OmiAi - Volume 1 Chapter 1.2 Bahasa Indonesia

 

Bab 1 – Mengajukan syarat yang tidak masuk akal, kemudian yang datang adalah teman sekelasku

 

Bagian 2

 

Karena aku tidak ingin dijodohkan, jadi aku mengajukan syarat yang tidak masuk akal yang tidak akan pernah bisa dipenuhi, dan kemudian yang datang adalah seorang gadis cantik dari sekolahku.

Tidak mungkin ada cerita bodoh seperti ini?

Yuzuru menghela nafas memikirkan hal itu.

(Mustahil ... Aku tidak pernah berpikir kalau Arisa Yukishiro ada di dalam koneksi orang tua itu. .... Mereka benar-benar seorang penjilat.  (Koneksi orang tua itu))

Bukankah lelaki tua itu tak terkalahkan di Jepang?

Seraya mengagumi kehebatan dan obsesi lelaki tua itu, dia menatap Arisa dari depan.

Setiap kali Yuzuru melihat Arisa, dia terlihat seperti sebuah karya seni.

"Senang bertemu denganmu, Aku Yuzuru Takasegawa. ...Sudah lama ya kita tidak bertemu."

Yuzuru menjawab salam dengan duduk seiza dan meletakan tangannya di atas tatami.

Setelah jadi seperti ini, dia tidak punya pilihan lain selain membalas salamnya agar tidak dianggap bersikap kasar.

Melihat Yuzuru dan Arisa yang dijodohkan di sana, para pendamping (Yuzuru ditemani oleh kakek dan ayahnya, sedangkan Arisa ditemani oleh ayah dan ibu angkatnya) berkomentar.

(Aku terkejut, ternyata mereka berdua teman sekelas)

(Mungkin, inilah yang dinamakan takdir)

Mereka mulai bersemangat dan terus mengobrol.

Yuzuru dan Arisa tersenyum seolah-olah mereka memiliki perasaan yang sama, dan memberikan tanggapan yang sesuai, "Benar, aku terkejut." dan "Ini mengejutkanku."

Dan beberapa waktu telah berlalu ...

Keduanya diberi saran oleh masing-masing pendampingnya, "Kenapa kalian para anak muda tidak saling mengenal sambil melihat pemandangan taman restoran?"

Yuzuru, yang tidak bisa mengatakan tidak, pergi ke taman bersama Arisa.

Sambil mengawal Arisa, mereka menuju ke taman.

Ini adalah taman yang sangat indah karena digunakan sebagai tempat perjodohan.

(Sekarang ... Bagaimana caranya aku menolaknya?)

Dia biasanya dapat menolak perjodohan dengan mengatakan "Aku pikir kita tidak cocok.", tetapi itu seperti mengatakan "Kamu tidak menarik" secara tidak langsung.

Selama dia datang ke perjodohan, dia setidaknya tertarik dengan Yuzuru ..., Jika Yuzuru menolak dengan cara yang buruk, dia bisa saja menyakitinya.

Di tempat pertama, walaupun Yuzuru tidak terlalu dekat dengannya, dia masihlah teman sekelasnya.

Bahkan Yuzuru memikirkan hubungannya dengannya setelah ini agar tidak menjadi canggung nantinya.

"Ano, Takasegawa-san ...."

"Yukishiro?"

Ketika Yuzuru kebingungan, Arisa yang selama ini diam, mulai berbicara.

Arisa meremas kain kimononya dan menundukkan kepalanya.

"Maafkan aku. Perjodohan ini ... aku dipaksa oleh ayah angkatku untuk ikut. Aku ... awalnya tidak ingin bertunangan."

"... Begitu ya, ternyata kamu juga."

"... Kamu juga?"

"Aku sama sepertimu, aku juga disuruh secara paksa ... Kupikir dia akan mundur jika aku mengajukan syarat yang tidak masuk akal. Aku bilang 'Jika kau ingin menjodohkanku, bawakan aku seorang gadis berambut pirang bermata biru!'... Aku tidak menyangka dia akan benar-benar membawanya."

Seraya mengela nafas, Yuzuru berkata begitu, Arisa kemudian mengatupkan kedua tangannya dan berkata "Jadi begitu ya"

"Jadi begitulah yang sebenarnya."

"Sebenarnya?"

"Cerita yang kudengar dari ayahku adalah Takasegawa-san memilihku."

"... Maaf merepotkanmu."

"Tidak, itu adalah hal yang saling menguntungkan. Tepatnya, ... ayah angkatku menyebabkan ketidaknyamanan padamu. Kurasa dia sangat bersemangat ketika mendengar kabar dari Takasegawa-san."

Ketika menjadi jelas bahwa tak satu pun dari mereka ingin bertunangan, ... jarak di antara mereka entah bagaimana menjadi semakin dekat.

Yuzuri dalam hati tersenyum pahit. Walaupun tidak menyukai satu sama lain, aneh rasanya merasa bisa akrab karena topik pembicaraan yang sama.

"Takasegawa-san, aku punya satu saran...."

"Saran?"

"Maukah kamu berpura-pura ‘Tunangan’?"

"...Begitu ya."

Dengan kata lain, itu adalah saran untuk pura-pura "Tunangan" dan menipu kedua orang tua mereka.

Selama Yuzuru dan Arisa "Tunangan", mereka tidak perlu repot membicarakan pernikahan lagi.

"Tunangan" digunakan sebagai perisai untuk mencegah perjodohan, dan di balik layar, kedua belah pihak bisa mempunyai hubungan romansa yang bebas.

Kemudian, ketika mereka mencapai usia dewasa dan mampu menentang orang tua mereka, mereka akan memutuskan "Tunangan" mereka.

Itulah maksudnya.

"Hm... Untuk saranmu, aku tidak bisa langsung mengatakan 'Ya' , karena sepertinya nanti akan jadi merepotkan."

Namun, usaha yang dikeluarkan untuk menyembunyikan "Tunangan" palsu untuk jangka waktu yang lama mungkin tidak sebanding dengan usaha yang perlu dikeluarkan untuk menolak perjodohan.

Untuk terus berakting memerlukan kemampuan yang baik, oleh karena itu dia tidak bisa dengan mudah menjawabnya.

"Begitu, ya... tidak apa-apa, aku akan menunggu jawabanmu."

Arisa terlihat sedikit tertekan, tapi langsung tersenyum lembut.

Itu adalah ekspresi lembut yang diam-diam menjadi perbincangan di sekolah karena membuat para anak laki-laki salah paham.

Bagi Yuzuru... itu tidak lebih dari sekedar senyum palsu.


Saat itu.

Meong, terdengar suara tangisan kucing.

"Takasegawa-san, Takasegawa-san! Di sana!"

"Hm? Itu... seekor kucing ya."

Yuzuru tidak tahu berapa umur kucing itu, tapi kemungkinan masih di bawah satu tahun.

Kucing kecil di atas pohon sedang menangis memanggil ibunya.

"Dasar kucing merepotkan. Bisa naik tapi tidak bisa turun."

"Sudah tahu tidak bisa turun, tapi kenapa dia malah memanjat ya ..., tapi kita harus bagaimana? kalau tetap seperti itu, kemungkinan kucingnya akan jatuh."

Arisa berkata dengan suara penuh perhatian dan rasa kasihan, sepertinya dia golongan pecinta kucing.

Setiap kali kucing itu bergerak di atas dahan pohon, Arisa juga ikut bergerak dibawahnya dengan panik.

"Ayo kita panggil karyawan restoran saja."

"T-Tapi... bukankah kucing itu akan jatuh sebelum mereka datang?"

"...Yah, kamu ada benarnya."

Sejak tadi, pergerakan kucing menjadi semakin berani.

Meskipun Yuzuru tidak terlalu suka kucing, dia merasa sedikit kasihan padanya.

"Bagaimana ini... aku, tidak punya pengalaman memanjat pohon..., Um, kalau Takasegawa-san?"

Yuzuru secara implisit menangkap arti pertanyaan Arisa, "Maukah kamu memanjat pohon dan menyelamatkannya?".

Tidak ada alasan untuk menyelamatkan kucing ataupun mendengarkan permohonan Arisa

Tapi, akan menjadi mimpi buruk bagi mereka karena melihat kucing mati jatuh dari atas pohon.

"Sebenarnya aku pecinta anjing, tapi... apa boleh buat kalau sudah begini."

Ketika Yuzuru bergumam, dia melepaskan ikatan obinya dan mulai melepas kimononya.

[TL Note: Obi itu semacam kain buat ngikat kimono-nya]

Kemudian kulit putih susu Arisa berubah warna menjadi seperti mawar dan berbalik dengan tergesa-gesa.

"T-Tunggu! J-Jangan tiba-tiba mulai melepas pakaianmu!"

"Ah, maaf. Aku pakai kaos dan celana kok, jadi jangan khawatir."

"J-Jika seperti itu, kamu harusnya bilang lebih dulu...!"

Sepertinya cerita itu memang benar, kalau dia tidak pernah berpacaran dengan siapa pun dan sepertinya dia tidak terbiasa dengan laki-laki.

Karena hanya dengan melepas pakaian membuat wajahnya menjadi merah terang dan bingung, tingkat reaksinya terlalu tinggi.

Kemudain Yuzuru melipat kimono dan menyerahkannya kepada Arisa.

"Yukishiro, kamu... pandai dalam olahraga, 'kan?”

"Eh? ya, benar."

"Misal, aku tidak tepat waktu dan kucingnya jatuh, tolong gantikan aku untuk menangkapnya."

Ketika mengatakan itu, Yuzuru mulai memanjat pohon.

Sudah lama Yuzuru tidak memanjat pohon ... Untungnya, pohon itu kelihatan mudah dipanjat (Mungkin itu sebabnya kucing itu memanjat pohon) Jadi, Yuzuru pikir dia juga bisa memanjatnya.

Beberapa saat memanjat, Yuzuru akhirnya sampai atas pohon.

"Yosh... kena kau."

Dia berhasil menangkap kucing itu tanpa kesulitan dan istirahat sejenak karena lelah.

...Tapi.

"Meong!!"

"Aduh! O-Oi! Kau, bisa-bisanya melawan penyelamatmu! Hei, jangan mengamuk ... Ah...!"

Keseimbangan tubuhnya terganggu, begitu dia melihat sekeliling, dia tiba-tiba semakin dekat dengan tanah.

Karena dia memeluk kucing, dia tidak bisa menggunakan tangannya untuk menahan tubuhnya.

Ketika Yuzuru panik harus melakukan apa, tiba-tiba...

"Aaaggh!"

"Ah, Takasegawa-san!?"

Pergelangan kaki kanannya tertekuk parah.

 

+×+×+×+

 

"Dokter mengatakan apa, Yuzuru?"

"Paling buruk, aku harus menggunakan kruk selama satu minggu dan akan sembuh dalam waktu satu setengah bulan."

[ED Note: kruk, tongkat yang digunakan sebagai alat bantu berjalan orang yang kakinya sedang sakit.]

Yuzuru menjawab kakeknya yang kelihatannya tidak terlalu khawatir padanya.

Dalam hati, Yuzuru mulai mengeluh "Kucing sialan itu... Tunggu saja kau."

"Ah, Takasegawa-san!"

Arisa dan orang tua angkatnya mengubah ekspresi wajahnya dan mendekati Yuzuru.

Orang tua angkatnya belum mengadopsinya, sehingga mereka dan Arisa memiliki nama keluarga yang berbeda.

Arisa adalah "Yukishiro", sedangkan mereka adalah "Amagi".

Yuzuru pernah mendengar bahwa itu adalah keluarga yang kaya, tetapi dalam beberapa tahun terakhir dia mendengar desas-desus bahwa kondisi keuangan keluarga itu sedang mengalami penurunan.

Pasangan suami istri keluarga Amagi berwajah biru pucat.

Di sisi lain, Arisa memiliki ekspresi menangis dan takut akan sesuatu, dia tidak pernah memperlihatkan ekspresi seperti itu di sekolah.

Dia benar-benar tidak berdaya.

"Maafkan aku, anak ini... menyuruhmu dengan mengatakan sesuatu yang aneh!"

"Kami akan membayar biaya perawatan dan kompensasi ..."

"Maafkan saya..."

Orang tua angkat Arisa memegangi kepalanya dan memaksanya untuk membungkuk.

Gerakannya—Yuzuru tidak tahu apakah mereka sadar atau tidak—itu agak kasar dan tanpa ampun mendorong kepalanya dari atas ke bawah.

Kakek dan ayah Yuzuru menanggapi suami istri keluarga Amagi dan Arisa yang mati-matian meminta maaf dengan lugas.

"Tidak, tidak apa-apa... dia memanjat pohon dan jatuh karena kebodohannya sendiri."

"Sejak awal, anak inilah yang memanjat pohon tanpa izin."

Mereka tidak perlu mengkhawatirkan biaya perawatan atau kompensasi apa pun.

Faktanya, Yuzuru memanjat dan jatuh sendiri, jadi itu bukanlah salah Arisa

"Tolong angkat kepalamu. Itu adalah kesalahanku sendiri, ditambah ..."

Tiba-tiba, Yuzuru menyadarinya.

Pipi Arisa sedikit bengkak.

... Yuzuru berspekulasi dia kelihatannya tidak memiliki hubungan yang baik dengan orang tua angkatnya.

"Aku hanya ingin bertingkah keren di depan gadis yang aku suka. Tidak, maaf atas kecerobohanku ..."

Gadis yang aku suka.

Yuzuru berkata begitu dengan jelas.

Kakek Yuzuru, orang tua angkat Arisa, dan Arisa sendiri sangat terkejut dengan kata-kata itu.

"Maukah kamu 'bertunangan' denganku? Yukishiro, tidak ... Arisa."

Tentu saja, itu adalah "Tunangan" palsu.

Sepertinya niatnya tersampaikan dengan baik kepada Arisa.

Arisa mengangguk kecil, mewarnai pipinya menjadi sedikit merah.

"Aku akan menerimanya dengan senang hati... Mari 'bertunangan'... Takasegawa-san... Tidak, Yuzuru-san."

Dengan demikian, mereka menjadi “Tunangan” dengan bahagia.

 

➖➖➖➖

 

Translator: Exxod

Editor: Janaka

Post a Comment

Previous Post Next Post


Support Us