OmiAi - Chapter 126 Bahasa Indonesia


 Bab 126


Rambut indah berwarna rami, kulit putih, mata berwarna giok, dan bibir berkilau.

Saat menyadarinnya, wajahnya ada di ujung mata dan hidung Yuzuru.

"Yu, Yuzuru-san...?"

Terdengar suara seperti bel berbunyi.

Yuzuru tiba-tiba kembali tersadar sebagai tanggapan atas suara itu.

Ada Arisa dengan ekspresi bingung di hadapannya.

"Ah, tidak ... maafkan aku."

Yuzuru buru-buru mencoba menarik jarak dari Arisa.

Tapi, sebelum itu ...

“Yuzuru-san.”

Arisa memeluk Yuzuru.

Yuzuru ambruk di samping Arisa saat ditarik olehnya.

"Arisa?"

"... Hanya sebentar, mari tetap seperti ini."

Dia menerima ajakannya.

Yuzuru sedikit bingung, tapi dia tidak bisa menahan pesonannya dan memejamkan mata sembari saling berpelukan.

Kemudian, dia memeluk tubuh Arisa dengan kedua tangannya.

Merasakan kehangatan dan kelembutannya.

Aroma sampo menusuk rongga hidungnya.

“Yuzuru-san …”

“… Arisa.”

Saling memanggil nama.

Merilekskan tubuh dan membiarkan tubuh mereka tenggelam dalam sensasi yang nyaman.

Lalu …

+×+×+×+

“Mhh… Eh?”

Yuzuru samar-samar membuka matanya.

Ketika dia membuka mata, masih ada tunangannya dengan wajah yang sangat tertata rapi di depannya.

Matanya terpejam dan tertidur dengan damai.

“Ah … kita ketiduran ya.”

Secara impulsif, Yuzuru mendorong Arisa ke bawah.

Setelah itu … mereka berdua saling berpelukan.

Karena merasa nyaman merasakan suhu tubuh satu sama lain, keduanya pun tertidur lelap.

(…Apa tidak apa-apa mencium bibirnya ketika dia tidur seperti itu?)

Menciumnya.

Apakah tidak apa-apa, membiarkan nafsu menguasaiku dan melahap tubuh Arisa…?

Bukankah Arisa juga menginginkannya?

Pikiran seperti itu terlintas di benak Yuzuru.

“Nh …  Yuzuru-san…”

Tunangannya yang sedang tidur dengan wajah imut dan penampilan tak berdaya memasuki penglihatan Yuzuru.

(Yah …  mungkin, tidak baik jika aku menciumnya sekarang)

Bahkan jika Yuzuru menciumnya, Arisa tidak akan marah dan dia tidak akan membenci Yuzuru.

Tetapi jika ditanya apakah Yuzuru menginginkannya sekarang, itu sedikit berbeda dari yang dia rasakan.

Jika dia menginginkannya, seharusnya dia mengatakannya dengan jelas lebih dulu pada Arisa.

(… Aku harus sedikit memikirkan, tentang tempatnya.)

Keputusan Yuzuru tidak buruk sama sekali …

Ciuman pertama di kamar Yuzuru, itu bukanlah tempat terbaik untuk berciuman.

Yuzuru tidak terlalu peduli tentang itu, tapi sepertinya Arisa peduli.

Yuzuru memutuskan untuk mencari tempat yang setidaknya memiliki pemandangan malam yang indah.

“… Sekarang.”

Tubuhnya sedikit sakit karena tidur di atas karpet.

Begitu pula dengan Arisa yang kini sedang menjelajah dunia mimpi.

Yuzuru dengan lembut mengangkat Arisa.

Dan dalam posisi tertidur …  dia membaringkannya di atas tempat tidur Yuzuru.

(… Yah, terserah)

Yuzuru, yang kesulitan tidur di futon, berbaring di sebelah Arisa.

Dan memandang wajah Arisa.

Tiba-tiba, dongeng Putri Salju terlintas di benak Yuzuru.

Dalam cerita Putri Salju, sang putri bangun dengan ciuman seorang pangeran.

Namun, Arisa tidak mati ... dia sedang tidur nyenyak, jadi Yuzuru yakin dia tidak akan bangun ketika Yuzuru menciumnya.

“Selamat tidur, Arisa.”

Perlahan, Yuzuru mendekatkan wajahnya ke wajah Arisa.

Dan menempelkan bibirnya ke dahi Arisa.

Kemudian mematikan lampu.

Dalam kegelapan, seraya merasakan kehangatan Arisa, Yuzuru tertidur.

+×+×+×+

Pagi berikutnya.

“… Nhh, Fuahh.”

Arisa Yukishiro bangun dari tidurnya, sembari menggosok matanya.

Kemudian melihat sekeliling dengan gelisah.

“… Ah, ternyata kamarnya Yuzuru-san.”

Arisa teringat bahwa ini adalah hari ketiga dia menginap.

Lalu dia memiringkan kepalanya dan berpikir.

Ah, kapan aku tertidur?

“… Nh, Arisaaa.”

Tiba-tiba, dia mendengar suara.

Di sampingnya, ada tunangannya yang tercinta.

Kemudian, di sini adalah di atas tempat tidur Yuzuru.

“… Fue?”

Arisa bingung untuk sementara waktu.


Translator: Exxod

Editor: Janaka

5 Comments

Previous Post Next Post


Support Us