OmiAi - Chapter 96 Bahasa Indonesia


 

Bab 96

Sekitar dua minggu setelah Hari Valentine, pagi hari…

"Selamat pagi, Yuzuru-san."

“Pagi, Arisa.”

Hari ini, Arisa mengunjungi apartemen Yuzuru lagi.

Arisa memberi Yuzuru kotak makan siangnya dan Yuzuru menyerahkan yang kosong pada Arisa.

Kemudian Yuzuru mengungkapkan pendapatnya tentang rasa makanan itu padanya dan Arisa tersenyum bahagia.

Kemudian…

“Jadi… Ayo berangkat”

“Baik.”

Yuzuru dan Arisa meninggalkan apartemen bersama dan menuju ke sekolah.

“… Sekarang hampir musim semi. Meskipun sekarang masih dingin.”

"Benar. Dalam beberapa tahun terakhir, rasanya seperti musim semi dan musim gugur telah menghilang dan hanya ada musim panas dan musim dingin.”

“Kalau begitu, ini bukan lagi empat musim, melainkan dua musim, kan?”

Mereka membicarakan hal-hal sepele seperti itu. 

Yuzuru dan Arisa berjalan berdampingan dengan akrab.

Sejak beberapa waktu lalu, Yuzuru dan Arisa sudah mulai pergi ke sekolah bersama.

Dulu, mereka menghindari pergi ke sekolah bersama karena mereka takut terlihat oleh siswa lain di pagi hari ...

Sejak Hari Valentine, banyak hal telah berubah.

Itu karena Yuzuru dan Arisa sekarang dianggap sebagai "kekasih" di sekolah.

Tapi itu yang mereka harapkan.

Di ruang kelas, Arisa menyerahkan cokelatnya pada Yuzuru seolah-olah mengatakan "Aku menyukaimu". Dan kemudian dia lari seakan mengisyaratkan, "Aku menembaknya, itu memalukan!".

Dengan itu, setidaknya orang-orang di sekitar mereka akan tahu kalau Arisa menyukai Yuzuru dan Arisa telah menembaknya.

Dan sebagai pendukung itu, Yuzuru dan Arisa telah menunjukkan kepada orang-orang di sekitar mereka kalau mereka adalah teman dekat dengan makan siang bersama dengan Ayaka dan yang lainnya serta melakukan aktivitas bersama.

Jadi wajar bagi Yuzuru untuk menerima perasaan Arisa.

Dan jarak antara Yuzuru dan Arisa tidak pernah secara eksplisit lebih lebar dari sebelumnya setelah itu terjadi.

Paling tidak, bagi orang-orang sepertinya Arisa Yukishiro tidak ditolak oleh Yuzuru Takasegawa.

Dengan kata lain, Yuzuru telah menerima perasaan Arisa.

Orang-orang di sekitar mereka secara alami menafsirkannya seperti itu.

Selain itu, beberapa siswa telah melihat Yuzuru dan Arisa pulang sekolah bersama, sehingga ada rumor kalau Yuzuru dan Arisa sedang “berpacaran”.

Dengan kata lain, "dasar" telah diletakkan bagi orang-orang di sekitar mereka untuk menyadari kalau Yuzuru dan Arisa adalah sepasang kekasih.

… Namun, “dasar” ini diciptakan oleh Yuzuru dan Arisa dengan kesepakatan diam-diam di antara mereka.

Kini bukan rahasia lagi jika Yuzuru dan Arisa memiliki hubungan yang dekat.

Karena itu…

Tidak perlu ragu untuk pergi ke sekolah bersama sekarang.

Mereka secara alami memutuskan untuk pulang bersama juga.

"Ini benar-benar ... dingin."

Sambil mengatakan itu, Arisa menghembuskan nafas putih di tangannya yang putih bersih.

…Jika ingatan Yuzuru benar, Arisa seharusnya punya sarung tangan.

Tapi entah ken6, dia tidak memakai sarung tangan hari ini.

Dengan wajah yang sedikit memerah dan kedipan mata yang basah, Arisa mengirim Yuzuru pandangannya.

Yuzuru diam-diam melepas salah satu sarung tangannya.

“…Yuzuru-san?”

Arisa menatapnya.

Seakan dia ingin berkata, "Kenapa kamu tiba-tiba melepas sarung tanganmu?".

…Yuzuru ingin sedikit jahat.

“Aku akan meminjamkanmu yang ini.”

"…Terima kasih."

Padahal bukan "ini" yang aku inginkan…
Dasar, Yuzuru-san orang yang tidak peka…

Arisa mengambil sarung tangan dari Yuzuru, sepertinya dia ingin mengatakan sesuatu seperti itu.

Arisa memakai sarung tangan di salah satu tangannya, tangan yang berlawanan dari tangan Yuzuru yang tanpa sarung tangan.

Kemudian Arisa dengan sengaja meniup tangannya yang lain lagi seolah-olah mengatakan, "dingin…".

Dan kemudian, dengan sengaja, dia menggoyangkan tubuhnya.

Melawan keinginan untuk tertawa terbahak-bahak, Yuzuru mengulurkan tangan kosongnya, berhasil menahannya dengan senyum masam.

“Aku juga kedinginan. Bisakah kamu menghangatkannya dengan tangan ini?”

Dia membuka tangannya dan menunjukkannya pada Arisa.

Kemudian mata hijau giok Arisa melebar.

Dia menatap wajah Yuzuru dengan ekspresi wajahnya yang tersenyum seperti bunga yang bermekaran.

Kemudian, tanpa ragu-ragu, dia meraih tangan Yuzuru seakan dia telah menunggu itu.

Tangan itu kaku dan dingin.

Yuzuru meremas tangannya dengan erat.

Wajah Arisa memerah sampai telinganya, dan dia memalingkan wajahnya dan berkata,

“T-Terima kasih banyak. Sebenarnya…, aku lupa memakai sarung tanganku. Aku minta maaf atas ketidaknyamanan ini."

Dia melirik ekspresi Yuzuru saat dia dengan cepat membuat alasan.

Gestur itu seperti anjing atau kucing yang sengaja bermain-main atau berpura-pura sakit untuk mendapatkan perhatian pemiliknya.

Itu benar-benar imut.

Tapi, Yuzuru setidaknya percaya Arisa "berakting" dengan baik.

Bagian dirinya yang begitu… 

“Benar-benar imut.”

“Fu~e? Apa yang kamu bicarakan tiba-tiba? ”

Arisa berteriak dengan suara bernada tinggi.

Rupanya, Yuzuru barusan mengatakan itu dengan lantang.

"Ah maaf."

“…Apakah kamu mengolok-olokku?”

Mou! Dasar jahat!

Dan dengan itu, Arisa memalingkan wajah dan menggembungkan pipinya.

Dia berusaha menunjukkan kalau dia sedang marah.

Namun, jelas kalau dia sedang berakting... karena dia sepertinya tidak berniat melepaskan tangannya dari tangan Yuzuru.

(..Kita benar-benar tidak membutuhkan "pengakuan cinta" lagi.)

Yuzuru dan Arisa sudah menjadi sepasang kekasih.

Tentu saja, tak satu pun dari mereka secara eksplisit memberi tahu satu sama lain kalau mereka saling menyukai.

Ketika Yuzuru menerima cokelat dari Arisa, Arisa tidak pernah mengatakan "aku menyukaimu" atau "aku mencintaimu" pada Yuzuru.

Jadi Yuzuru hanya memberitahu Arisa pendapatnya tentang rasa cokelatnya, dan tidak pernah menjawab maksud di balik tindakan itu.

Karena sejak awal Arisa tidak menembaknya, tidak ada alasan bagi Yuzuru untuk menjawab.

Tetapi tidak perlu memberi tahu, dan tidak perlu membuat pernyataan lisan.

Kehangatan tangan mereka sudah menyampaikan cinta dan kasih sayang mereka satu sama lain.

Yuzuru jelas berpikir kalau Arisa adalah kekasihnya.

Walaupun Arisa tidak secara langsung mengungkapkannya dengan kata-kata, dia dengan jelas menunjukkannya pada Yuzuru melalui sikap dan tindakannya.

Maka tidak perlu ada pengakuan cinta.

Bahkan, pengakuan cinta sekarang akan agak tidak bijaksana.

Tentu saja… Penting untuk mengungkapkan dengan jelas “aku mencintaimu” atau “aku menyukaimu” pada orang lain.

Setidaknya, tidak perlu saling mengatakan "ayo menjadi kekasih".

Tetapi…

"Lamaran" adalah kasus yang berbeda.

“……”

Sejak Yuzuru diam, Arisa menjadi gelisah.

Dia melirik untuk memeriksa ekspresi Yuzuru seolah-olah dia lupa kalau dia sedang berakting.

Dia mungkin berpikir kalau dia membuat Yuzuru marah ...

Namun, Yuzuru dari awal telah melihat maksud tindakan imut Arisa. Dia pikir itu menarik dan tidak marah sama sekali, jadi ketakutan Arisa tidak berdasar.

Ketika Yuzuru berhenti berjalan, Arisa terlihat semakin khawatir.

“U-Um, Yuzuru-san…”

"Sekarang sudah dekat dengan White Day, kan?"

Yuzuru berkata seolah-olah untuk menyela kata-kata Arisa.

Kemudian…

“B-Benar!”

Entah kenapa, Arisa menegakkan punggungnya.

Sepertinya dia gugup.

Walau…ekspresi Yuzuru tetap tenang, jantungnya berdebar kencang.

“Aku ingin membalas coklat Valentine-mu, kamu tahu.”

"Iya."

"Apa kamu ingin berkencan sepulang sekolah? …Ada sebuah restoran yang terkenal dengan pemandangan malamnya yang indah.”

Ketika Yuzuru mengatakan itu, Arisa mengangguk kecil.

“Ya, tidak masalah… Um, berapa biayanya?”

"Aku akan membayarnya, jadi jangan khawatir tentang itu."

“Eh? Tidak, tapi kan…"

“Hanya untuk hari itu.”

Yuzuru menyela Arisa yang tergagap dengan suara yang kuat.

Dan menggenggam erat tangannya.

"Bisakah kamu membiarkanku pamer sedikit?"

Sesaat keheningan melanda di antara mereka.

Jantung Yuzuru berdebar kencang.

"…Ya."

Arisa mengangguk kecil.


Translator: Exxod

Editor: Janaka

8 Comments

Previous Post Next Post


Support Us