.”

Sejujurnya, dia tidak terlalu sering pergi ke sana.

Bukannya dia tidak tertarik, dan bukan karena dia tidak menikmati waktu saat di sana, tapi dia tidak berani pergi ke museum sejarah atau museum kesenian sendirian.

Meski begitu, Yuzuru juga laki-laki.

Di depan gadis yang dia sukai, dia ingin berlagak keren.

Dia ingin terlihat baik.

Dan ingin terlihat seperti pacar yang cerdas.

Tapi, dia tidak bisa berbohong.

Akan tetapi…

“Yah, sama seperti kebanyakan orang.”

“Itu berarti, kamu tidak terlalu sering mengunjunginya ya.”

Alasannya terlalu mudah ditebak.

“… Ngomong-ngomong, bagaimana denganmu, Arisa?”

“Sama seperti kebanyakan orang.”

“Itu berarti tidak terlalu sering, ‘kan.”

Kemampuan pekerjaan rumah tangga dan cara berpikir Arisa sedikit berbeda dari gadis-gadis SMA pada umumnya, tapi hobi dan seleranya tidak jauh berbeda.

Dengan kata lain, dia adalah tipe yang tidak melangkahkan kaki ke museum sejarah dan museum kesenian.

"Aku tidak punya pilihan lain, karena aku tidak punya kesempatan."

“Yah … aku mengerti bagaimana perasaanmu.”

Ketika di SD, dia diajak pergi ke sana beberapa kali bersama orang tuanya...

Setelah menjadi siswa SMA, dia belum pernah lagi pergi ke museum sejarah.

“Kalau begitu, ini adalah kesempatan yang bagus.”

“Kamu benar.”

Ketika mereka bicara tentang itu, mereka tiba di stasiun yang mereka tuju.

Keduanya turun dari kereta, naik bus dan menuju museum.

Tujuan mereka adalah sebuah museum sejarah yang besar.

Mereka membayar tiket masuk dan masuk ke dalam museum.

“Hee … mengejutkan, keterangannya sangat detail.”

“Seluruh analisis tanaman opal ini, kita diajari ini waktu pelajaran di sekolah."

Keduanya memilih melihat bagian sejarah Jepang, jadi tidak aneh kalau mereka tahu barang yang dipamerkan di sana.

“Mungkin, aku pernah berkunjung ke sini waktu SD.”

“Benarkah?”

“Iya. … Tapi, waktu itu, yang kuingat hanya patung tanah liat dengan bentuk aneh."

Sembari mengatakan itu, Arisa menyipitkan matanya.

“Meski objeknya sama, dengan cara pandang yang berbeda, objeknya terlihat menarik ya.”

“Maksudmu tentang, menjadi dewasa?”

“Kuharap begitu. … Mungkin aku hanya merasa semakin tua.”

“… Tua dari mananya.”

Seraya bertukar percakapan, mereka semakin masuk ke dalam.

“Ah, ini juga diajarkan waktu pelajaran di kelas. Kalau tidak salah … itu dibuat untuk tujuan berdoa untuk kesuburan dan kemakmuran keturunan, ‘kan.”

Sambil mengatakan itu, Arisa membaca keterangan tentang wanita telanjang dan tertawa bahagia  “Itu tepat seperti yang aku sebutkan”.

Di sisi lain, Yuzuru sedang memikirkan hal-hal bodoh seperti "Ini sama sekali tidak erotis".

“Eh? …  Yang ini tidak ada keterangannya.”

Dan tepat di dekat patung telanjang wanita.

Sesuatu seperti pilar batu sedang dipamerkan.

Ukurannya melebihi tinggi Yuzuru dan Arisa … sekitar 2 meter.

“Tongkat Batu.”

Hanya nama judulnya saja yang tertulis.

“Ah … ini …”

Arisa sepertinya tidak mengenalinya, tapi Yuzuru mengenalinya.

“Apa kamu tahu? Tentang … Tongkat Batu ini?”

“Yah, um, aku sepertinya pernah melihatnya di buku pelajaran."

Kata Yuzuru, sembari menggaruk pipinya.

Sedikit sulit untuk menjelaskannya secara halus.

“Sebenarnya, apa ini?”

“Yah, em, aku merasa artinya hampir sama seperti yang wanita telanjang … Aduh, apa ya? Aku kelupaan.”

Karena Yuzuru merasa sulit untuk menjelaskan, dia memutuskan untuk melupakannya.

Lalu, Arisa bergumam “Hmm” dan mengeluarkan ponselnya.

Arisa Yukishiro adalah anak zaman sekarang.

Jika ada hal yang tak diketahui, tinggal bertanya pada Google-sensei.

“Kalau begitu, sekarang, aku akan memeriksanya. Etto…”

Setelah mengetik di mesin pencari, Arisa berhenti bergerak.

Dan membacanya dengan serius.

Namun, pipinya sedikit kemerahan.

“…”

Arisa memegang ponselnya tanpa bersuara.

“… Bagaimana hasilnya?”

Saat Yuzuru bertanya, Arisa memukul dada Yuzuru.

“Kamu sudah tahu, ‘kan?”

“… Entahlah, tahu tentang apa?”

“Jika kamu tidak jujur, aku akan membencimu.”

“Iya, aku sudah tahu.”

Yuzuru mengaku dengan jujur.

[TN : Tongkat Batu = Representasi realistis dari alat kelamin laki-laki, itu digunakan untuk berdoa untuk anak, cucu, kesuburan, dan kemakmuran]


Translator: Exxod

Editor: Janaka


3 Comments

Previous Post Next Post


Support Us