Bab 110
Kediaman Ryozenji, rumah Ryozenji Hijiri,
berdiri di atas sebuah gunung kecil.
Gunung itu sendiri adalah tanah pribadi
milik keluarganya.
Kawat berduri membentang di sekitar gunung,
jadi satu-satunya pintu adalah tangga batu panjang yang mengarah ke pintu
depan.
Saat menaiki tangga, terlihat sebuah
gerbang besar yang mirip seperti gerbang gunung.
"Wah... ini agak mirip dengan rumah
Yuzuru-san."
"Rumah ini tidak sebesar rumah
tunanganmu dan ada banyak orang yang tinggal di sana. Jangan berharap terlalu
banyak."
Menanggapi kesan Arisa, Hijiri menjawab
dengan senyum pahit.
Bukan kebetulan jika kediaman Ryozenji dan
kediaman Takasegawa serupa.
Itu karena kakek buyut Hijiri, yang
membangun kediaman Ryozenji, membuatnya menyerupai kediaman Takasegawa.
Kemudian, dengan Hijiri yang memimpin,
Yuzuru dan Arisa masuk melalui pintu kecil tepat di sebelah gerbang luar.
Kemudian, ada seorang pria botak berpakaian
hitam dan berkacamata hitam sedang menunggunya.
Pria itu membungkuk ringan ke Hijiri.
"Selamat datang kembali. Tamu yang ada
di belakang adalah Takasegawa-san dan..."
Pria itu melihat Yuzuru dan Arisa melalui
kacamata hitamnya.
Arisa meraih lengan baju Yuzuru karena
sedikit ketakutan.
"Yuzuru Takasegawa dan tunangannya,
Arisa Yukishiro."
"Saya mengerti .... Saya minta maaf
untuk ini."
Pria itu membungkuk dalam-dalam.
Di sisi lain, Hijiri mengangguk sedikit dan
menoleh ke Yuzuru dan Arisa.
"Kalau begitu, ayo masuk."
"Ya."
"B-Baik."
Mengikuti Hijiri, Yuzuru dan Arisa masuk ke
dalam mansion.
Begitu mereka masuk, mereka dapat dengan
jelas melihat perbedaan besar antara kediaman Takasegawa dan kediaman Ryozenji.
Jumlah orang di dalamnya berbeda.
Kediaman Takasegawa hanya dihuni oleh
keluarga Takasegawa dan pembantu secukupnya.
Di sisi lain, ada banyak orang yang bekerja
di kediaman Ryozenji—yang juga memiliki fisiognomi yang buruk.
[TN: fisiognomi adalah ilmu firasat wajah
atau ilmu membaca karakter seseorang lewat wajah]
"... Ini lumayan banyak ya."
Arisa mengatakan kesannya.
Di sisi lain, Yuzuru dengan kuat memegang
tangan Arisa.
Hijiri berjalan di dalam mansion sebentar, kemudian
dia membuka salah satu layar shoji.
[TN: Shoji adalah pintu dengan panel kayu
berlapis kertas transparan]
[EN: Gak benar-benar transparan, biasanya yang terlihat itu siluet orangnya aja.]
Itu adalah ruangan bergaya Jepang yang tampaknya mewah.
"Ini ruang tamu. Nah, kalian bisa
bersantai di sini."
Seperti yang dia bilang, Yuzuru dan Arisa
memasuki ruangan bergaya Jepang dan duduk di atas bantal.
Hijiri duduk menghadap mereka.
Setelah beberapa saat, seorang pria berbaju
hitam membawa teh dan manisan Jepang.
Ketika Yuzuru mengambil secangkir teh dan
minumnya, Arisa juga dalam diam meminum tehnya.
"Yuzuru, kapan ya terakhir kali kau
datang kesini?"
"Hmm, bukankah terakhir kali ketika
aku masih SD?"
Setelah dia menjadi siswa SMP, dia tidak pernah
lagi bermain ke rumah temannya..
Itu karena mereka jadi lebih sering nongkrong
untuk bermain atau belajar di kafe dan restoran keluarga.
"Bagaimana kesanmu setelah sekian lama
tidak ke sini?"
"Kupikir seperti biasa... Tidak, ada
beberapa hal yang berubah."
"Hee, apanya yang berubah?"
"... Apakah jumlah orang asingnya
bertambah?"
"Kau tajam."
Rupanya, gelombang globalisasi sedang
menyerbu kediaman Ryozenji.
Ngomong-ngomong, saat suasana di tempat itu
sedikit menghangat, Arisa membuka mulutnya.
"Apa hubungan antara Takasegawa-san
dan Ryozenji-san? ... Aku pernah mendengar kalau kalian memiliki hubungan yang erat."
Tentu saja, "Takasegawa-san" dan
"Ryozenji-san" di sini bukan tentang Yuzuru dan Hijiri, tetapi
tentang keluarga mereka.
Untuk Arisa yang akan menikah dengan
keluarga Takasegawa, wajar jika dia khawatir tentang hubungan antara keluarga ini
dan keluarga Takasegawa.
Nah, setelah Yuzuru dan Hijiri mendengar
pertanyaan itu.
Kemudian Hijiri membuka mulutnya.
"Hubungan antara kami dan keluarga
Takasegawa sudah ada sejak zaman pak tua itu.... Selama kekacauan pascaperang, pak
tua itu telah mengorganisir sesuatu seperti kekuatan pertahanan diri. Pada
awalnya, keluarga Takasegawa meminta penjaga. Kudengar kalau itu adalah awal
dari hubungan kami. "
Kemudian hubungan berlanjut menjadi semakin
rumit ...
Dan begitulah sampai sekarang.
"Yah, seperti yang kamu lihat,
perusahaan kami adalah perusahaan yang terdiversifikasi. Kami telah melakukan
banyak hal .... Ketika Arisa-san dan Yuzuru berkencan, tempat fasilitas hiburan
umum yang menjadi tempat kencan kalian juga merupakan afiliasi kami."
[TN: Diversifikasi adalah mencoba peluang
keuntungan dari produk atau jasa lainnya]
"Hee... jadi kalian melakukan bisnis
yang sangat sah."
Arisa bergumam.
Di sisi lain, Hijiri tersenyum.
"... Jika tidak sah, kami akan
ditangkap."
"... Kamu ada benarnya."
Ketika suasananya sudah menjadi sedikit
tenang, Yuzuru membuka mulutnya.
"Ngomong-ngomong soal kencan, kau juga
pernah berkencan dengan Tenka-san 'kan."
"Berhenti menyebut itu kencan."
Hijiri berkata begitu dan mengerutkan
keningnya.
Rupanya dia tidak senang membicarakan
tentang hubungannya dengan Tenka.
Namun, sifat orang itulah yang
mengkhawatirkan ketika dia bereaksi seperti ini.
"Jika anak laki-laki dan perempuan
bermain hanya berdua, aku biasanya akan menyebutnya kencan ... tapi jika itu
bukan kencan, kalian menyebutnya apa?"
"... Itu survei."
"... Survei? Survei apa?"
Yuzuru memiringkan kepalanya.
Kemudian Hijiri menyuruh Yuzuru mendekat
dan berbisik ke telingannya.
"Kau jangan membocorkannya,
mengerti?"
"Memangnya apa?."
"Itu sesuatu yang keluar…"
"Keluar…?"
"Sesuatu yang Arisa-san takuti."
"Ahh...."
Dengan kata lain, itu adalah hantu.
Kemudian, Yuzuru terkejut.
"Eh, kau serius?"
"Entah? Aku belum melihatnya. Aku juga
tidak percaya .... Aku tidak berpikir itu kutukan ketika kakekku selalu
sehat."
"Kau benar."
"Tapi... Tenka sepertinya mempunyai
indra keenam, jadi aku memintanya melihatnya... begitulah ceritanya."
Begitu, Yuzuru mengangguk.
Keluarga Nagiri Tenka adalah sakte
keagamaan yang cukup terkenal.
Jika dia mengatakan ada hantu, pasti benar ada.
Gadis spiritual lainnya adalah Chiharu
Uenishi.
Namun, di keluarga Uenishi, mereka adalah
seorang penganut agama dengan mode sekuler.
[TN: Intinya organisasi mereka harus
berdiri terpisah dari agama atau kepercayaan mereka]
Tenka, yang serius tentang agama, akan
lebih dapat diandalkan dalam hal itu.
"Eh, ada apa? Apa yang kalian
bicarakan?"
Di sisi lain, Arisa, yang sejak tadi diam,
bertanya dan memiringkan kepalanya.
Yuzuru dan Hijiri bertatap muka.
"Tidak, tidak ada apa-apa."
"Bukan apa-apa."
Ketika dia mendengar kalau hantu akan
muncul, Arisa tidak akan pernah pergi ke fasilitas hiburan itu untuk berkencan
dengan Yuzuru.
Dan bahkan Hijiri, akan merugi karena
pelanggan mereka akan berkurang.
Karena itu, mereka memutuskan untuk menyembunyikan
ini.
Arisa bingung sekaligus penasaran, tapi
untungnya dia tidak menanyakannya lagi.
Translator: Exxod
Editor: Janaka
Wowkwowk
ReplyDeleteAnjay :v
ReplyDeletenjir indigo
ReplyDelete