OmiAi - Chapter 104 Bahasa Indonesia

 

Bab 104

 

"Nee, nee Nii-san! Bagaimana penampilanku?"

Yang sedang melepas jaket di depan Yuzuru, adalah seorang gadis dengan rambut hitam yang indah dan mata biru yang jernih.

Bikini pink imut dengan pareo dililitkan di pinggang.

[TN : Pareo itu kain persegi panjang berwarna-warni atau bisa juga bermotif bunga yang dililitkan di sekitar pinggang]

Adiknya, yang tumbuh lebih baik daripada yang Yuzuru ingat, yang akan masuk tahun ketiga SMP bulan depan, Ayumi Takasegawa. Menanggapi pertanyaan itu, Yuzuru menjawab dengan sedikit tertawa.

"Itu terlihat bagus"

Ayumi menyembunyikan tubuhnya dengan kedua tangan ketika Yuzuru menjawab dengan setengah sanjungan dan setengah niat terselubung.

"Ee~, Nii-san no Ecchi!"

[TN : Kakak mesum]

"Kalau begitu, tidak terlihat bagus"

"Ee~, Nii-san jahat!"

"Terus aku harus bagaimana?"

"Ahahaha"

Ayumi tertawa keras karena dia menganggap kalau lelucon itu menyenangkan.

Sepertinya dia sedang dalam suasana hati yang baik, mungkin karena suasana resor ini.

Yuzuru berpikir kalau perilakunya yang seperti itu menandakan kalau dia masih anak kecil.

...... Semakin banyak berbicara dengan Ayumi yang energik, semakin baik perasaan Yuzuru.

"Aku senang cuacanya bagus."

"Memang benar."

Yuzuru dan Ayumi memandangi indahnya laut yang terhampar di depan mata mereka.

Tidak perlu repot menjelaskannya.

Karena ini adalah tempat resor tropis yang indah bak sebuah lukisan.

"Karena Jepang masih dingin... aku tidak mau pulang."

"Meski kau bilang begitu. Tapi nanti setelah satu minggu, kau pasti akan bilang kalau kau pengen cepat pulang, 'kan? Kau selalu saja begitu."

"Pokoknya, kali ini berbeda!"

"Tidak apa-apa. Karena kau masih anak kecil."

"Aku bukan anak kecil lagi!"

Kata-kata Ayumi bukanlah kebohongan.

Setidaknya tahun lalu, dia tidak mengganggu orang tuanya dengan mengatakan "Aku mau pulang."

Meskipun, dua tahun yang lalu, dia menyebabkan keributan besar.

"Ah... itu benar."

Aku ingin pulang ke Jepang.

Ketika mereka bicara tentang topik itu, Yuzuru tiba-tiba teringat sesuatu ...

Dia mengeluarkan ponselnya dari saku baju renangnya

"Apa Nii-san mau mengambil foto? Tumben."

"Aku akan mengirimkannya ke Arisa."

"Ah~ ..."

Ayumi membuat suara seolah mengerti.

Kecemasan dan ejekan terlukis dalam ekspresinya.

Yuzuru mengambil beberapa foto sambil mendengus melihat sikap Ayumi.

Dan kemudian yang ada di layar ponselnya ...

"Nee, nee, Nii-san. Foto aku juga!"

Ayumi mucul di depan kamera ponselnya sambil melakukan pose.

Dengan melayangkan senyum bahagia.

"Aku akan mengunggahnya ke Instagram."

"... Yah, tidak apa-apa. Tapi hati-hati dengan informasi pribadimu."

"Aku tahu, aku tahu, kok."

Cekrek cekrek, Yuzuru memotertnya.

Pada awalnya, Ayumi hanya melakukan satu pose, tapi ketika dia merasa lebih bersemangat, dia mulai melakukan pose berani seperti model.

"Bagaimana Nii-san, Seksi?"

"Ya, seksi seksi."

"Hmph, jangan menyanjung dengan nada datar seperti itu."

"Keluhanmu itu tidak seksi."

Ketika mereka melakukan percakapan seperti itu.

Ayumi juga mengeluarkan ponselnya.

"Nii-san juga, ayo selfie bareng."

"Aku tidak keberatan ... tapi jangan mengunggahnya ke internet. Aku tidak begitu suka itu."

"Aku tahu, kok. Aku cuma menunjukkannya pada teman-temanku."

"... Fotomu denganku?"

"Seorang adik perempuan imut yang dengan sombong memamerkan kakak laki-lakinya. Tidak ada yang aneh, 'kan?"

Mengatakan itu, Ayumi menyeringai.

Ekspresinya sedikit berbeda dari senyum polosnya yang tadi.

Hmm...jadi begitu. Dunia wanita itu menyusahkan ya.

Itu untuk membuat teman-temannya mengatakan "Ah, dia memang terlihat seperti ini", atau "seperti yang diharapkan".

Seorang gadis bernama Ayumi Takasegawa memerintah sebagai Ratu di SMP.

Rupanya, "Foto kakak yang keren" adalah salah satu alat Sang Ratu untuk memamerkan kekuatannya.

Yah, selama dia tidak berperilaku seperti penjahat dalam romansa wanita, Yuzuru tidak bisa berkata apa-apa.

Yuzuru memutuskan untuk berselfie dengan Ayumi.

Cekrek cekrek, Ayumi memfoto dengan tangannya yang terlatih.

"Benar juga, kurang ayah dan ibu ..."

Ayumi menoleh ke arah kedua orang tuanya untuk mengajak mereka bergabung dengannya. 

Namun, dia langsung terdiam.

Karena ...

"Mou, Kazuya-san no ecchi."

"Bukankah aku hanya mengolesi seperti biasa? Yang salah itu dirimu."

Kazuya Takasegawa dan Sayori Takasegawa ada di sana. Selagi saling menggoda, mereka mengolesi minyak matahari pada satu sama lain.

Di bawah payung pantai, mereka bermesraan tanpa mengkhawatirkan mata anak-anak mereka.

Yah, aku tidak mau memakai baju renang yang begitu berani saat aku seumuran dengan ibu...

Kesampingkan Ayumi.

Yuzuru tidak tahu apakah dia harus kagum atau hormat pada ibunya, yang memakai baju renang yang lebih "seksi" jika dibandingkan dengan baju renang Arisa tahun lalu.

"... Tidak baik mengganggu mereka."

"Ya, kurasa begitu."

Untungnya, pantai ini sudah dipesan.

Jika Yuzuru dan Ayumi tidak mengganggu, mereka tidak perlu khawatir dunia mereka berdua akan dihancurkan.

Keduanya tidak tega mengganggu orang tuanya yang sedang menikmati musim semi kedua mereka.

Tetap saja……

Meski tempat ini sudah dipesan, bukan berarti hanya ada orang-orang dari keluarga Takasegawa.

"Could you take a picture?"

[TN : (Bisakah anda mengambil gambar) karena raw pakai Bahasa Inggris, jadi tidak saya terjemahkan]

Ayumi meminta pemandu lokal, yang dengan santai berada di belakang Yuzuru dan Ayumi, untuk membantunya.

Di sisi lain, pemandu lokal menjawab sambil tersenyum.

"OK!"

Ketika dia menerima ponsel Ayumi, pemandu mengambil foto Yuzuru dan Ayumi dua kali dengan tangannya yang mahir.

"Merci beaucoup."

[TN : Terima kasih banyak]

[EN : ini Bahasa Prancis.]

Ketika Yuzuru mengungkapkan rasa terima kasihnya, pemandu lokal tersenyum dengan senyum lembut.

"Je vous en prie!"

[TN : Sama-sama]

Yuzuru dan Ayumi, yang menegaskan kalau tidak ada masalah dalam berkomunikasi dengan pengawal dan pemandu, saling memandang dan tersenyum.

"Haruskah kita meninggalkan mereka yang sedang bermesraan dan pergi snorkeling?"

"Ya, baiklah."

Yuzuru dan Ayumi bergegas ke laut bersama.

 

Translator: Exxod

Editor: Janaka


5 Comments

Previous Post Next Post


Support Us