OmiAi - Chapter 133 Bahasa Indonesia


 Bab 133


Beberapa waktu berlalu setelah dimulainya Golden Week...

Suatu hari di hari libur...

Yuzuru Takasegawa berdiri sendirian di dekat gerbang tiket stasiun, beberapa kali melihat arlojinya sambil memeriksa ponselnya.

Setelah beberapa saat...

"Yuzuru-san."

Terdengar suara kecil yang manis memanggilnya, ketika Yuzuru berbalik, di sana berdiri seorang gadis cantik.

Rambutnya coklat muda, dengan kulit putih dan mata berwarna giok, kekasih sekaligus tunangan Yuzuru.

Arisa Yukishiro berdiri di sana.

"Maaf karena membuatmu menunggu."

Arisa berkata dengan nada minta maaf, di sisi lain, Yuzuru menggelengkan kepalanya dengan kuat.

"Tidak, aku juga baru sampai."

Sebenarnya, Yuzuru sudah menunggu sebentar, itu karena dia ingin bergaya sedikit di depannya.

Lagipula, perasaan Yuzuru tidak sekecil itu hingga dia marah hanya karena menunggu beberapa menit.

"Hm, tapi..."

Tiba-tiba, Yuzuru bergumam saat memikirkan sesuatu. Di sisi lain, Arisa memiringkan kepalanya.

"...Apa ada masalah?"

"Karena aku sudah menunggumu sebentar, aku ingin sesuatu sebagai permintaan maaf."

Setelah Yuzuru berkata begitu, untuk sesaat Arisa memiringkan kepalanya.

Itu karena dia tidak bisa membaca niat Yuzuru, jika dilihat, sepertinya Yuzuru tidak marah dan tidak benar-benar menyuruhnya meminta maaf.

Dalam situasi ini, dia bertanya-tanya apa yang dia maksud sesuatu sebagai permintaan maaf.

Setelah tenggelam dalam pikirannya sejenak, pipi Arisa sedikit memerah.

"...Aku mengerti"

Arisa berkata begitu, dan dengan lembut meletakan kedua tangannya di bahu Yuzuru, lalu dia sedikit berjinjit di depannya.

Mata hijau Arisa terpantul di dalam mata biru Yuzuru.

Gadis yang tercermin di mata Yuzuru, dengan malu-malu mengalihkan pandangannya ke bawah, kemudian dia memejamkan matanya...

"Nh...."

Dia mengecupkan bibir lembutnya di pipi Yuzuru. 

"...Dengan begini, apa tidak apa-apa?"

Arisa berkata begitu, matanya basah dan menatap Yuzuru, kulit putihnya menjadi merah cerah.

Sepertinya dia malu setelah mencium Yuzuru.

"Ya..., Terima kasih."

Yuzuru berkata begitu, lalu dengan lembut memeluk Arisa dan mencium pipinya.

Ciuman itu membuat mata Arisa linglung dan bergetar.

Yuzuru menggenggam tangan Arisa seperti biasa.

"Kalau begitu, ayo pergi."

"Iya."

Arisa, yang sedikit tersipu, mengangguk senang.

+×+×+×+

Sekarang, panggung kencan mereka hari ini adalah tempat yang pernah mereka kunjungi berkali-kali, yaitu apa yang biasa disebut fasilitas hiburan umum.

Sebagai tempat mereka pertama kali berkencan, itu membawa kenangan yang mendalam bagi mereka berdua.

"Aku sudah selesai berganti pakaian."

Arisa memberitahu Yuzuru setelah selesai berganti pakaian, dari pakaian modis untuk kencan ke pakaian yang mudah untuk bergerak.

Penampilannya sederhana dengan celana pendek dan kaos.

Rambutnya ditata menjadi kunci kuda yang jarang baginya.

"...Apa ada masalah?"

"Tidak, aku hanya berpikir, pakaian apapun yang kamu kenakan, selalu cocok untukmu."

Walaupun pakaiannya menekankan kemudahan untuk bergerak, penampilannya tetap modis dan imut. 

Tentu saja itu wajar karena gadis yang memakainya adalah gadis yang imut.

"Meskipun kamu menyanjungku, bukankah ini hanya pakaian biasa? Jadi..., hari ini kita mau bermain apa?

Arisa berkata, menanggapi pujian ringan dari Yuzuru, pipinya sedikit merah, sangat menggemaskan.

"Kamu benar..."

Mereka sudah sering bermain di sini, mulai dari Dart, Bowling, Batting dan lain-lain.

"Apa kamu mau bermain tenis setelah sekian lama?"

Ketika pertama kali datang kesini, mereka berdua bermain tenis, selagi mengingat kembali kenangan itu, Yuzuru berkata begitu.

"Itu membuatku merasa nostalgia..., Baiklah, aku tidak keberatan."

Di sisi lain, kelihatanya Arisa juga mengingat masa lalu mereka berdua. Setelah menyipitkan mata sedikit, dia mengangguk setuju.

Segera, mereka meminjam raket dan bola, kemudian menuju ke lapangan tenis.

Memulai reli ringan sebagai pemanasan. Bola hijau bolak-balik diantara mereka berkali-kali.

"Ini akan menjadi pertandingan, kamu ingin bertanding berapa kali?"

"Hm, ...Ayo bertanding tiga kali, yang dua kali menang adalah pemenangnya."

"Kalau begitu, apa kamu mau memutuskan hukuman bagi yang kalah?"

Ketika Yuzuru mengatakan itu, Arisa melayangkan senyum provokatif.

"Baiklah..., Bagaimana kalau pemenang boleh minta satu permintaan kepada yang kalah?

"Oke, lagian aku yang akan menang."

Jika aku menang, aku akan memintanya untuk menciumku. Sambil memikirkan itu, Yuzuru melakukan servis pertama.

Dari sekarang, meski mereka bisa dibilang pasangan yang bertanding secara santai, itu tetaplah pertandingan yang serius. Terlebih lagi karena ada hadiah "Pemenang boleh minta satu permintaan kepada yang kalah."

Dan hasil dari babak pertama adalah...

"Mumu..."

"Aku menang."

Yuzuru akhirnya menyerahkan kemenangan kepada Arisa. Sambil menyeka keringatnya, Yuzuru bertanya pada Arisa, yang sedang dalam suasana hati yang baik.

"Kelihatannya kamu lebih mahir daripada sebelumnya?"

"Sebenarnya, aku bermain beberapa kali bersama Ayaka-san dan lainnya."

Rupanya, dia berlatih secara rutin tanpa sepengetahuan Yuzuru. Kalau dia tidak serius, pasti dia akan kalah, sebagai pacarnya, kehormatannya akan menurun.

"Berikutnya, aku pasti akan menang."

"Aku tidak akan membiarkanmu."

Yuzuru sangat bersemangat menghadapi babak kedua, lalu pemenang babak kedua adalah...

Yuzuru pemenangnya, salah satu alasannya adalah karena ia menghadapinya dengan dengan lebih bersemangat dibanding babak pertama, dan satu lagi alasanya adalah...

"Dalam hal kekuatan fisik dan otot, aku tidak akan kalah."

"Bukankan itu curang?"

Ada perbedaan besar antara kemampuan fisik pria dan wanita.

Untuk anak laki-laki dengan keterampilan motorik yang buruk dan anak perempuan dengan saraf motorik yang baik, yang pertama mungkin akan kalah, tapi untungnya saraf motorik Yuzuru sama sekali tidak buruk.

Karena itu, semakin lama pertandingan, semakin menguntungkan  bagi Yuzuru.

"Selanjutnya, aku akan menang."

"...Aku pasti tidak akan kalah."

Babak ketiga.

Itu adalah pertempuran sengit di mana baik Yuzuru maupun Arisa tidak ada yang mengalah satu sama lain.

Dan yang mendapatkan kemenangan di babak terakhir adalah...

"Yeay, aku menang---!"

"Apaa!!"

Pemenangnya Arisa.

Penyebab kekalahan Yuzuru adalah karena dia lengah setelah kemenangan di babak kedua.

Sebaliknya, Arisa mampu memfokuskan pikirannya dan mengalahkan Yuzuru.

"Kalau begitu, permintaanku, apa kamu mau menurutinya?”

"Yah..., aku tidak keberatan, aku harus melakukan apa?"

Saat Yuzuru berkata begitu, Arisa sedikit tersipu, kemudian dengan ragu menggerakan bibirnya.

"E-Etto..., itu..."

Arisa mencoba mengatakan sesuatu.

Tapi kemudian, dia meletakkan tangannya di pipinya dengan ekspresi terkejut seakan dia telah menyadari sesuatu.

"Ada apa?”

"Permintaanku nanti saja."

Sambil menyeka keringat dengan handuk, Arisa berkata begitu.

Yuzuru hanya bisa memiringkan kepalanya.


Translator: Exxod

Editor: Janaka


7 Comments

Previous Post Next Post


Support Us