OmiAi - Chapter 103 Bahasa Indonesia


 

Bab 103

 

"...Latihan?"

"I-Iya."

Arisa mengangguk ringan dan pipinya yang memerah.

"Um, kalau dari awal langsung ciuman bibir itu... Memalukan..."

"Hmm..., yah kau ada benarnya."

Yuzuru mengangguk sambil meng garuk-garuk pipinya.

Dalam hati, dia berpikir.

(Hah, aku terlalu tidak sabaran... )

Kalau dipikir-pikir dengan tenang, biasanya untuk seorang pemula, harus dimulai dengan skinship ringan.

Jika tiba-tiba langsung diajak ciuman, wajar saja kalau Yuzuru ditolak.

(Ti-tidak boleh, aku harus sedikit memikirkan batasannya.)

Yuzuru akan mencoba bertindak dengan lebih berhati-hati agar tidak melewati batas dan tidak menyakiti Arisa ......

Tapi, pada kenyataannya, dia telah kehilangan ketenangannya bahkan sebelum dia menyadarinya.

"Yuzuru-san? Ada apa?"

Arisa memanggil Yuzuru yang terdiam, Yuzuru kembali ke kenyataan.

"Tidak, aku hanya berpikir sedikit..., Sebenarnya apa maksudnya latihan?"

Yuzuru berbohong dengan panik.

Arisa, di sisi lain, menjawab pertanyaan Yuzuru dengan suara kecil dan pipinya memerah.

"Etto..., Itu... pertama-tama selain ciuman bibir, sebagai latihan... ciuman pipi misalnya."

Secara refleks, Yuzuru mengalihkan padangannya ke pipi Arisa.

Pipinya putih, lembut dan halus.

Jika disentuh, itu pasti sangat lembut dan kenyal.

"Ya, kau benar. Kalau begitu...kita mulai dari ciuman pipi."

Yuzuru memeluk Arisa sealami mungkin.

Arisa menerimanya dan memejamkan kelopak matanya, lalu...

"Se-Seperti yang kuduga, kalau aku belum bisa menerima ciuman di wajah!!"

Yuzuru berhenti bergerak karena mendengar kata-kata itu dari Arisa.

Pipi yang ingin dicium oleh Yuzuru berwarna merah.

Arisa dengan malu-malu memutar tubuhnya dan kemudian segera menatap Yuzuru dengan ekspresi bersalah.

"Tidak, um... Bukannya aku tidak menyukai Yuzuru-san..."

"Tidak apa-apa, aku tahu kok."

Aku tahu kalau Arisa hanyalah seorang gadis yang pemalu.

...Jika tidak, kepercayaannya pada Yuzuru tidak dapat dipulihkan.

"Jika ciuman bibir itu tingkat lanjut, maka ciuman pipi itu tingkat menengah."

"Ya, itu benar. Kita pemula, jadi mari kita mulai dengan tingkat pemula."

Aku tidak tahu apakah memang ada tingkat pemula atau tingkat lanjut...

Yuzuru dan Arisa sama-sama memikirkan hal itu.

"Tapi, ciuman tingkat pemula itu... yang bagaimana?"

"Itu... Etto..."

Yuzuru dan Arisa, yang memiliki sedikit pengalaman dalam percintaan, tidak terpikirkan tempat selain pipi dan bibir untuk berciuman.

Sambil mengkhawatirkan akan hal itu...

"Benar. Bagaimana dengan ini?"

Yuzuru  tersenyum pada Arisa, kemudian mengalihkan pandangannya ke tangan putih Arisa.

Meski melakukan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, tangan Arisa tetap bersih dan indah.

Kukunya yang dipotong pendek juga bersinar terang.

Bahkan tidak ada sehelai rambut halus pun di jari-jarinya yang ramping.

Cincin perak yang Yuzuru berikan sebagai hadiah bersinar di jari manisnya.

Dapat dilihat kalau tangannya dirawat dengan baik setiap hari.

Di tangan seorang gadis suci seperti Putri Salju ...

"Ah……"

Yuzuru dengan lembut menempelkan bibirnya.

Arisa mengeluarkan suara pelan ketika bibir menyentuh punggung tangannya.

"Bagaimana?"

"Kalau ini ... tidak masalah."

Arisa sedikit memalingkan wajahnya dan berkata begitu, memegangi dadanya dengan satu tangan.

Kemudian dengan lembut mengalihkan pandangannya ke arah Yuzuru.

"Itu ... Bisakah kamu melakukannya sekali lagi? ...Kali ini, dengan posisi yang berbeda."

"Posisi?"

Arisa mengangguk sedikit dan berdiri perlahan.

Kemudian dia mengulurkan punggung tangannya ke arah Yuzuru.

"Seperti ini yang aku impikan..."

"Ah... jadi begitu."

Yuzuru berdiri dan menoleh ke Arisa. 

Lalu dia berlutut dan dengan lembut meraih tangan Arisa.

Kemudian menempelkan bibirnya ke punggung tangan Arisa.

"Bagaimana?"

"... Ini sangat bagus."

Arisa memegang dadanya dengan tangan satunya dan menjawab dengan ekspresi gembira.

Penampilan matanya yang tampak bahagia dan tubuhnya yang gemetar karena kenikmatan sangat menggoda.

Yuzuru mencium tangan Arisa lagi seraya menatapnya.

"Nh..."

Dengan desahan kecil, tubuh Arisa menggeliat.

Dia menggerak-gerakan kakinya yang bergetar lalu jatuh.

Yuzuru dengan lembut memeluk Airisa.

Menopang Arisa yang terlihat lemah dan perlahan membantunya duduk.

Arisa duduk dengan buk di kursi terpisah.

Sepertinya kakinya kehilangan kekuatannya.

"... Apa kau menikmatinya?"

Yuzuru bertanya pada Arisa, yang gemetaran dengan wajah tertunduk.

Yuzuru tidak bisa melihat ekspresinya karena disembunyikan oleh poninya, tapi telinganya berwarna merah.

"……Iya"

Arisa menjawab dengan nafas berat sambil menopang tubuhnya dengan kedua tangannya.

Kemudian perlahan mengangkat wajahnya.

"Untuk selanjutnya, mohon bantuannya."

"Aku mengerti.... Tapi sebelum itu, Arisa, tolong lakukan untukku juga."

Dengan mengatakan itu, Yuzuru mengulurkan punggung tangannya.

Kemudian Arisa mengangguk ringan dan dengan lembut meraih tangan Yuzuru.

Perlahan-lahan, dengan tubuh yang gemetar ...

Dia menekan bibirnya sedikit.

"Bagaimana?"

"Tidak buruk.... Bagaimana denganmu?"

Yuzuru menyipitkan mata dan menjawab.

Tapi ... itu tidak cukup untuk membuat kaki Yuzuru kehilangan kekuatannya.

"Tidak begitu buruk."

Di sisi lain, Arisa juga tampaknya lebih suka Yuzuru yang mencium tangannya, dibandingkan dengan mencium punggung tangan Yuzuru.

Itu berbeda dari apa yang Yuzuru pikirkan.

Arisa memiringkan kepalanya dan mengatakan hal seperti ini.

"Baiklah, mari kita berlatih mulai sekarang."

"Itu... benar. Baik, aku juga akan mencoba mencari posisi ciuman yang berbeda."

Untuk saat ini, latihan ciuman telah selesai.

Arisa juga memperbaiki posisinya, mungkin karena kekuatannya telah kembali.

"Ngomong-ngomong, Yuzuru-san. Bukankah sekarang sudah musim bunga sakura?"

Tiba-tiba Arisa mengubah topik pembicaraan.

Yuzuru menanggapinya untuk mengubah suasana.

"Benar, sepertinya sudah mulai mekar."

Mungkin butuh sedikit lebih lama sampai mekar sepenuhnya.

Hanya kuncupnya yang sudah mulai terbuka.

"Bagaimana kalau kita pergi melihat bunga sakura saat liburan musim semi?"

[TN: Ada aktivitas/istilah di Jepang untuk melihat bunga saat musim bunga sakura ( 花見 = Hanami ) ]

Tidak seperti biasanya, Arisa yang mengundang Yuzuru berkencan.

Dengan berani, Arisa mengepalkan kedua tangan dan mengangkatnya.

"Aku juga akan memasak makanan yang enak."

"Aku senang dengan undanganmu, tapi ..."

Yuzuru mengingat rencananya untuk liburan musim semi dan menggaruk pipinya.

"Apakah tidak bisa?"

"Aku sudah punya rencana untuk liburan musim semi ... aku akan melakukan perjalanan ke luar negeri bersama keluargaku."

Itu adalah acara tahunan keluarga Takasegawa untuk bepergian ke luar negeri bersama keluarga selama liburan musim semi setiap tahun.

Mereka sudah mengatur penerbangan dan hotel, jadi tidak bisa dibatalkan.

Menghabiskan waktu bersama Arisa memang penting, tapi menghabiskan waktu bersama keluarga tak kalah penting.

"Yah... kalau begitu, mau bagaimana lagi ..."

Perlahan, Arisa menurunkan bahunya.

Sebenarnya, Yuzuru akan memberi tahu Arisa kalau dia punya rencana untuk liburan musim semi dan dia tidak bisa berkencan dengan Arisa ...

Yuzuru menyesal telah sedikit menyakiti Arisa karena menolak undangannya karena rencana itu.

"Yah, bukan berarti aku akan ke luar negeri selama liburan musim semi ... aku bebas pada awal dan akhir liburan musim semi."

"...Tidak, meski begitu, bukankah kamu harus melakukan persiapan untuk perjalanan itu? Dan aku yakin kamu akan lelah setelah perjalanan itu. Aku tidak mau memaksamu."

Arisa berkata begitu dan menggelengkan kepalanya dari kiri ke kanan.

Sedikit mengecewakan bagi Yuzuru, yang peduli dengan Arisa, dan pada saat yang sama juga ingin melihat bunga sakura bersama Arisa.

"Tidak, kalau hanya sekedar melihat bunga sakura..."

"Ayo lakukan di bulan April. Setelah Yuzuru-san kembali. Dan dalam kondisi sempurna."

Yuzuru mengangguk pada saran Arisa.

"Ya itu bagus."

Sakura tidak akan lari... 

Bukan berarti waktunya terbatas, juga bukan berarti hanya bisa dilihat selama liburan musim semi.

"Ngomong-ngomong, liburan ya...? Kamu akan kemana?"

"Kali ini ke Kaledonia Baru"

"Hee..."

Bahkan jika Yuzuru mengatakan "Kaledonia Baru", Arisa tidak bisa membayangkan tempat seperti apa itu.

Arisa sepertinya tidak tahu harus menjawab apa, jadi dia memberikan respon langsung yang halus.

"Itu... Karena aku kesepian, bolehkah aku meneleponmu? hanya sebentar saja tidak apa-apa."

Yuzuru mengangguk menanggapi permintaan imut dari Arisa.

"Aku mengerti, aku juga kesepian..., Ditambah, aku juga ingin mendengar suaramu."

"Fufu..."

Arisa terkikik mendengar kata-kata Yuzuru, lalu dia menjulurkan jari kelingkingnya.

"Janji ya?"

"Iya, Aku janji"

Dengan lembut, Yuzuru dan Arisa mengaitkan jari kelingking mereka.

 

Translator: Exxod

Editor: Janaka

7 Comments

  1. Min ada rencana buat nerjemahin ln bokutachi no remake?

    ReplyDelete
  2. Duh, masalah ciuman kok dibahas. Yang kayak gitu mah pasti ada momennya sebdiri. Tinggal kamunya yang bisa manfaatin momen itu atau kagak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah kayanya udh pengalaman nih

      Delete
  3. Coklat misterius yg sebelum nya dari siapa??

    ReplyDelete
Previous Post Next Post


Support Us