Bab 2-G
Aku salah memahami kebaikan Oshio di suatu tempat di hatiku, dan aku mengucapkan kata-kata itu dengan keras.
—Aku berpikir untuk pergi makan es krim gulung Sabtu ini! Jika kamu tidak keberatan, Oshio-kun, maukah kamu ikut denganku?
Aku mengundang Oshio-kun untuk berkencan .
Saat itu, Oshio-kun menjawab dengan wajah sangat bermasalah.
—maaf, aku ada urusan hari itu.
Jika hanya itu, aku akan sangat kecewa, tapi aku tidak yakin apakah aku memahami maksud dari kata-katanya selanjutnya.
Dia peduli padaku dan terus melanjutkan.
—Tapi jangan khawatir, Sato-san pasti bisa memotret foto yang bagus, walaupun tanpa bantuanku.
Jika kau mengatakan itu, bahkan aku, orang yang tidak mengenal cinta, akan mengerti.
Aku melewati batas yang seharusnya tidak aku lewati untuk menjadi teman dan membuat Oshio-kun yang baik hati menolakku.
"……."
Dengan suara shakushaku, aku terus menyendok es krim.
Gulungan es krim, yang awalnya terlihat sangat enak, semakin menjadi campur aduk dan berantakan.
……..Pada awalnya, kenapa aku memutuskan untuk menjadi minstagramer?
Untuk mencari teman… ….. Tentu saja, itu termasuk, tapi aku tidak berpikir itu adalah tujuan akhir.
Karena aku tidak begitu masalah bahkan jika aku tidak punya teman.
Lalu, kenapa?
Berpikir sebentar, aku segera sadar.
Itu benar— untuk lebih dekat dengan Oshio-kun.
Untuk lebih dekat dengan Oshio-kun, yang keren dan baik kepada semua orang, aku memutuskan untuk menjadi gadis SMA sepenuhnya dan mulai melakukan hal-hal bodoh seperti ini.
Bahkan jika aku tidak memiliki teman atau tidak memiliki pesona, aku berpikir bahwa jika aku menjadi Minstagramer yang bersinar, aku akan bisa berada di panggung yang sama dengannya……
Tapi itu adalah pemikiran yang dangkal.
Sejak lama, Oshio-kun adalah bunga yang tak bisa digapai, yang tak mungkin aku sentuh.
Dan akhirnya, menghilang dari jangkauan mataku.
"Ah…. betul sekali."
Aku benar-benar mengerti saat aku makan es krim yang sangat asin.
Es krim 800 yen, yang seharusnya enak, kenapa tidak enak.
Oshio-kun sebelumnya bilang, yang penting bukan teh susu bobanya.
Aku sangat tidak ingin makan pancake, minum teh susu boba atau bahkan makan es krim.
Aku hanya ingin bisa satu frame dengan Oshio-kun.
"………."
Saat emosi mulai meluap, aku tidak tahan lagi dan menundukkan wajahku.
Perasaan mengambang yang aneh menyelimuti seluruh tubuh, membuatku merasa tidak nyaman dan ingin muntah.
Tawa para gadis SMA terasa begitu jauh hingga seolah-olah berasal dari dimensi lain.
Dan aku merasa seolah-olah aku sendirian di dunia ini.
Aku ingat perasaan ini.
Tapi perasaan hancur di kedalaman lautan ini jauh lebih dalam dibandingkan dengan hari itu.
Karena cinta pertamaku, yang datang sekali dalam seumur hidup, baru saja menghilang.
"……… Oshio-kun……"
Seolah ingin bantuan, aku menyebut namanya.
Seolah menjadi sinyal, bendungan di dalam diriku mulai pecah, pada saat itu—
Sebuah mantel lembut menutupiku dari kepala kepala ke seluruh tubuhku.
"…..Apa?"
Tiba-tiba bagian atas bidang penglihatanku tertutup, dan emosi yang meluap dalam diriku surut.
Apa, apa ini……?
"Ini buruk jika tubuhmu kedinginan, jadi pakailah."
Tiba-tiba, sebuah suara datang dari atas kepalaku, suara yang selalu aku impikan.
Pada saat ini, aku benar-benar merasakan ilusi jantungku yang berdebar tiba-tiba berhenti.
Mengenakan seragam pelayan Cafe Tutuji-nya, dia perlahan duduk di kursi di sebelahku dan meletakkan es krimnya sendiri di atas meja.
Aku tidak bisa melihat wajahnya karena mantel yang menutupi bagian atas bidang pandangku, tapi aku tahu.
Aku tahu dari suaranya yang lembut dan jari-jarinya yang indah.
Begitu dia duduk, dia menyendok es krim dengan sendok plastik dan memasukkannya ke mulutnya.
Saat ini untuk pertama kalinya aku mendongak dan melihatnya.
Memegang sendok, seseorang yang terlihat agak nakal tapi ramah.
"Oh, aku memakannya sebelum aku bisa memotretnya ....... Ah, ini tidak terlalu enak, kan?"
Mengatakan itu, Oshio tersenyum padaku seperti biasa.
Aku benci kenaifanku sendiri karena sedikit terbawa suasana.
Aku meremas jaket di atas kepalaku dan memakainya lebih erat.
Aku tidak ingin Oshio-kun melihat wajahku yang seperti ini.
"Ha….haha, bagaimana kamu tahu aku ada di sini Oshio-kun?…."
Aku entah bagaimana berhasil mengeluarkan suara gemetar. Jika aku lengah sedikit saja, aku akan meledak lagi.
"Selain itu, bukankah kamu memiliki urusan yang harus dilakukan hari ini…..?"
Setelah aku mengatakan itu, aku muak dengan watakku yang buruk.
Namun, jika aku tidak melakukan itu, aku akan salah paham lagi.
Tentu saja sudah pasti, Oshio-kun hanya mengasihani wanita murung sepertiku yang sedang makan es krim gulung sendirian—
"......ya, tapi aku benar-benar ingin makan es krim gulung dengan Sato-san, jadi aku pergi duluan."
[Apa……?]
Aku hanya bisa mengangkat kepalaku.
Setelah itu, Oshio menutupi mulutnya dengan tangannya, menatap ke bawah dengan ekspresi yang belum pernah kulihat sebelumnya.
Oshio-kun, wajahnya merah…..
"…. Maaf, itu terdengar seperti aku merayumu."
"Eh.. Apa?"
Tiba-tiba, wajahku menjadi panas seolah-olah terbakar, dan aku dengan cepat meringku kembali ke dalam cangkang mantelku dan melihat kembali ke meja.
Tidak, tidak begini. Gadis SMA seharusnya tidak begini.
"Jadi……..jadi seperti itu. Haha."
Sudah selesai, aku bahkan tidak tahu lagi apa jawaban yang tepat.
Aku tidak bisa melihat wajah Oshio-kun.
Aku sedang menatap cup es krimku yang kosong, membeku—pada saat itu.
Aku mendengar suara napas dalam-dalam dua atau tiga kali dari atas, dan segera setelah itu, sesuatu menyelinap ke bidang penglihatanku.
"Apa…?"
Itu adalah smartphone Oshio-kun.
Yang ditampilkan di layarnya adalah foto es krim yang aku unggah di Minsta.
Aku kaget Oshio-kun tahu akun Minsta-ku, tapi yang lebih mengejutkan lagi, sudah hampir 30 menit sejak aku mengunggah foto itu.
Sepertinya aku begitu linglung hingga aku bahkan lupa waktu.
"…. Karena ini aku tahu kamu di sini, selain itu tidak banyak toko yang menyajikan es krim gulung di Sakuraba. Selain 'mint on cream', kamu bahkan tidak perlu menebak-nebak karena tidak ada yang lain selain 'aytim9'."
Oshio-kun berkata seperti seorang detektif dan menunjuk ke tag yang telah aku atur.
Ketika aku melihatnya, aku pasti lupa untuk men-tag tokonya.
Oshio memberi tahuku bahwa penting untuk men-tag di mana aku makan, tapi aku malah membuat kesalahan mendasar, aku mulai membenci diri sendiri.
Saat itu…..
"Seperti yang diharapkan, Oshio-kun luar biasa."
Aku bergumam, mencela diri sendiri sambil menatap smartphone Oshio-kun.
Tidak baik, aku tidak bisa mengendalikan emosiku lagi.
"Kamu tidak hanya bekerja sebagai karyawan di kafe yang populer, tetapi kamu juga memiliki lebih banyak pengetahuan daripada aku dan kamu adalah fotografer yang hebat……haha, aku kehilangan kepercayaan diri."
Itu bohong. Sebenarnya kepercayaan diriku yang rapuh telah hancur sejak lama.
Semakin aku tahu tentang Oshio-kun, semakin aku mengerti bahwa dia tak bisa kujangkau.
"……..Kupikir aku mungkin sedikit terbawa suasana, mengunggah gambar-gambar jelek itu ke Minstagram dan ingin menjadi seorang Minstagramer……… kupikir mungkin lebih baik untuk menghapusnya……"
kataku dengan suara gemetar.
Setelah itu, jawaban Oshio-kun untuk itu adalah—
"Ya, mereka mengerikan."
Aku menutup mulutku rapat-rapat, mendengar kata-katanya yang kasar.
Aku tahu itu, seharusnya aku tahu itu.
"Pertama, kau mengambil foto dari posisi yang terlalu tinggi, lalu logo 'aytim9'-nya ada di samping dan tidak terlihat jelas, dan filternya juga aneh."
…………Aku tahu itu.Aku seharusnya sudah tahu itu selama ini .
Tetap saja, ini membuatku sedih karena diberitahu secara langsung oleh Oshio-kun………
Ketika bagian dalam sudut mataku menjadi panas dan setetes air hampir jatuh….
"Tapi mereka jauh lebih baik daripada milikku."
Jari tipis Oshio mengetu layar smartphone.
Dan ketika aku melihat apa yang ditampilkan di sana, aku terkejut.
"Ini adalah….."
Yang terlihat adalah foto pancake dari cafetutuji.
Tapi, bagaimana aku harus mengatakannya ...... Dibandingkan dengan yang ada di akun resmi Minsta,
"Mereka mengerikan, kan? Ini adalah foto pancake pertama yang kuambil."
"Apa?"
Oshio berkata dengan senyum pahit, aku secara tidak sengaja melompat keluar dari jaketku dan mengangkat wajahku.
"Ini foto yang diambil ...... Oshio-kun"
"Tapi, tapi foto ini tidak ada di akun resmi Cafe Tutuji."
Ah, Mulutku terpeleset.
Itu membuat orang berpikir bahwa aku adalah orang yang menyeramkan yang memeriksa semua 300 gambar yang diunggah ke akun resmi Cafe Tutuji……
Namun, untungnya, Oshio-kun tampaknya tidak terlalu peduli dengan apa yang kukatakan.
"Ya, mereka terlalu mengerikan jadi aku tidak mengunggahnya …… lihat ini."
Mengatakan itu, Oshio-kun mulai menggulir folder foto.
Aku terkejut.
Sejumlah besar foto pancake berbaris dari satu ujung layar ke ujung lainnya.
"Ini pancake yang dipotret terlalu tinggi dan berubah menjadi lingkaran matahari, ini pancake backlit, dan ini pancake ………ini pancake yang dibiarkan terlalu lama dan menteganya sudah meleleh semua.]
"Tunggu…….tunggu! Ada berapa banyak, Oshio-kun?"
"Kuingat aku memotret sekitar 1000 foto sampai aku mengunggah foto pertama di Minsta?"
"………"
Itu lebih dari dua kali lipat jumlah foto yang diunggah ke Minsta oleh Cafe Tutuji.
Hanya demi mengunggah satu foto, Oshio-kun telah—–
"Aku mulai menggunakan Minsta karena ingin sedikit membantu ayahku, tapi ketika aku mulai, aku sadar bahwa itu sulit, ketika aku memotret foto pertama untuk diunggah, tanganku tidak berhenti berkeringat, berapa kali aku mencoba menghapusnya?"
"Kupikir Oshio-kun bisa melakukan hal seperti itu dengan mudah."
"Haha, bukankah itu tidak mungkin? Aku belajar seperti orang gila namun aku masih merasa cemas. tapi—"
Jari Oshio mengetuk smartphone untuk menampilkan foto yang aku unggah ke Minsta lagi.
"Aku dan Sato-san sama-sama mengunggah foto di Minsta, saat ini kamu sudah menjadi minstagramer."
Dia mengatakan itu, dan tersenyum ramah.
Melihat senyum itu, aku berpikir.........Oh, sungguh bodohnya diriku.
"Ngomong-ngomong, Sato-san, sepertinya toko es serut yang minstagrameble baru saja dibuka di kota tetangga. Sebagai permintaan maaf, Maukah kamu pergi denganku akhir pekan depan? Kali ini aku tidak bisa makan es krim gulung bersama."
Dadaku terasa sakit dan tubuhku bergetar secara alami.
"Tapi aku payah dalam memotret……."
"Aku akan mengajarkanmu."
"Aku tidak punya sesuatu yang menarik untuk dibicarakan, dan aku tidak punya teman."
"Aku juga tidak bisa membicarakan sesuatu yang menarik."
"Aku sama sekali tidak seperti gadis SMA tapi, apakah..."
Aku mengangkat wajahku dan menatap Oshio-kun.
"Apakah .... kamu masih mau pergi denganku?"
Dengan suara yang terdengar sedikit malu-malu, Oshio-kun menjawab,
"—Aku ingin pergi bersama Sato-san."
Senyum itu curang!
Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak jatuh tertelungkup. Aku tidak ingin dia melihat wajahku sekarang.
Aku bodoh. Benar-benar bodoh.
Aku tidak pernah berpikir aku akan jatuh cinta dengan cinta pertamaku lagi.
Translator: Janaka
Thanks min
ReplyDelete