Bab 106
Setelah beberapa waktu berlalu.
Hari pertama sekolah setelah liburan musim
semi telah dimulai.
"Selamat pagi, Yuzuru-san"
"Pagi, Arisa."
Arisa datang menghampiri Yuzuru di
apartemen tempat tinggalnya.
"Yuzuru-san... kulitmu kelihatannya
sedikit terbakar sinar matahari."
Ini adalah pertama kalinya Yuzuru dan Arisa
bertemu setelah Yuzuru pulang dari liburannya.
Yuzuru mengirim beberapa foto dirinya ke
Arisa, tapi sepertinya foto dan aslinya terlihat sedikit berbeda.
"Yah ... mungkin karena itu adalah
negara tropis."
Meski Arisa mengatakan kalau kulit Yuzuru
terbakar karena sinar matahari, kulitnya hanya menjadi sedikit kecoklatan.
Bukan berarti terbakar sampai berubah
menjadi hitam pekat.
"Yang kamu pegang di tanganmu, apa
mungkin itu ..."
"Ah, ya ini oleh-oleh. Aku sedang
berpikir untuk memberikannya saat di sekolah. Aku akan memberikannya padamu
nanti."
Dengan mengatakan itu, Yuzuru dengan ringan
mengangkat kantong kertas yang ada di tangannya.
Itu adalah oleh-oleh dari Kaledonia Baru.
Semua oleh-oleh "Keluarga
Takasegawa" telah dikirim melalui pos kepada orang-orang yang memiliki hubungan
dengan Keluarga Takasegawa.
Yuzuru membeli oleh-oleh pribadi untuk
diberikan kepada Ayaka dan teman-temannya.
Bagaimanapun……
Yuzuru tersenyum pada Arisa lagi.
"Aku merindukanmu. Bisa bertemu
kembali denganmu membuatku bahagia."
Saat Yuzuru mengatakan itu, pipi Arisa
sedikit merona dan menepuk pelan dada Yuzuru.
"Mou, tolong hentikan!"
"... Apa kamu tidak merasakan perasaan
yang sama denganku?"
Yuzuru bertanya pada Arisa yang tampak malu.
Lalu Arisa menjawab dengan menyipitkan
matanya.
"Itu ... u-um ..."
Kata-katanya samar dan terbata-bata.
Yuzuru merentangkan tangannya lebar-lebar
ke arah Arisa.
"Bolehkah aku memelukmu?"
Kemudian Arisa mengedipkan matanya yang
berwarna giok beberapa kali.
Dan kulit putihnya memerah.
Kemudian dia melirik ke sekeliling untuk
memastikan kalau tidak ada siapa-siapa di sekitar mereka ...
"Yuzuru-san..."
Dia melompat ke dada Yuzuru.
Yuzuru dengan kuat memeluk tunangannya
dengan kedua tangannya.
Rambut kuning muda yang indah sedikit
menyapu ujung hidung Yuzuru.
Aroma shampo yang samar memenuhi hidungnya.
Betapa lembut dan hangatnya tubuh
tunangannya.
"... Aku kesepian."
"Maafkan aku"
Dengan begini, keduanya bersatu kembali
seolah-olah mereka telah berpisah selama beberapa dekade, meskipun mereka hanya
tidak bertemu selama beberapa minggu.
"Mulai hari ini kita sudah jadi siswa
tahun kedua."
"Kamu benar"
Sambil melakukan percakapan biasa.
Keduanya berpegangan tangan dan pergi ke
sekolah.
"Aku harap, kita bisa sekelas."
"Yah ... memang ada perubahan kelas."
Yuzuru tiba-tiba menyadari itu ketika Arisa
memberitahunya.
Akan ada perubahan kelas saat naik ke tahun
kedua.
Kalau begitu, kemungkinan besar Yuzuru dan
Arisa akan berada di kelas yang berbeda.
"Apa kamu lupa?"
"Tidak, yah... kurasa jawaban yang
benar adalah aku tidak benar-benar menyadarinya? Aku sedikit gugup."
Namun, hanya karena mereka berada di kelas
yang berbeda tidak berarti mereka akan dipisahkan.
Pertama-tama, mereka tidak bisa berbicara
selama waktu kelas ...
Tidak masalah jika kelasnya sama atau
berbeda, selama mereka bisa mengobrol selama istirahat.
"Doa tahun baru ... Jika terwujud, aku
yakin kita akan sekelas."
"... Itu benar. Semoga kita berdua
bisa sekelas."
Aku harap tahun ini kita bisa terus
bersama.
Keduanya ingat bahwa mereka telah membuat
permintaan seperti itu saat di kuil.
Nah, selagi mereka mengobrol, mereka tiba
di sekolah.
Yuzuru dan Arisa menerima kertas yang
dibagikan di dekat kotak sepatu.
Ada rincian tentang perubahan kelas tahun
ini.
Hasilnya adalah……
"Ah, kita sekelas."
"Ya, kita sekelas"
Mereka di kelas yang sama.
Lega, Yuzuru dan Arisa mengelus dada
mereka.
"... Ayaka-san, Chiharu-san, dan
Tenka-san juga sama."
"Soichiro dan Hijiri juga di kelas
yang sama ya ..."
Setelah mencari nama teman dekat mereka dan
mengeceknya.
Ternyata, mereka semua berada di kelas yang
sama.
"... Apa ini kebetulan?"
"Mungkin saja? Aku pikir... ini
kebetulan."
Namun, bukannya seratus persen kebetulan,
mungkin ada beberapa bagian yang tidak bisa dikatakan kebetulan.
Sekolah Yuzuru dan teman-temannya hadiri
adalah sekolah swasta.
Dan Takasegawa, Tachibana, Uenishi, dan
Satake memberikan sumbangan yang cukup besar kepada sekolah.
Tidak mungkin "mereka" akan meminta
sesuatu yang tidak penting seperti ini, tetapi ada kemungkinan bahwa manajemen
telah membuat beberapa tindakan...
Tidak, sepertinya memang kebetulan ...
Pertama-tama, sekolah ini tidak dijalankan
semata-mata dengan sumbangan dari Takasegawa dan Tachibana.
Siswa umum juga merupakan
"pelanggan" yang penting ...
Tidak ada alasan bagi sekolah untuk
memperlakukan Yuzuru secara khusus.
Jadi mungkin memang kebetulan.
Tapi ... mari kita menempatkan teman
dekatnya di kelas yang sama.
Sangat mungkin kalau para guru membuat keputusan
berdasarkan pemikiran seperti itu.
"Yah, bagaimanapun tidak masalah. Ayo
pergi, Arisa."
"Baik"
Keduanya mulai berjalan lagi.
...... Karena mereka di dalam sekolah,
mereka menahan diri untuk tidak berpegangan tangan.
Translator: Exxod
Editor: Janaka
:v
ReplyDeleteYaelah harusnya pegangan aja.. biarin dunia milik berdua, yang lain NPC 🗿
ReplyDeleteBedebes
ReplyDeleteGini amat jadi npc
ReplyDeleteNPC nyimak
ReplyDelete